Bapak pemilik kos di Semarang tertangkap basah sedang menyantap daging kucing. Dari video tersebut, ia mengaku bahwa ketika menyantap daging kucing gula darahnya tidak tinggi lagi.
Meskipun hal ini cukup mengejutkan, peristiwa tersebut mengingatkan kita akan pentingnya memahami interaksi kita dengan kucing, baik sebagai hewan peliharaan maupun konteks lainnya.
Gigitan dari kucing dapat menimbulkan penyakit yang serius seperti mobilitas sendi dan keterlibatan saraf. Selain itu, beberapa kondisi di bawah ini merupakan penyakit berbahaya yang bisa menular dari kucing.
Artikel lainnya: Kucing Bukan Makanan, Kucing Hewan Peliharaan
1. Toxoplasmosis
Toksoplasmosis adalah kondisi yang disebabkan oleh parasit yang hidup di dalam tubuh kucing. Kondisi ini dapat terjadi saat Kamu tidak berhati-hati saat membersihkan kotoran kucing. Sebab, parasit ini dapat masuk ke dalam tubuh dan menjadi sumber infeksi.
Menurut Center for Disease Control and Prevention, lebih dari 60 juta orang di Amerika Serikat terinfeksi parasit tersebut. Kebanyakan orang yang menderita toksoplasmosis tidak memiliki gejala.
Meski tak memiliki gejala, namun infeksi parasit ini akan sangat membahayakan janin dan wanita hamil. Contoh gejala yang mungkin timbul pada orang yang terinfeksi:
Gejala ini dapat berlangsung selama satu bulan dan biasanya akan hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, pada orang dengan kekebalan tubuh rendah dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti radang otak, kejang dan kehilangan kesadaran.
2. Cat Scratch Fever
Penyakit ini disebabkan oleh kucing yang terinfeksi bakteri Bartonella Henselae. Kamu dapat terinfeksi penyakit ini dari gigitan atau cakaran kucing yang terinfeksi. Gejala yang dirasakan yaitu pembesaran kelenjar getah bening, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, demam sampai penurunan berat badan.
Benjolan atau lepuh dapat berkembang di kulit tempat infeksi dalam 3 sampai 10 hari setelah terpapar. Sementara itu, kelenjar getah bening yang membengkak biasanya terjadi antara 1 sampai 3 minggu.
Artikel lainnya: Sederet Penyakit yang Bisa Muncul Akibat Hewan Peliharaan
3. Rabies
Rabies adalah virus yang menyerang sistem saraf. Rabies dapat menular ke manusia lewat gigitan kucing yang terinfeksi virus. Virus akan bergerak melalui lokasi gigitan ke sepanjang saraf sampai ke otak.
Masa inkubasi bisa berlangsung berminggu-minggu sampai bulan. Seiring dengan perkembangan virus, gejala yang dapat terjadi adalah halusinasi, kecemasan, perilaku takut air.
Setelah tanda klinis muncul, penyakit ini dapat berakibat fatal. Lakukan pencegahan dengan melakukan vaksinasi rabies kepada hewan peliharaan Kamu.
4. Jamur
Penyakit jamur pada kucing dapat menular ke manusia. Jamur muncul di daerah yang lembap dan hangat. Penularan terjadi melalui kontak langsung antara orang yang terinfeksi dan tidak terinfeksi.
Orang dewasa biasanya lebih kebal terhadap infeksi jamur ini, kecuali terdapat luka terbuka. Namun, anak-anak dengan kekebalan tubuh yang lebih rendah rentan terkena infeksi jamur.
Jika Kamu melihat lesi kulit yang mencurigakan, segera konsultasikan kepada dokter. Dokter dapat mendiagnosis dan kemungkinan akan memberikan krim atau obat anti jamur oles.
5. Kutu
Kutu dari kucing dapat berpindah kepada manusia. Tungau Sarcoptes scabiei sering ditemukan pada hewan peliharaan dan ditularkan ke manusia melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi.
Infeksi kutu dapat menyebabkan gatal dan iritasi hebat akibat gejala hipersensitivitas. Penyakit ini dapat berlangsung lama jika dialami oleh orang dengan kondisi kekebalan tubuh yang rendah.
6. Penyakit Cacing Pita
Kucing dapat terjangkit cacing pita yang telah mengontaminasi kutu. Penyakit dari kucing ini kemudian bisa menular ke manusia. Anak-anak dapat tertular cacing pita karena menelan kutu yang terinfeksi larva cacing pita. Biasanya, infeksi cacing pita tidak menimbulkan gejala.
Tapi beberapa gejala dapat muncul, seperti mual, sakit perut, lemas, kehilangan nafsu makan, diare, berat badan turun, hingga gangguan penyerapan nutrisi. Sebagai catatan, sebagian besar infeksi cacing pita pada manusia muncul dari konsumsi daging yang telah terkontaminasi.
7. Salmonellosis
Salmonellosis dapat ditularkan dari kucing ke manusia, penyakit ini disebabkan oleh bakteri salmonella. Kucing dapat membawa bakteri ini di saluran pencernaannya dan dapat menyebarkannya melalui kotoran mereka.
Gejala penyakit ini pada manusia meliputi diare, demam dan kram perut yang biasanya muncul 6 jam hingga 6 hari setelah infeksi dan dapat berlangsung hingga seminggu.
Artikel lainnya: Penderita Autoimun Tak Boleh Punya Hewan Peliharaan? Ini Faktanya!
Agar terhindar dari beberapa bahaya penyakit dari kucing, Kamu bisa melakukan beberapa hal berikut ini:
- Segera mencuci tangan setelah bersentuhan dengan kotoran kucing.
- Hindari mengonsumsi daging yang belum matang. Sebab, parasit toksoplasma dapat hidup di dalamnya.
- Jauhkan atau hindari anak-anak melakukan kontak langsung dengan kotoran kucing.
- Bagi ibu hamil, jangan bersentuhan dengan kotoran kucing sama sekali.
Kamu mungkin pernah mendengar tes TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes virus) untuk wanita hamil. Tes ini bertujuan menghindari bahaya infeksi yang dapat diturunkan kepada janin.
Tes toksoplasma juga diujikan di dalam tes TORCH. Jadi, jika Kamu penggemar kucing, pastikan Kamu selalu menjaga higienitas dalam memelihara kucing kesayangan Kamu.
Jika ingin tahu lebih banyak tentang kesehatan pribadi, keluarga, parenting, kehamilan, dan hewan peliharaan, segera unduh aplikasi KlikDokter atau pilih topik kesehatan sesuai kebutuhanmu.
- Healthline. Diakses 2021. Toxoplasmosis
- Healthline. Diakses 2021. Cat Scratch Disease
- Center for Disease Control and Prevention. Diakses 2021. Rabies
- Web MD. Diakses 2021. Disease You Can Get From your Pets
- Journal of clinical and diagnostic research. Diakses 202. Sarcoptic mange: a zoonotic ectoparasitic skin disease.