Mimpi buruk identik dengan rasa cemas dan ketakutan, yang dapat membangunkan seseorang dari tidurnya. Siapapun dapat mengalami mimpi buruk, namun insidennya memang lebih sering terjadi pada anak-anak. Pengalaman bermimpi buruk pun dapat membuat seseorang ketakutan untuk menghadapi momen tidur berikutnya.
Mimpi buruk didefinisikan sebagai episode terbangun berulang dari tidur disertai kemampuan mengingat kembali gambaran mental yang terjadi. Kondisi ini biasanya berkaitan dengan kecemasan, amarah, kesedihan, dan berbagai perasaan tidak menyenangkan lainnya.
Mimpi buruk dapat dialami sejak usia tiga tahun. Menurut studi, sebanyak 50 persen anak berusia 3–6 tahun mengalami mimpi buruk yang dapat menganggu tidur mereka dan orang tua. Pada usia remaja dan dewasa muda, wanita biasanya mengalami mimpi buruk lebih sering dibandingkan pria. Kendati begitu, frekuensi mimpi buruk umumnya akan berkurang seiring bertambahnya usia.
Menghindari mimpi buruk
Mengalami mimpi buruk dalam jumlah yang tidak terlalu sering masih dapat dianggap normal. Namun, mimpi buruk terjadi berulang dan lebih dari satu kali seminggu dapat menyebabkan stres psikologis, ketakutan untuk tidur dan gangguan beraktivitas di pagi hari. Bila sudah seperti ini, mimpi buruk tersebut dapat dianggap sebagai sebuah penyakit.
Lantas, bisakah mimpi buruk dihindari? Tentu bisa. Beberapa usaha dapat Anda lakukan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya mimpi buruk. Meski belum ada cara pasti, beberapa strategi berikut memiliki kemungkinan yang tinggi untuk mencegah terjadinya mimpi buruk
-
Tetap tenang dan jangan panik
Jika Anda mengalami mimpi buruk, tetaplah bersikap tenang. Tarik napas dalam-dalam dan kendalikan ketakutan yang Anda alami. Selanjutnya, pahami bahwa apa yang Anda lihat barusan adalah sebuah mimpi belaka, bukan kenyataan yang memang harus dihadapi.
-
Pahami penyebabnya
Genetik, psikologis, dan faktor organik dapat berkontribusi menyebabkan mimpi buruk. Konflik emosi yang terjadi pada siang hari serta stres psikologis juga dapat mempermudah terjadinya mimpi buruk. Beberapa kejadian traumatik seperti bencana alam, kriminalitas dan lainnya juga dapat menyebabkan seseorang mengalami mimpi buruk.
Oleh sebab itu, mencari kemungkinan penyebabnya adalah hal utama yang harus dilakukan untuk mencegah mimpi buruk terjadi kembali. Bila mimpi buruk kemungkinan berasal dari konflik emosional dengan orang lain, maka menyelesaikan masalah dan mendiskusikannya adalah jalan keluarnya.
Bila mimpi buruk berkaitan dengan insiden traumatik yang berat dan terjadi lebih dari dua kali seminggu, bantuan dokter spesialis psikiatri mungkin dibutuhkan.
-
Ciptakan suasana tidur yang menyenangkan
Buang semua beban pikiran yang membuat Anda stres berlebihan. Usahakan pula untuk membuat diri setenang mungkin dan relaks sebelum tidur. Dalam hal ini, salah satu upaya yang bisa Anda lakukan adalah mandi dengan air hangat sebelum tidur.
Selain itu, pastikan pula kondisi kamar tidur Anda nyaman dan sejuk agar Anda benar-benar merasa nyaman ketika memejamkan mata.
-
Kurangi paparan layar sebelum tidur
Orang yang terekspos layar atau monitor gawai dapat mengalami kesulitan tidur. Untuk itu, penggunaan media seperti telepon pintar, tablet, komputer, dan televisi sebaiknya dihindari dalam dua jam sebelum tidur.
Terkadang, isi dari tontonan tersebut juga dapat memengaruhi kondisi tidur Anda. Maka, berhati-hatilah dalam memilih tontonan sebelum memejamkan mata.
Demikianlah strategi yang dapat Anda lakukan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya mimpi buruk pada malam berikutnya. Pada kondisi mimpi buruk yang sangat berat dan sering, jangan ragu untuk meminta bantuan kepada psikolog untuk mendapatkan solusi terbaik untuk Anda.
[NB/ RVS]