Kasus cacar monyet sedang menggemparkan warga Singapura. Hal ini khususnya setelah salah seorang warga Nigeria diketahui positif “membawa” virus yang menyebabkan penyakit ini.
Cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh Monkeypox virus. Pada manusia, virus tersebut pertama kali diidentifikasi tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo (dikenal sebagai Zaire) pada seorang bocah laki-laki berumur 9 tahun di sebuah daerah di mana cacar sebenarnya telah dimusnahkan.
Sejak saat itu, kasus cacar monyet pada manusia telah dilaporkan terjadi di 10 negara Afrika, termasuk Zaire, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Pantai Gading, Liberia, Sierra Leone, Gabon, dan Sudan Selatan.
Artikel Lainnya: Cacar Monyet Bisa Sebabkan Kematian?
Demam Tinggi, Gejala Cacar Monyet?
Gejala cacar monyet memang mirip dengan gejala cacar pada umumnya. Bedanya terletak pada jumlah dan besarnya lenting yang muncul di kulit. Namun, bagaimana dengan demam tinggi?
"Cacar monyet dan cacar pada umumnya memiliki gejala yang relatif sama. Yaitu, demam tinggi, lalu muncul lenting-lenting di kulit. Hanya saja, cacar monyet lebih progresif, lentingnya lebih besar, lebih kelihatan, dan lebih rapat seperti berbatu-batu," ujar dr. Dyan Mega Inderawati.
Lebih lanjut, dr. Dyan Mega menjelaskan bahwa demam tinggi yang terjadi akibat cacar monyet biasanya disertai dengan sakit kepala, bengkak di kelenjar getah bening, tulang terasa sakit, dan munculnya lenting berukuran besar di kulit.
Gejala-gejala ini biasanya muncul 0–5 hari (periode invasi). Lantas, pada 1 hingga 3 hari setelah munculnya demam, ruam akan muncul semakin sering. Biasanya dimulai pada wajah dan kemudian menyebar ke area lain di tubuh.
Artikel Lainnya: 5 Penyakit Selain Cacar Monyet yang Ditularkan Hewan ke Manusia
Terkait penyebaran virus penyebab cacar monyet, Kementerian Kesehatan RI menyarankan beberapa tindakan pencegahan sebagai berikut:
- Menghindari kontak dengan tikus dan primata terinfeksi, serta membatasi paparan langsung terhadap darah dan daging yang tidak dimasak dengan baik (matang).
- Membatasi kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, atau bahan yang diduga terkontaminasi virus penyebab cacar monyet.
- Memakai sarung tangan dan pakaian pelindung lain yang sesuai saat menangani hewan terinfeksi atau ketika merawat orang yang sakit.
- Petugas kesehatan dianjurkan melakukan vaksinasi.
Kasus cacar monyet di Singapura diharapkan bisa membuat setiap orang yang tinggal di negeri itu dan sekitarnya – termasuk Indonesia – menjadi lebih waspada terhadap segala kemungkinan. Jika Anda mengalami demam tinggi dan keluhan penyerta lain yang dirasa mengarah pada penyakit cacar ini, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
(NB/ RVS)