Di tengah pandemi yang masih berlangsung, penggunaan masker sudah bukan merupakan hal yang asing lagi di masyarakat. Kesadaran untuk menerapkan kebiasaan ini tentu menjadi sesuatu yang baik. Pasalnya, ini menjadi salah satu upaya untuk mencegah penularan virus.
Namun, jenis masker seperti apa yang sebenarnya efektif untuk mencegah penularan penyakit, terutama yang diakibatkan oleh virus?
Seperti yang sudah diketahui, ada berbagai tipe masker yang dapat disesuaikan dengan tujuan pemakaian. Jadi, tidak semua masker cocok untuk semua kondisi.
Untuk mencegah penularan penyakit akibat virus, misalnya, Anda tentu tidak boleh menggunakan jenis masker yang salah. Agar penggunaan masker sesuai dengan fungsinya, simak panduan mengenai jenis-jenis masker untuk mulut dan perbedaannya berikut ini.
1. Masker Kertas atau Kain
Jenis masker ini termasuk yang lazim digunakan sehari-hari dan bukan untuk tujuan medis. Masker kain dapat dicuci dan dipakai berulang, sedangkan masker kertas meski memiliki bentuk yang serupa dengan masker operasi (surgical mask), tetapi memiliki fungsi dan karakter yang sangat berbeda.
Baik masker kertas atau kain, keduanya tidak tahan air sehingga tidak dapat melindungi dari penularan penyakit akibat droplet atau cairan tubuh.
Oleh sebab itu, tipe masker ini hanya berfungsi mencegah transfer partikel besar, misalnya untuk mencegah makanan terkena liur saat mempersiapkan makanan di restoran.
Artikel Lainnya: Benarkah Mengenakan Masker di Dagu Bisa Membahayakan Kesehatan?
2. Masker Bedah (Surgical Mask)
Dari berbagai macam masker yang ada, masker medis atau masker bedah menjadi salah satu tipe masker yang ‘diburu’ oleh masyarakat.
Memiliki bentuk dan tampilan yang serupa dengan masker kertas, tak jarang membuat masyarakat keliru antara pemanfaatan masker bedah dengan masker kertas.
Meski serupa, yang khas dari masker bedah adalah memiliki warna lapisan yang berbeda antara sisi luar dengan sisi dalam. Salah satu sisi masker bedah biasanya berwarna hijau atau biru (bukan abu-abu, berbeda dengan masker karbon aktif).
Jenis masker ini paling dianjurkan digunakan saat berada dalam kondisi berisiko tinggi penularan penyakit, misalnya ketika ada wabah virus.
Masker ini biasa digunakan dalam lingkungan penyedia layanan kesehatan. Hal itu tak mengherankan karena jenis masker ini memiliki tingkat filtrasi kuman hingga lebih dari 80 persen.
Agar dapat berfungsi dengan baik, penggunaan masker bedah harus benar dan sesuai dengan petunjuk penggunaannya.
Perhatikan sisi atas-bawah dan luar-dalam dari surgical mask. Sisi dengan kawat berada di atas untuk menyesuaikan bentuk masker dengan lekuk hidung, dan sisi berwarna ada di bagian luar karena menjadi bagian yang tahan dari cairan.
Perlu untuk Anda ingat, jenis masker ini sekali pakai dan tidak dianjurkan untuk pemakaian berulang.
Artikel Lainnya: Cara Membedakan Masker Kesehatan Asli dan Palsu
3. Respirator N-95, N-99 dan N-100
Berbeda dengan masker biasa, penamaan respirator pada jenis pelindung ini sesuai dengan fungsinya, yaitu menyaring udara dari kontaminan atau partikel udara yang ukurannya sangat kecil.
Menurut Health Sciences Authority, kode 95 pada respirator artinya dapat menyaring hingga 95 persen partikel udara berukuran 0.3 mikron.
Terdapat respirator serupa dengan kode angka yang lebih tinggi seperti N-99 dan N-100 yang menunjukkan kemampuannya menyaring partikel sejenis.
Jika N-99 mampu menyaring udara hingga 99 persen, maka masker N-100 bisa memfilter udara sampai 100 persen.
Meski dapat digunakan dalam kondisi pencegahan penularan penyakit akibat virus, tipe masker ini sebenarnya tidak diperlukan karena fungsinya sudah dipenuhi oleh masker bedah.
Selain karena harganya lebih mahal dan susah didapat, jenis masker ini tidak nyaman bila digunakan dalam waktu lama. Respirator N-95 juga merupakan pelindung sekali pakai sehingga harus segera buang setelah satu kali pemakaian.
Artikel Lainnya: Alasan CDC Larang Masker Exhaust dan N95 untuk Awam
Kendati demikian, masker respirator N-95 diperbolehkan dipakai berulang kali dengan syarat terbatasnya jumlah alat pelindung diri dalam kondisi wabah atau darurat.
Tentunya, perpanjangan durasi pemakaian berulang respirator N-95 boleh dilakukan dengan berbagai syarat, di antaranya:
- Respirator belum terkontaminasi, misalnya oleh benda yang terdapat kuman atau cairan tubuh penderita penyakit menular.
- Tidak ada riwayat kontak antara pemakai dengan suspect.
- Bentuk masih utuh dan layak, serta masih bisa digunakan untuk bernapas.
- Disimpan sesuai prosedur; digantung di ruangan bersih atau disimpan dalam kotak penyimpanan bersirkulasi, serta tidak bersentuhan dengan respirator lainnya.
- Cuci tangan dengan air dan sabun atau cairan disinfektan sebelum melepas, menyimpan, dan memakai kembali respirator.
Kini, Anda sudah lebih paham tentang jenis-jenis masker untuk kesehatan. Tak perlu panik saat menghadapi isu wabah seperti virus corona. Tetaplah tenang dan selalu jaga higienitas diri serta lingkungan untuk tekan risiko penularan. Jangan lupa gunakan jenis masker yang sesuai saat Anda harus ke tempat yang berisiko.
Ingin tahu beragam tips kesehatan lainnya? Download aplikasi Klikdokter sekarang!
[WA]