Probiotik adalah mikroorganisme baik yang punya banyak manfaat untuk tubuh, terutama bagi pencernaan dan sistem imun. Menengok manfaat probiotik tersebut beberapa orang bertanya-tanya apakah probiotik juga dapat membantu menurunkan berat badan.
Lengkapnya, probiotik adalah bakteri baik di dalam usus yang akan menghasilkan antibiotik, yang membantu kebutuhan khusus dalam proses metabolisme dan meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini disampaikan oleh dr. Melyarna Putri, MPH, M.Gizi, dari KlikDokter.
“Supaya dapat bekerja dengan baik, probiotik harus diberi ‘makanan’ yang sesuai, yaitu berupa serat. Nantinya, probotik akan menghasilkan short-chain fatty acids (SCFAs), yakni hasil akhir fermentasi probiotik terhadap serat. SCFAs ini berperan penting untuk kesehatan usus,” jelas dr. Melyarna.
Bakteri baik yang termasuk dalam probiotik contohnya adalah Bifidobacterium dan laktobasilus. “Tidak hanya untuk kesehatan usus, konsumsi probiotik juga dapat menurunkan risiko penyakit diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah, dan penyakit ginjal,” tambah dr. Melyarna.
Bisakah probiotik diandalkan untuk menurunkan berat badan?
Ada banyak mikroorganisme berbeda di dalam maupun yang menempel di permukaan tubuh manusia, yang sebagian besar sifatnya “ramah”. Namun seperti dilansir dari Medical News Today, beberapa peneliti menganggap beberapa bakteri berkontribusi terhadap naik dan turunnya berat badan.
Di dalam usus, bakteri bermanfaat untuk memecah dan mencerna makanan. Mereka juga membantu menciptakan nutrisi dan vitamin untuk selanjutnya digunakan tubuh. Bakteri probiotik memakan serat dan mengubahnya menjadi senyawa yang bermanfaat.
Sistem pencernaan yang tidak sehat dapat menyebabkan disbiosis, yang mengacu pada ketidakseimbangan mikroba di dalam usus. Jika pertumbuhan bakteri jahat terlalu banyak, jumlah bakteri baik tak akan cukup untuk mengimbanginya. Selain itu, kondisi tersebut berarti keanekaragaman bakteri di dalam usus lebih rendah.
Ada studi tahun 2013 yang menyebut bahwa disbiosis usus berkontribusi pada perkembangan obesitas, meskipun itu bukanlah penyebab yang mendasari. Sedangkan pada studi di jurnal “Postgraduate Medicine” tahun 2015, orang dengan berat badan normal dan orang dengan obesitas menunjukkan perbedaan nyata pada flora usus mereka. Didapat hasil bahwa mengubah flora usus pada hewan menyebabkan berat badannya naik atau turun, tetapi tidak demikian pada manusia.
Temuan di atas menunjukkan, bagaimanapun juga, terdapat perubahan flora di usus saat berat badan naik. Sementara perubahan dikaitkan dengan obesitas, tampaknya itu bukanlah penyebab yang mendasari.
Peneliti juga mengidentifikasi beberapa faktor yang dapat mengubah flora usus, dari pola kurus menjadi obesitas, yaitu:
- Diet tinggi lemak
- Diet tinggi kalori
- Penggunaan pemanis buatan
- Terganggunya ritme diurnal
Bukti bahwa probiotik mungkin bisa bantu turunkan berat badan
Ada sedikit bukti yang menemukan bahwa beberapa probiotik mungkin dapat membantu dalam menurunkan berat badan. Studi di jurnal “British Journal of Nutrition” tahun 2014 meneliti tentang efek probiotik jenis Lactobacillus rhamnosus, pada orang dengan obesitas.
Wanita yang mengonsumsi suplemen probiotik berat badannya turun lebih banyak selama masa studi, dibandingkan dengan wanita yang mengonsumsi plasebo. Sebagai tambahan, grup yang diberi suplemen probiotik berat badannya terus turun bahkan pada tahap pemeliharaan berat badan, setelah mereka selesai diet. Pada pria, efek ini tak terlihat.
Ada pula studi tahun 2013 di “Journal of Functional Food” yang menelaah efek Lactobacillus fermentum dan Lactobacillus amylovorus. Saat studi berlangsung, individu yang kelebihan berat badan tetapi sehat diberikan yoghurt yang mengandung strain laktobasilus tersebut selama 6 minggu. Pada akhir masa studi, lemak tubuh partisipan berkurang sebanyak 3-4 persen.
Studi lainnya di “British Journal of Nutrition” tahun 2013 juga meneliti efek Lactobacillus gasseri dan hilangnya lemak. Para partisipan yang punya kelebihan lemak perut, yang diberikan produk susu fermentasi yang mengandung bakteri tersebut, tercatat kehilangan 8,2-8,5 persen lemak perutnya selama 12 minggu. Meski begitu, saat konsumsi dihentikan, lemak perutnya itu kembali. Sehingga, perlu ada penelitian lanjutan.
Keberagaman bakteri yang rendah juga mungkin memengaruhi obesitas. Sebagai contoh, ulasan di jurnal “Clinical Liver Disease” tahun 2015 menemukan adanya kaitan antara keragaman flora usus dan inflamasi dalam tubuh.
Selain itu, kurang beragamnya mikroba juga merupakan faktor risiko gangguan kesehatan yang berhubungan dengan obesitas, seperti sindrom metabolik dan diabetes tipe 2.
Turunkan berat badan dengan cara yang pasti-pasti saja!
Menurunkan berat badan memang perlu usaha, dan tidak bisa didapat secara instan. Daripada mengandalkan probiotik yang belum pasti, lebih baik ikuti tips sukses menurunkan berat badan tanpa efek yo-yo yang diberikan oleh dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, berikut:
-
Pola makan rendah kalori, tinggi protein, dan tinggi serat
“Konsumsi protein dan serat dapat mengurangi nafsu makan berlebih dan memberi efek kenyang, sehingga mencegah Anda makan berlebihan. Selain itu, protein juga tetap dapat menjadi sumber energi,” jelas dr. Sepriani.
-
Tidak melewatkan sarapan
Orang yang rutin sarapan sehat cenderung memiliki pola makan yang sehat pula sepanjang hari. Menurut dr. Sepriani, sebuah penelitian menyebutkan, orang yang rutin sarapan dapat mempertahankan penurunan berat badannya hingga satu tahun.
-
Rutin cek berat badan
Timbang berat badan setidaknya satu kali seminggu. Hal ini dapat membuat Anda lebih waspada jika mendapati angka timbangan bergeser ke kanan.
-
Menjaga pola makan sehat
Makan sehat tak cuma Senin-Jumat, tetapi termasuk akhir pekan dan liburan. Usahakan untuk konsisten dengan pola makan yang dianjurkan di atas.
-
Olahraga teratur
Olahraga secara rutin penting untuk membakar kalori dan meningkatkan metabolisme tubuh. “Keduanya berguna untuk mempertahankan berat badan dan menjaga agar tubuh tetap sehat. Frekuensi olahraga yang disarankan adalah 5 kali dalam seminggu selama 30 menit,” pungkas dr. Sepriani.
Konsumsi probiotik memang menyehatkan. Namun, kaitan antara probiotik dan kemampuannya dalam menurunkan berat badan masih harus diteliti lebih lanjut. Daripada mengandalkan cara yang tidak pasti, sebaiknya Anda mengikuti saran di atas agar Anda sukses menurunkan berat badan sekaligus mempertahankannya. Semoga berhasil!
[RVS]