Teknologi berkembang pesat dalam dua dekade terakhir dan mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi dan berkomunikasi.
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menjadi salah satu teknologi yang banyak dibahas saat ini.
Tidak sedikit yang merasakan manfaat dari AI dan beberapa orang masih mengukur risiko yang bisa ditimbulkan.
Visualisasi penggunaan AI pernah dimuat dalam sebuah film berjudul “Her” yang menceritakan pria kesepian dan memiliki hubungan romantis dengan kecerdasan buatan berwujud wanita.
Bersama Psikolog Iswan Saputro dan tim redaksi KlikDokter akan menjelaskan tentang bagaimana kondisi psikologis dibalik penggunaan AI dan kaitannya dengan kesehatan mental, terutama rasa kesepian.
AI dan Kesehatan Mental
Penggunaan teknologi dapat mempengaruhi bagaimana kebiasaan dan gaya hidup seseorang. Melalui bantuan AI banyak aktivitas atau pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
Terlalu bergantung pada efektivitas atau efisiensi dari penggunaan AI akan mempengaruhi kondisi psikologis penggunanya.
AI dapat mempersingkat proses berpikir dan interaksi sosial untuk menyelesaikan atau mendapatkan sesuatu.
Jika tidak ada kontrol diri yang baik, kemudahan dari penggunaan AI ini dapat menurunkan daya kritis dan kedekatan emosional dengan orang lain.
Artikel lainnya: Apa Itu Kecerdasan Emosional, Manfaat, dan Ciri-Cirinya?
Menurunnya daya kritis dan kedekatan emosional dengan orang lain dapat mempengaruhi kualitas hubungan sosial pengguna teknologi AI.
Risiko perasaan terisolasi, kecemasan, dan kesepian dapat meningkat seiring ketergantungan pada penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari.
Fenomena Ketergantungan pada AI
Kemudahan yang diberikan dari penggunaan AI dapat mempengaruhi kondisi psikologis penggunanya.
Berikut sejumlah alasan yang membuat AI memiliki daya tarik untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Kustomisasi interaksi
Kustomisasi interaksi dalam menggunakan AI memberikan kesan personal dan perasaan dipahami. Kondisi ini yang membuat penggunanya merasa nyaman menghabiskan waktu yang lama dengan AI.
2. Efisien dan tidak ada batasan
Akses informasi yang cepat dan tidak terbatas membuat pengguna teknologi AI dapat menemukan hal baru yang menarik dengan mudah.
Ini mendorong pengguna AI untuk mengeksplorasi apapun yang sedang diminati tanpa ada batasan.
3. Tidak ada penghakiman
Tidak adanya batasan dan respon negatif dari teknologi AI membuat penggunanya merasa aman secara psikologis. Eksplorasi terhadap hal baru menjadi bebas untuk dilakukan oleh penggunanya.
Mudah terpenuhinya kebutuhan informasi dapat membuat para penggunanya mengandalkan AI dalam banyak aspek hidup.
Namun, terlalu mengandalkan AI dapat menurunkan minat sosial seseorang untuk membangun hubungan emosional dengan orang lain untuk saling membantu.
Jika sampai pada kondisi selalu mengandalkan AI dan merasa tidak membutuhkan dukungan dari orang lain, maka perlu disadari kembali tentang pentingnya dukungan emosional yang diperoleh dari hubungan interpersonal.
Dampak Psikologis Penggunaan AI
Berikut resiko atau dampak psikologis yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan penggunaan AI yang buruk:
1. Kecemasan
Kecemasan dapat muncul dari sikap mempertanyakan atau tidak yakin dengan hasil yang diperoleh AI, seperti jawaban, rencana, analisa, atau informasi yang diberikan dalam waktu yang sangat cepat.
2. Kecanduan
Penggunaan berlebihan teknologi dapat menciptakan perilaku kecanduan untuk tetap terhubung dengan gawai yang dimiliki, memeriksa berulang hasil yang diperoleh, dan kesempatan eksplorasi tanpa batas.
3. Demotivasi
Bergantung dengan akses yang cepat untuk mengerjakan atau mendapatkan sesuatu dengan AI dapat meningkatkan risiko mudah mengalami demotivasi dalam menyelesaikan pekerjaan yang membutuhkan analisa mendalam dan jangka panjang.
4. Isolasi sosial
Terlalu mengandalkan AI untuk menjawab rasa ingin tahu dapat menurunkan minat interaksi sosial dan munculnya perasaan terisolasi dari lingkungan.
Artikel lainnya: Manfaat Social Bubble untuk Kesehatan Mental
Cara Menggunakan AI yang Sehat
Penggunaan AI yang sehat dapat menurunkan risiko ketergantungan dan dampak psikologis lainnya dengan melakukan cara berikut:
1. Kesadaran dalam penggunaan
Memiliki kesadaran dan kontrol diri yang baik dalam menggunakan AI dapat memberikan kemudahan dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan mendukung produktivitas.
2. Fokus pada manfaat
AI menawarkan banyak informasi tidak terbatas yang dapat memberikan banyak manfaat dan wawasan baru jika digunakan dengan bijak.
3. Beradaptasi dengan AI
Dengan mengikuti perkembangan dan cara menggunakan AI dengan bijak dapat memunculkan rasa percaya diri terhadap penguasaan teknologi dan terhindar dari perasaan rendah diri atau tertinggal.
4. Mengutamakan interaksi sosial
Menggunakan interaksi sosial untuk mendapatkan kenyamanan dan dukungan psikologis tetap dipertahankan ditengah maraknya penggunaan AI dalam berkomunikasi.
5. Utamakan hasil yang autentik
Informasi yang diberikan oleh AI belum tentu sesuai dengan standar, konteks, atau prinsip yang dimiliki sehingga membutuhkan penilaian pribadi terhadap informasi apapun yang disajikan.
6. Jadikan AI sebagai referensi
Tidak menjadikan AI sebagai jawaban utama atau satu-satunya atas rasa ingin tahu dapat menjaga daya kritis dalam menerima informasi yang disajikan.
Fenomena ketergantungan penggunaan AI pada masyarakat modern dapat mempengaruhi kesehatan mental dalam jangka panjang.
Kondisi terlalu mengandalkan ini dapat menurunkan daya kritis dan interaksi sosial saat harus menyikapi atau menyelesaikan sesuatu.
Interaksi dan hubungan emosional manusia tidak dapat digantikan oleh mesin AI sehingga tetap perlu menjaga dan memiliki support system.
Hal ini akan mencegah rasa kesepian di tengah perkembangan teknologi yang pesat. Hubungan emosional yang baik juga menjadi ciri seseorang yang sehat secara psikologis.
Jika kamu masih memiliki pertanyaan seputar topik diatas, jangan sungkan untuk tanya psikolog. Kamu juga bisa buat janji dengan psikolog di KlikDokter.
Tak lupa, unduh aplikasi KlikDokter untuk mengetahui informasi lengkap seputar kesehatan mental lainnya.
Yuk, #JagaSehatmu selalu!