Pemeriksaan LDH: Fungsi, Manfaat, dan Hasil Normalnya

Ketika memeriksakan diri ke dokter, mungkin kamu akan diminta untuk melakukan tes darah, salah satunya pemeriksaan LDH alias lactate dehydrogenase. Biasanya, dilakukannya tes LDH bertujuan untuk membantu mendiagnosis dan memantau kondisi kesehatan tertentu.

Lalu, penyakit apa yang bisa dideteksi dari pemeriksaan LDH? Bagaimana jika hasil tes LDH tidak normal? Mari ketahui selengkapnya seputar tes LDH dengan membaca ulasan di bawah ini.

Apa Itu Tes LDH?

Dijelaskan dr. Atika, LDH adalah salah satu enzim di sel-sel yang terlibat dalam proses pembentukan energi.

“Berbagai jaringan tubuh mengandung enzim ini, termasuk di darah, jantung, ginjal, otak, dan paru-paru. Ketika organ-organ ini rusak, maka akan terjadi peningkatan LDH di darah,” jelasnya.

Artinya, pemeriksaan lactate dehydrogenase adalah tes yang dilakukan untuk mengukur tingkat LDH dalam darah atau cairan tubuh lainnya untuk memeriksa kerusakan jaringan atau adanya penyakit tertentu dalam tubuh.

Terdapat 5 bentuk LDH yang berbeda-beda yang disebut isoenzim. Umumnya, isoenzim LDH yang berbeda-beda ini ditemukan di jaringan tubuh yang berbeda-beda, seperti:

• LDH-1: jantung dan sel darah merah
• LDH-2: jantung dan sel darah merah
• LDH-3: jaringan getah bening, paru-paru, trombosit, pankreas
• LDH-4: hati dan otot rangka
• LDH-5: hati dan otot rangka

Artikel Lainnya: Jenis-Jenis Tes Darah yang Perlu Diketahui

Apa Manfaat Tes LDH?

Pada dasarnya, LDH adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan adanya kerusakan jaringan dalam tubuh.

Dikutip dari Medline Plus, pemeriksaan laktak dehidrogenase juga dilakukan untuk memantau sejumlah gangguan yang menyebabkan kerusakan jaringan, seperti:

• Anemia
• Penyakit hati
• Penyakit paru-paru
• Sejumlah jenis infeksi

Selain itu, dokter juga menggunakan pemeriksaan LDH untuk menilai tingkat keparahan jenis kanker tertentu dan memantau kemoterapi untuk jenis kanker tertentu. Tes lactic dehydrogenase akan menunjukkan apakah pengobatan yang dilakukan berhasil atau tidak.

Karena penggunaan tes LDH bisa digunakan untuk berbagai kondisi, termasuk LDH tumor marker atau penanda tumor, maka ada baiknya untuk bertanya terlebih dahulu apa tujuan dilakukannya pemeriksaan LDH.

Artikel Lainnya: Mengenal Komponen Darah dan Fungsinya

Hasil Pemeriksaan LDH

Selama pemeriksaan LDH, dokter atau perawat akan mengambil sampel darah dari pembuluh darah di lengan. Setelah jarum dimasukkan, sejumlah kecil darah akan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Terkadang, LDH juga diukur dalam cairan tubuh lain, seperti sumsum tulang belakang, paru-paru, atau perut.

Secara umum, kisaran nilai normal LDH adalah 135-225 unit per liter (U/L) untuk laki-laki dan 135-214 U/L untuk perempuan. Biasanya, anak-anak memiliki tingkat LDH normal yang lebih tinggi daripada orang dewasa.

Apabila hasil tes LDH tinggi, ini menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan atau menjadi tanda sebuah penyakit, seperti:

• Anemia
• Penyakit ginjal
• Penyakit hati
• Cedera otot
• Serangan jantung
• Pankreatitis
• Infeksi seperti meningitis, ensefalitis, dan infeksi mononukleosis
• Jenis kanker tertentu, termasuk limfoma dan leukemia (kanker darah)

Selain itu, tingkat LDH yang lebih tinggi dari normal juga menjadi tanda bahwa pengobatan untuk kanker tidak bekerja.

Sedangkan jika hasil LDH rendah artinya tubuh mengalami penurunan fungsi dalam memecah gula yang digunakan sebagai energi dalam sel, khususnya sel otot. Namun, sangat jarang untuk seseorang memiliki kadar LDH yang rendah.

Pada dasarnya, mengukur LDH menjadi metode yang berguna bagi dokter untuk mengevaluasi kondisi medis tertentu. Bila dokter menyarankan untuk melakukan tes LDH, kamu bisa booking pemeriksaan kesehatan dan lab di KlikDokter.

Jika punya pertanyaan seputar pemeriksaan LDH, kamu juga bisa konsultasi dengan menggunakan fitur Tanya Dokter. Yuk, #JagaSehatmu dan unduh aplikasi KlikDokter untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan yang lengkap.

(NM)