Penderita migrain tentu sudah hafal betapa tidak enaknya jika gejalanya muncul. Sakit kepala tersebut benar-benar merusak mood dan menghambat aktivitas.
Melihat sinar yang terang pun tak bisa karena mata sensitif sekali saat migrain menyerang.
Namun nyatanya, masih ada satu hal lagi yang perlu dikhawatirkan. Bukan kekambuhan biasa, melainkan migralepsy!
Menurut dr. Devia Irine Putri, migralepsy atau migralepsi adalah suatu bangkitan kejang epilepsi yang dipicu oleh serangan migrain.
Umumnya, kejang baru muncul satu jam setelah sakit kepala sebelah. Baik migrain maupun epilepsi sama-sama bisa menimbulkan muntah dan perubahan visual.
Penyebab Migralepsy
Mengutip dari Healthline, para ilmuwan sebenarnya telah memperdebatkan keberadaan dan terminologi penyakit ini selama beberapa waktu.
Saat ini, International Classification of Headache Disorders(ICHD-3) menyebut fenomena migralepsy sebagai "kejang yang dipicu migrain aura".
Namun, otoritas epilepsi belum mengakui kondisi tersebut. Belum diketahui alasan mengapa mereka belum mengakuinya.
Artikel Lainnya: Migrain Okular, Penyakit Apakah Itu?
Padahal, studi yang berjudul Migralepsy and Related Conditions: Advances in Pathophysiology and Classification melaporkan 17 persen penderita migrain akan mengalami epilepsi.
Lalu, orang dengan epilepsi akan mengalami frekuensi episode migrain 8,4 - 20 persen. Sama seperti beberapa penyakit lainnya, penyebab dari migrain epilepsi ini masih belum diketahui secara pasti.
“Karena pada dasarnya, keduanya berhubungan erat dengan aktivitas ‘listrik’ di otak penderita. Tetapi, ada beberapa faktor yang mungkin berperan terhadap kondisi, seperti abnormalitas kanal ion di otak dan faktor genetik,” kata dr. Devia.
Ia menambahkan, “Gangguan metabolisme, terutama magnesium, juga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami migralepsy.”
Penderita migrain biasanya memiliki kadar magnesium yang rendah ketimbang orang lain. Terdapat sebuah penelitian yang memeriksa efektivitas magnesium terhadap masalah sakit kepala sebelah.
Ketika mereka diberikan suplemen magnesium, frekuensi kekambuhan migrainnya berkurang hingga lebih dari 40 persen.
Selain suplemen, Anda bisa mengonsumsi biji-bijian dan kacang-kacangan untuk mendapatkan asupan magnesium.
Artikel Lainnya: Waspada, Migrain Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Sementara itu, penelitian dalam negeri yang dilakukan Universitas Sumatera Utara juga mendapat temuan terkait magnesium dan kejang.
Mereka menemukan bahwa anak-anak yang epilepsinya sering kambuh memiliki kadar magnesium yang rendah di dalam darahnya.
Magnesium merupakan salah satu kation (ion bermuatan positif) yang berperan penting untuk memelihara sistem susunan saraf pusat.
Apabila ada gangguan magnesium, dalam hal ini kadarnya terlalu rendah, iritabilitas pada sistem saraf dan serangan kejang bisa terjadi.
Gejala Migralepsy yang Mesti Diwaspadai
Berikut adalah gejala migralepsi yang akan Anda alami menurut ICHD-3:
- Pertama, Anda akan mengalami sakit kepala sebelah dengan aura. Aura adalah kumpulan gejala neurologis yang muncul bertahap. Anda mungkin mengalami semua atau hanya sebagian.
- Aura terjadi beberapa menit atau jam sebelum sakit kepala dimulai dan setiap gejala dapat berlangsung sekitar satu jam. Aura juga bisa terjadi selama sakit kepala.
- Gejala visual atau “aura visual” adalah yang paling umum. Misalnya, mungkin Anda melihat pola zig-zag atau garis bergelombang di titik yang Anda fokuskan.
- Gejala sensorik juga akan muncul. Anda mungkin merasakan kesemutan atau mati rasa.
Artikel Lainnya: Bisakah Penderita Epilepsi Sembuh?
- Bagi beberapa orang, kelemahan otot dan gangguan bicara mendadak juga bisa terjadi.
- Satu jam setelahnya, Anda akan mengalami kejang. Anda akan bergerak tanpa disengaja dalam waktu singkat. Kondisi ini dapat memengaruhi seluruh atau sebagian tubuh.
- Kendali terhadap kandung kemih atau usus Anda juga hilang. Bahkan bukan tak mungkin penderitanya akan pingsan.
Jika kejang berlangsung selama lebih dari 5 menit, penderitanya harus segera mendapat bantuan medis darurat dari dokter.
Untuk mencegah sakit kepala sebelah menuju ke tahap kejang, segera konsumsi obat migrain Anda dan beristirahatlah.
Ada baiknya jika frekuensi kekambuhan migrain sudah terlalu sering, Anda memeriksakan diri ke dokter.
Bila masih ada pertanyaan seputar penyakit, konsultasikan langsung pada pakarnya lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.
(OVI/AYU)