Sate alias satai adalah salah satu jenis makanan yang cukup populer di Indonesia. Bagi orang yang tidak suka hidangan gulai, kari, atau tongseng, satai bisa menjadi pilihan.
Salah satu jenis satai yang banyak digemari adalah sate kambing. Tidak sedikit orang menyukai sate kambing setengah matang (medium rare), karena dagingnya dinilai tidak terlalu keras ketika dikunyah dan masih juicy.
Sementara, ada pula orang yang lebih memilih sate kambing gosong, sebab dinilai lebih lezat berkat sensasi asap dan “bakar” (smoky) yang lebih kuat.
Meski begitu, dua olahan satai kambing tersebut ternyata berbahaya bagi kesehatan.
Efek Makan Sate Kambing Setengah Matang
Apakah selama ini kamu suka makan sate kambing setengah matang? Jika ya, kamu perlu berhati-hati.
Saat makan daging mentah, kamu berisiko besar mengalami keracunan makanan. Sebab, makanan mentah rentan terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit.
Biasanya, kontaminasi terjadi selama penyembelihan ketika usus hewan secara tidak sengaja tergores dan menyebabkan patogen berbahaya masuk ke daging.
Patogen dalam daging mentah, termasuk Salmonella, Clostridium perfringens, E. coli, dan Listeria monocytogenes.
Artikel lainnya: Makan Mentimun Setelah Santap Sate Bisa Bantu Cegah Penyakit
Efek makan sate kambing setengah matang yang terkontaminasi mikroorganisme di atas, bisa menimbulkan mual, muntah, diare, keram perut, demam, dan sakit kepala. Sederet gejala ini biasanya muncul dalam 24 jam pertama setelah mengonsumsi makanan.
Jika kamu meyakini manfaat sate kambing setengah matang lebih baik untuk kesehatan karena tidak banyak kandungan vitamin yang terbuang saat proses memasak, pikirkanlah bahaya kontaminasi di atas.
Efek Makan Sate Kambing Gosong
Sate kambing gosong juga tidak lebih baik daripada sate kambing setengah matang. Soalnya, ada senyawa kimia dalam daging gosong yang dapat membahayakan kesehatan, seperti polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) dan heterocyclic amines (HCA).
Menurut penelitian yang dimuat Cancer Medicine, PAH terbentuk dari lemak dan cairan daging yang menetes ke api saat memasak. Reaksi antarmolekul, termasuk asam amino dan gula saat membakar daging kemudian menghasilkan HCA.
Kedua senyawa kimia ini diyakini dapat meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Penelitian menemukan bahwa hewan yang diberikan makanan dengan kandungan HCA dan PAH mengembangkan berbagai jenis kanker, seperti kanker usus, hati, dan prostat.
Meski begitu, senyawa yang digunakan dalam penelitian memiliki dosis sangat tinggi, setara dengan ribuan kali dosis yang dikonsumsi seseorang dalam diet normal.
Namun, kamu tidak perlu mengkhawatirkan bahaya sate gosong. Untuk berkembang menjadi kanker, butuh proses yang cukup lama. Jika hanya sesekali mengonsumsi daging gosong, hal ini tak langsung membuat kamu terkena penyakit kanker.
Artikel lainnya: Cara Memasak Daging Kambing Agar Empuk dan Tidak Bau
Adakah yang Lebih Baik?
Pikirkan kembali jika kamu ingin mengonsumsi sate kambing setengah matang ataupun gosong. Tidak ada yang lebih baik dari kedua cara pengolahan daging tersebut.
Sate kambing setengah matang dapat membuat kamu keracunan makanan. Sedangkan sate kambing gosong diduga bisa meningkatkan risiko kanker.
Meski bahaya sate gosong masih menuai pro dan kontra, American Institute for Cancer Research (AICR) menjelaskan bahwa kebiasaan makan daging merah dan daging olahan dalam jumlah besar meningkatkan risiko kanker usus besar, terlepas dari cara kamu memasaknya. Jadi, batasi konsumsi daging kamu sehari-hari, ya!
Selain itu, terdapat sejumlah cara membuat sate kambing sehat, antara lain:
- Buang lemak pada daging kambing
- Saat membakar sate, pastikan alat bakar tidak berkarat dan tidak kotor. Kalau panggangan sudah berkarat dan susah dibersihkan, lebih baik panggang di atas teflon baru. Sehabis itu, tusuk daging pakai tusukan sate
- Saat memanggang, ganti mentega dengan minyak yang lebih sehat, misalnya minyak zaitun atau minyak kanola
- Perhatikan waktu membakarnya, jangan sampai gosong atau masih mentah. kamu bisa melihat perubahan warnanya. Kalau sudah kecokelatan, berarti sudah matang
- Tidak perlu langsung memasak dalam porsi besar. Secukupnya saja, jadi daging bisa disimpan dalam freezer dan dimasak lagi lain kali
- Terakhir, imbangi juga dengan menu sayuran. Sebisa mungkin olahan sayurnya bukan yang dimasak dengan santan. Kamu juga bisa membuat minuman segar dari buah, misalnya es mentimun
Pada dasarnya, sate kambing setengah matang ataupun gosong sama-sama tidak baik untuk dikonsumsi. Namun, bila dilihat dari tingkat kedaruratannya, sate kambing setengah matang lebih berbahaya karena infeksi kuman dapat menciptakan penyakit lebih cepat.
Meski begitu, kamu tidak disarankan untuk sering mengsonsumsi makanan gosong. Karenanya, #JagaSehatmu dan masaklah daging dengan tingkat kematangan yang tepat, tidak gosong dan tidak setengah matang, apalagi mentah.
Apabila kamu mengalami gangguan kesehatan akibat makan sate kambing mentah, segera hubungi dokter. Konsultasi lebih mudah, pakai fitur konsultasi dokter spesialis gizi di KlikDokter! Ikuti terus informasi lengkap seputar kesehatan terbaru dengan mengunduh aplikasi KlikDokter, ya!
(ADT/JKT)
Referensi:
- Animal Nutrition (Heredia, N., & García, S.). Diakses 2022. Animals as sources of food-borne pathogens: A review.
- AIMS microbiology (Bintsis T.). Diakses 2022. Foodborne pathogens.
- Cancer Medicine (Joshi, A. D., Kim, A., Lewinger, J. P., Ulrich, C. M., Potter, J. D., Cotterchio, M., Le Marchand, L., & Stern, M. C.). Diakses 2022. Meat intake, cooking methods, dietary carcinogens, and colorectal cancer risk: findings from the Colorectal Cancer Family Registry.
- Cancer Science (Sugimura, T., Wakabayashi, K., Nakagama, H., & Nagao, M.). Diakses 2022. Heterocyclic amines: Mutagens/carcinogens produced during cooking of meat and fish.
- National Cancer Institute. Diakses 2022. Chemicals in Meat Cooked at High Temperatures and Cancer Risk.
- American Institute for Cancer Research. Diakses 2022. How Can You Make Grilling Safe?