Ketika sakit kepala, demam, dan nyeri pada tubuh datang, obat yang biasa diandalkan orang adalah parasetamol dan ibuprofen. Selain memang ampuh untuk mengusir keluhan-keluhan tersebut, kedua jenis obat ini juga sangat mudah ditemukan di pasaran dalam beragam merek. Meski begitu, bagi orang-orang yang punya riwayat alergi obat, Anda mesti berhati-hati karena keduanya disinyalir dapat memicu alergi.
Penderita gangguan hati perlu hindari parasetamol
Ketimbang ibuprofen, mungkin parasetamol lebih terdengar familiar di telinga Anda. Parasetamol juga memiliki nama lain, yakni asetaminofen. Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, obat yang termasuk ke dalam golongan obat bebas ini dianggap aman untuk ibu hamil asalkan sesuai dosis dan anjuran dokter.
Namun, pada orang yang memiliki gangguan fungsi hati, parasetamol sebaiknya dihindari. Itu karena setelah masuk ke dalam tubuh, parasetamol akan menghasilkan metabolit bernama N-acetyl-p-benzoquinone imine (NAPQI).
Akan tetapi, saat dikonsumsi dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang cukup lama, zat tersebut akan terakumulasi banyak di dalam hati. Akibatnya bisa menyebabkan kerusakan dan kematian sel hati.
Ibuprofen bekerja dengan menghambat enzim
Ibuprofen termasuk ke dalam jenis obat antiinflamasi nonsteroid. Sama seperti parasetamol, ibuprofen juga dapat meredakan demam, pegal-pegal, dan berbagai rasa nyeri. Ibuprofen bekerja dengan cara menghambat enzim yang berperan dalam produksi prostaglandin. Prostaglandin itu sendiri merupakan senyawa yang dilepaskan tubuh penyebab munculnya peradangan dan rasa sakit.
Namun, menurut dr. Andika Widyatama dari KlikDokter, bila digunakan jangka panjang dan dalam jumlah yang banyak dapat mengganggu saluran cerna, seperti mual, muntah, diare, dan nyeri ulu hati. Pada kasus yang jarang, penggunaan ibuprofen yang berlebihan juga dapat memicu gangguan penglihatan berupa pandangan kabur dan gangguan penglihatan warna.
Lalu, manakah yang paling bisa sebabkan alergi?
Pada dasarnya, semua obat berpotensi menyebabkan alergi pada orang-orang yang sensitif. Hal itu pun dibenarkan oleh dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter.
Menurutnya, baik ibuprofen maupun parasetamol, bisa memicu alergi obat dengan gejala seperti munculnya ruam merah di kulit, gatal-gatal, pembengkakan pada mata, sesak napas, dan hidung berair. Namun, bila ditanya manakah yang mudah memicu alergi, dr. Devia mengatakan bahwa ibuprofenlah jawabannya.
“Biasanya, yang paling banyak menyebabkan alergi adalah ibuprofen meski keduanya bisa bikin alergi. Dan golongan obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen memang lebih sering bikin orang mengalami alergi obat ketimbang yang lain,” jelas dr. Devia.
Tapi, dr. Devia menegaskan kembali bahwa reaksi alergi sangat bergantung dengan sensitivitas dan reaksi imun masing-masing orang. Bila orang yang meminum ibuprofen tidak memiliki riwayat alergi obat, ia tidak akan mengalami reaksi negatif usai meminumnya.
Bagi Anda yang memiliki riwayat alergi obat, mengonsumsi parasetamol untuk membantu meredakan nyeri dan demam bisa jadi solusi yang lebih baik ketimbang ibuprofen. Ingat pula bahwa parasetamol serta ibuprofen hanya meringankan gejala, bukan mengobati penyebabnya. Bila sudah mengonsumsi obat tersebut lebih dari 2-3 hari, tetapi gejala tak membaik, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter. Hal itu perlu dilakukan agar Anda segera mendapatkan diagnosis penyakit dan pengobatan yang lebih tepat.
[RS/ RVS]