Meskipun dituduh sebagai penyebab penyakit, gula masih tetap banyak dikonsumsi masyarakat. Sering dihindari, namun sering pula dikonsumsi tanpa disadari, gula tetap populer sebagai bahan kudapan sehari-hari. Saat ini masyarakat disuguhkan gula aren sebagai pengganti gula putih yang sebelumnya lebih populer sebagai pemanis. Jadi, manakah yang lebih sehat dikonsumsi di antara kedua jenis gula itu?
Konsumsi gula masyarakat Indonesia memang masih cukup tinggi. Menurut Survei Diit Total Balitbangkes pada tahun 2014, sebanyak 6,4 persen pria dan 3,1 persen perempuan mengonsumsi gula lebih dari anjuran, yaitu sekitar 13,6 gram per hari. Konsumsi terbesar adalah gula pasir, yaitu 66 persen, diikuti bahan makanan lain, seperti permen dan cokelat.
Kandungan nutrisi gula putih dibanding gula aren
Menurut data Nutrisurvey 2007, gula putih sebanyak 15 gram atau setara dengan 1 sendok makan yang besar, mengandung energi sebesar 60,8 kalori, karbohidrat 15 gram, kalium 0,3 mg, dan kalsium 0,2 mg.
Adapun gula aren untuk jumlah yang sama mengandung 59,4 kalori, karbohidrat 14,6 gram, kalium 13,5 mg, natrium 0,3 mg, kalsium 8,3 mg, magnesium 2,1 mg, dan fosfor 3,6 mg.
Bila dilihat dari bahan utamanya, gula putih terbuat dari tebu, sementara gula aren terbuat dari nira (cairan yang keluar dari batang pohon enau). Gula putih termasuk sumber makanan yang tinggi kalori tapi gizinya minim, bahkan hampir nol. Sementara itu, gula aren ternyata diperkaya oleh beberapa mineral yang diperlukan tubuh.
Dalam sebuah studi yang dilakukan, ditemukan bahwa gula aren mengandung kalium, zat besi, mangan, fosfor, zink, tembaga. Selain itu, pada gula aren ditemukan pula dosis kecil antioksidan, seperti polifenol, flavonoid, dan antosianidin. Gula aren juga kaya vitamin B8 (inositol), asam folat, vitamin B1 (tiamin), dan vitamin B2 (riboflavin) yang berfungsi untuk membentuk sel-sel sehat.
Berdasarkan hal-hal tersebut, baik gula aren maupun gula pasir mengandung jumlah energi yang mirip dan sebagian besar energinya berasal dari karbohidrat. Keduanya juga sama-sama meningkatkan kadar gula darah dan meningkatkan risiko penyakit. Akan tetapi, gula aren tampaknya lebih unggul karena masih diperkaya beberapa mineral yang diperlukan tubuh dan sedikit kandungan antioksidan.
Bagaimana gula menyebabkan penyakit?
Gula menyebabkan penyakit dengan meningkatkan kadar gula darah. Gula sebenarnya zat yang sangat diperlukan tubuh, tapi dengan jumlah yang tepat. Bila konsumsi gula melebihi kebutuhan dan terjadi secara terus-menerus, hal ini akan meningkatkan kadar gula darah.
Gula darah pada dasarnya digunakan sebagai sumber energi oleh semua sel. Namun, otak hanya mampu menerima gula sebagai sumber energi. Bila jumlahnya berlebihan, gula akan disimpan dalam bentuk lemak. Hal ini sekaligus menjawab mengapa mereka yang banyak mengonsumsi makanan atau minuman manis akan cenderung gemuk.
Seperti yang sudah disebutkan, gula adalah zat penting yang tetap harus ada di dalam asupan harian. Namun, konsumsi gula sebaiknya dipilih bukan dari jenis gula sederhana, seperti gula putih atau gula aren. Pilihlah sumber gula dari karbohidrat kompleks seperti buah.
[HNS/ RVS]