Saat ini, seiring dengan bertambahnya kendaraan bermotor yang beroperasi di suatu wilayah, polusi udara yang terjadi di daerah tersebut juga akan meningkat. Asap kendaraan bermotor tersebut dapat menyebabkan sesak napas, batuk, dan pusing di kepala.
Polusi udara dan pusing kepala
Menurut artikel yang dilansir dari laman National Headache Foundation, salah satu penelitian yang dilakukan di Chile mengemukakan bahwa peningkatan polusi udara dapat berkontribusi terhadap terjadinya pusing di kepala.
Para peneliti di kota Santiago, ibukota Chile, menginvestigasi dampak dari berbagai faktor yang berkaitan dengan polusi seperti ozon, karbon monoksida, partikel-partikel debu, dan hal lainnya. Selanjutnya, dihubungkan dengan penggunaan gasolin atau bahan bakar lainnya, terhadap pusing kepala.
Kota Santiago dikatakan merupakan salah satu lokasi yang terbaik untuk melakukan penelitian ini, karena kepadatan populasinya tinggi dan lokasinya terletak di sebuah lembah yang dikelilingi oleh gunung. Kondisi ini membuatnya sangat rentan terhadap terjadinya polusi.
Para peneliti merekomendasikan penelitian tambahan di area lain untuk melihat konsistensi dari hasil yang didapatkan. Namun mereka menemukan bahwa di Santiago terdapat peningkatan signifikan angka kejadian pusing kepala yang parah saat polusi udara berada pada level yang tinggi.
Risiko terkena migrain
Secara spesifik, pusing kepala tipe migrain merupakan jenis yang paling berhubungan secara konsisten dengan masing-masing zat penyebab polusi udara. Sebaliknya, ozon merupakan zat polusi yang paling berhubungan secara konsisten dengan angka kejadian pusing kepala.
Berdasarkan hasil dari studi klinis yang dipublikasikan di American Journal of Epidemiology pada tahun 2009 ini, para peneliti menyatakan bahwa dampak yang disebabkan oleh nyeri kepala juga harus diikutsertakan dalam penelitian. Terutama saat menentukan estimasi dari beban yang disebabkan oleh penyakit serta biaya ekonomi akibat polusi udara yang terjadi.
Dari temuan yang didapat, para pakar memberikan saran. Individu yang cenderung mengalami pusing dianjurkan untuk meminimalkan waktu berada di luar ruangan saat polusi udara sedang tinggi-tingginya.
Sebuah penelitian lain yang dipublikasikan di jurnal kedokteran Headache pada 2010 juga menemukan hal serupa. Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa penderita pusing kepala tipe migrain cenderung mengalami serangan saat kualitas udara dianggap lebih buruk dari biasanya.
Penelitian tersebut melaporkan bahwa terdapat lima zat yang berhubungan dengan polusi udara. Kelima zat tersebut, yakni timbal, karbon monoksida, nitrogen dioksida, partikulat, dan sulfur dioksida.
Dengan meningkatnya asap kendaraan bermotor, dampak kesehatan yang terjadi juga ikut menigkat, termasuk pusing kepala. Oleh sebab itu, batasi diri Anda dari paparan polusi udara, agar terhindar juga dari sesak napas.
[NP/ RVS]