Sunat biasanya dilakukan pada anak usia 3 hingga 7 tahun. Namun menurut medis, tidak ada batasan usia untuk melakukan tindakan tersebut. Dengan kata lain, tidak ada salahnya jika Anda baru sunat saat sudah dewasa.
Faktanya, sunat sangat penting bagi kesehatan organ reproduksi pria. Secara umum, sunat memudahkan pria untuk membersihkan area kelaminnya. Terbukti pula bahwa sunat dapat melindungi pria dari infeksi saluran kemih; dan penyakit menular seksual, seperti HIV.
Terdapat beberapa kondisi medis yang menjadi alasan pria dewasa dianjurkan untuk sunat. Misalnya, fimosis atau kulup penis ketat dan sulit ditarik; parafimosis atau kulup penis tidak dapat kembali ke posisi semula setelah ditarik; serta peradangan pada kepala dan kulup penis (balanitis) berulang.
Tidak perlu khawatir apabila Anda baru ingin sunat saat dewasa. Terdapat beberapa macam prosedur sunat yang dapat dicoba, misalnya sirkumsisi (konvensional); laser; dan klem.
Selain yang telah disebutkan, ada juga metode sunat dewasa yang memungkinkan untuk sembuh lebih cepat. Metode ini dikenal dengan sebutan khitan atau sunat stapler.
Artikel Lainnya: Ada 4 Metode Sunat, Ini Metode Sunat yang Paling Aman
Mengenal Metode Sunat Stapler
Sunat stapler dilakukan dengan cara menggabungkan prosedur potong dan jahit dengan bantuan alat stapler yang dikembangkan di Cina.
Stapler berbentuk lonceng di bagian dalam, dan fungsinya adalah untuk melindungi kepala penis. Alat tersebut juga memiliki lonceng di bagian luar dengan pisau bundar, yang fungsinya untuk memotong kulup.
Artikel Lainnya: Benarkah Sunat Cara untuk Mengatasi Infeksi Saluran Kemih?
Kelebihan metode sunat stapler
Metode sunat stapler cocok dijalani pria dewasa, karena memiliki jahitan yang lebih kuat sehingga tidak mudah terbuka saat ereksi.
Selain itu, ada pula kelebihan sunat dewasa metode stapler lainnya. Berikut beberapa di antaranya:
1. Prosedur
Waktu menjalani metode sunat stapler lebih singkat, yaitu sekitar 7 menit. Kelebihan sunat stapler juga berkaitan dengan kurangnya jumlah perdarahan selama menjalani prosedur.
Darah yang keluar saat sunat stapler hanya 1,8 mililiter, sedangkan pada sunat konvensional mencapai 9,4 mililiter.
2. Skala Nyeri
Sebelum menjalani prosedur sunat pasti akan dilakukan pembiusan untuk membuat pasien merasa nyaman. Setelah bius tersebut habis, pasien dapat kembali merasakan nyeri.
Untungnya, rasa nyeri yang terjadi akibat sunat stapler tidak separah metode konvensional. Hal ini dirasakan selama menjalani prosedur dan juga setelahnya.
3. Lama Penyembuhan
Masa penyembuhan sunat stapler lebih cepat 2 hari dibandingkan metode konvensional. Mereka yang menjalani sunat stapler umumnya sembuh dalam waktu 12 hari.
4. Komplikasi
Kelebihan sunat stapler berikutnya adalah komplikasi yang lebih sedikit. Beberapa komplikasi tersebut, misalnya perdarahan, infeksi, bengkak hebat, dan luka yang kembali terbuka (dehisensi luka).
Dengan berbagai keuntungan tersebut, bukan berarti metode sunat stapler bebas dari kerugian. Pasalnya, biaya yang diperlukan untuk menjalaninya cukup mahal; hampir tiga kali lipat dari biaya sunat konvensional.
Sunat stapler juga harus menggunakan alat khusus untuk menutup luka yang dapat lepas sendiri. Sekitar 88 persen orang yang menjalani prosedur ini juga tetap perlu kontrol ke dokter untuk melepaskan alat tersebut (stapler).
Tertarik melakukan sunat stapler? Pastikan memilih klinik dengan petugas medis kompeten, memiliki alat lengkap dan steril, lingkungan higienis, serta stok obat-obatan memadai.
Jika khawatir atau ingin tahu lebih lanjut mengenai sunat stapler, tanyakan secara langsung pada dokter melalui Tanya Dokter atau dengan mengunduh aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)