Kesehatan Umum

Mengenal Perbedaan Hipotermia, Frostbite, dan Altitude Sickness

Ayu Maharani, 19 Des 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sama-sama gangguan kesehatan yang muncul saat cuaca sangat dingin, apa sebenarnya perbedaan hipotermia, frostbite, dan altitude sickness? Yuk, cari tahu!

Mengenal Perbedaan Hipotermia, Frostbite, dan Altitude Sickness

Saat ditanya tentang penyakit yang bisa terjadi saat naik gunung, sebagian orang mungkin akan menjawab hipotermia. Hal tersebut memang tidak salah.

Namun, masih ada dua kondisi lagi yang kerap muncul saat tubuh diterpa udara dingin atau berada di kondisi ketinggian, yaitu frostbite dan altitude sickness. Apakah Anda pernah dengar tentang kondisi tersebut sebelumnya?

 

1 dari 3

Perbedaan Hipotermia, Frostbite, dan Altitude Sickness

Meski satu penyebab, hipotermia, frostbite, dan altitude sickness punya gejala yang berbeda. Berikut penjelasannya:

  • Hipotermia

Hipotermia adalah keadaan darurat medis yang terjadi ketika tubuh memiliki suhu di bawah 36 atau 35 derajat Celsius.

Saat suhu tubuh turun drastis, jantung, sistem saraf, dan organ lainnya tidak bisa berfungsi maksimal.

Jika tidak segera diatasi, gagal jantung maupun gagal napas dapat terjadi dan berujung pada kematian.

Gejala dari hipotermia, misalnya menggigil gemetaran, napas lambat dan pendek, denyut nadi lemah, badan lemas, dan kesadaran terganggu. Hipotermia terjadi di sekujur tubuh, bukan di beberapa bagian tubuh saja.

  • Frostbite

Kondisi ini dinamakan juga sebagai radang dingin. Frostbite merupakan cedera yang disebabkan oleh pembekuan kulit dan jaringan di bawahnya.

Awalnya, kulit Anda akan terasa sangat dingin, perih, dan memerah. Lama-kelamaan, terjadi sensasi mati rasa, kulit mengeras, lalu memucat.

Ketika bertemu lagi dengan suhu hangat, frostbite meninggalkan bekas lepuhan yang menggelap.

Artikel Lainnya: Bersetubuh Bisa Bantu Atasi Hipotermia?

Beberapa bagian tubuh yang kerap mengalami frostbite adalah jari tangan, kaki, hidung, telinga, pipi, dan dagu. Level yang lebih rendah dari frostbite adalah frostnip (radang dingin ringan).

Dalam kasus frostnip, kerusakan kulit yang dialami penderita tidak bersifat permanen.

  • Altitude Sickness

Penyakit yang satu ini disebut juga sebagai mabuk ketinggian. Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, altitude sickness terjadi karena tekanan fisik akibat kesulitan menyesuaikan diri dengan tekanan oksigen rendah di dataran tinggi.

Makin tinggi lokasi Anda, kadar oksigen makin menipis. Makin cepat atau terburu-buru Anda mendaki, makin tinggi pula risiko mengalami altitude sickness.

Tubuh yang tidak terbiasa dengan kondisi tersebut akan mengalami gejala awal berupa kelelahan, sakit kepala, jantung berdebar, mual muntah, dan sesak napas.

Jika dibiarkan, kulit akan membiru, dada seperti ditekan, batuk berdarah, linglung, dan kesadaran menurun.

Terlihat bahwa perbedaan antara hipotermia, frostbite, altitude sickness ketiganya terletak pada gejala yang dirasakan.

Artikel Lainnya: Gejala Hipotermia Ringan dan Berat yang Mesti Diwaspadai

2 dari 3

Mana yang Paling Berbahaya?

Manakah yang paling berbahaya atau fatal di antara hipotermia, frostbite, altitude sickness?

“Kalau ditanya mana yang paling fatal, altitude sickness. Sebab, kondisi ini berkaitan dengan asupan oksigen. Manusia akan lebih mudah meninggal dunia ketika kekurangan oksigen,” jelas dr. Dyah Novita.

Adapun pertolongan pertama yang bisa diberikan ketika seseorang mengalami altitude sickness, yaitu:

  • Berikan ruang yang cukup untuk bernapas. Hindari berkerumun di sekitar penderita.
  • Longgarkan pakaian penderita.
  • Berikan alat bantu pernapasan, misalnya tabung oksigen portabel.
  • Berikan air putih.
  • Jangan berikan obat-obatan selain parasetamol untuk mengatasi nyeri yang dirasakan.
  • Bila memungkinkan, segera bawa penderita turun ke dataran rendah.
  • Jika kondisinya tidak memungkinkan, segera hubungi petugas evakuasi.

Artikel Lainnya: Pertolongan Pertama untuk Orang yang Mengalami Hipotermia

3 dari 3

Cegah Penyakit Kedinginan dan Ketinggian dengan Cara Ini

Supaya segala gangguan kesehatan tidak muncul saat Anda berada di lingkungan dingin dan dataran tinggi, beberapa hal yang bisa disiapkan adalah sebagai berikut:

  • Gunakan pakaian yang sesuai dan hangat, tetapi tidak sampai membuat sesak.
  • Jika sedari awal kondisi badan tidak fit atau punya kondisi medis tertentu yang tidak memungkinkan untuk mendaki gunung, lebih baik jangan paksakan.
  • Beristirahat jika terlalu lelah saat mendaki.
  • Siapkan persediaan air minum dan makanan yang cukup.
  • Perbanyak referensi tentang medan yang akan Anda kunjungi. Jangan sampai Anda kaget saat sudah terlanjur di sana.
  • Bawa hot pack untuk berjaga-jaga saat kedinginan.
  • Akan lebih baik bila Anda mendaki gunung dengan orang yang sudah berpengalaman.

Itu dia perbedaan hipotermia, frostbite, dan altitude sickness. Punya pertanyaan tentang kondisi tersebut? Ingin tahu lebih detail tentang masalah kesehatan lain?

Konsultasikan lebih lanjut kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

hipotermia