Obesitas merupakan suatu kondisi terjadinya penumpukan lemak dalam jumlah sangat banyak di dalam tubuh. Kondisi ini membuat berat badan berada di atas batas normal. Kabarnya, metabolisme tubuh yang lambat dapat memicu obesitas atau kegemukan. Benarkah?
Obesitas masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang berkontribusi dalam menimbulkan berbagai penyakit. Seseorang yang mengalami obesitas akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung, stroke, diabetes, kanker, dan masih banyak lagi.
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2016 terdapat lebih dari 1,9 miliar orang dewasa (usia 18 tahun ke atas) mengalami kelebihan berat badan. Dari jumlah tersebut, lebih dari 650 juta mengalami obesitas.
Lebih dari 340 juta anak-anak dan remaja (usia 5-19 tahun) mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Kelebihan berat badan dan obesitas lebih banyak menyebabkan kematian, dibanding kekurangan berat badan di negara-negara yang menjadi tempat tinggal sebagian besar populasi dunia.
Mengetahui hal tersebut, maka sudah seharusnya setiap orang berusaha terhindar dari kelebihan berat badan dan obesitas.
Penilaian berat badan ideal umumnya dilakukan dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) seseorang. Cara menghitungnya adalah dengan rumus: Berat badan (kg) / Tinggi badan x Tinggi badan (m2).
Klasifikasi internasional IMT oleh World Health Organization (WHO) untuk populasi Asia-Pasifik adalah sebagai berikut:
- IMT < 18.5 kg/m2 = kekurangan berat badan (underweight)
- IMT 18.5 – 22.9 kg/m2 = berat badan normal
- IMT 23.0 – 24.9 kg/m2 = kelebihan berat badan (overweight)
- IMT 25.0 – 29.9 kg/m2 = obesitas derajat I
- IMT ≥ 30.0 kg/m2 = obesitas derajat II
Namun, penentuan apakah seseorang obesitas atau tidak dapat dilakukan secara spesifik, yakni dengan menghitung persentase lemak tubuh. Hal ini dapat meningkatkan keakuratan penentuan seorang mengalami kegemukan.
Hubungan metabolisme dan obesitas
Sebagian orang memiliki dugaan bahwa memiliki metabolisme yang lambat berkontribusi dalam menyebabkan obesitas. Metabolisme adalah suatu proses mengubah makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh menjadi energi.
Ketika Anda beristirahat, tubuh tetap membutuhkan energi untuk bernapas, mengalirkan darah ke seluruh tubuh, dan memperbaiki sel. Sejumlah energi yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut dikenal dengan istilah Basal Metabolic Rate (BMR) atau Angka Metabolisme Basal (AMB).
Sebuah penelitian menyatakan adanya hubungan perubahan suatu gen bernama KSR2 terhadap terjadinya obesitas pada masa kanak-kanak. Perubahan gen tersebut dipercaya dapat menyebabkan seseorang makan lebih banyak dan pembakaran kalori di dalam tubuh kurang efektif.
Pembakaran kalori tersebut berkaitan dengan proses metabolisme di dalam tubuh. Namun, hasil penelitian ini harus diteliti lebih lanjut karena perubahan gen KSR2 hanya ditemukan pada 2% orang yang mengalami obesitas berat, sehingga dianggap tidak berperan pada semua kasus obesitas.
Hal yang memengaruhi obesitas
Faktanya, ada faktor-faktor yang dipercaya berpengaruh terhadap terjadinya obesitas atau kegemukan, yaitu:
● Riwayat keluarga
Obesitas cenderung diturunkan dari keluarga. Jika salah satu atau kedua orang tua mengalami obesitas, maka dapat meningkatkan risiko mengalami obesitas pada anaknya. Selain itu, suatu keluarga cenderung memiliki pola makan yang serupa di mana dapat mempengaruhi terjadinya obesitas pula.
● Kurang aktivitas fisik
Ketika Anda kurang melakukan aktivitas fisik, maka kalori yang dibakar pun menjadi sedikit. Aktif melakukan aktivitas fisik atau olahraga dapat meningkatkan pembakaran kalori di dalam tubuh.
● Pola makan tidak sehat
Kebiasaan mengonsumsi makanan yang tinggi kalori dapat meningkatkan berat badan. Selain itu, porsi makan yang berlebih juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan berat badan.
● Usia
Semakin bertambahnya usia, maka risiko obesitas pun akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon dan kurangnya aktivitas fisik.
● Waktu tidur tidak cukup
Risiko mengalami obesitas juga meningkat bila Anda kekurangan atau kelebihan waktu tidur. Sebab waktu tidur yang tidak sesuai dapat menyebabkan penurunan hormon yang pada akhirnya bisa menimbulkan peningkatan nafsu makan Anda.
Beberapa penyakit dan penggunaan obat tertentu dapat meningkatkan risiko mengalami obesitas pula. Jadi sebaiknya Anda juga mendiskusikan hal tersebut dengan dokter.
Ternyata, belum dapat dipastikan sejauh mana kecepatan metabolisme dapat memengaruhi seseorang mengalami obesitas. Pada prinsipnya, bagi Anda yang ingin mencegah obesitas, cobalah untuk menghilangkan faktor risiko yang dapat dihilangkan.
[NP/ RVS]