Pada prosedur operasi, umumnya Anda akan diberi bius total. Dokter anestesi berdiri di samping tempat tidur Anda dan tersenyum. Anda mengambil napas dalam dan mulai merasakan jatuh ke dalam tidur yang dalam.
Namun, apa jadinya apabila Anda terbangun saat operasi? Terbangun saat tengah menjalani operasi mungkin terdengar seperti film horor, tapi ini adalah sebuah kondisi yang mungkin saja terjadi.
Berdasarkan pernyataan ahli anestesi The Alfred Hospital dan Monash University Australia, kasus ini terjadi pada satu dari 1.000 kasus operasi. Pada prosedur bedah dengan risiko tinggi, seperti operasi bedah jantung, persalinan caesar, dan operasi trauma, risiko sadar di meja operasi meningkat menjadi satu dari 100 kasus.
Kesadaran yang mulai pulih saat masih menjalani operasi bisa membuat pasien mengalami stres dan trauma. Tentunya hal ini dapat terus menghantui hidup pasien. Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Mengenal Jenis Anestesi pada Operasi
Pada saat menjalani tindakan medis yang bersifat interventif, baik tindakan besar ataupun kecil, dokter tak jarang menggunakan teknis dan obat-obatan anestesi.
Artikel Lainnya: Persiapan Sebelum Operasi Besar yang Perlu Anda Lakukan
Anestesi sendiri berarti hilangnya sensasi tubuh, yang dipicu oleh pemberian obat-obatan sebelum dilakukannya tindakan medis. Terdapat tiga jenis anestesi, yaitu lokal, regional, dan umum.
Pada anestesi lokal dan regional, rasa sakit hanya diblokir pada sebagian area tubuh. Pada kedua jenis anestesi ini, pasien biasanya tetap terjaga selama tindakan dilakukan, tetapi tidak dapat merasakan sakit pada bagian tubuh yang diberi anestesi.
Berbeda halnya dengan anestesi umum, atau biasa juga disebut dengan bius total. Pada jenis anestesi ini, terdapat dua mekanisme yang dilakukan, yaitu memblokir rasa sakit di tubuh dan menempatkan pasien pada kondisi tidak sadar atau ‘tertidur’ dengan pemberian obat-obatan yang bersifat sedatif.
Pada anestesi umum, salah satu obat yang juga diberikan pada pasien adalah obat untuk merelaksasi otot sehingga berbagai otot pada tubuh tidak dapat bergerak.
Mengapa Bisa Terbangun Saat Operasi?
Pada kasus terbangun saat operasi atau accidental awareness, yang sering terjadi adalah pasien sadar, tetapi tidak dapat menggerakkan otot akibat kinerja obat relaksasi tersebut.
Artikel Lainnya: Kenapa Harus Puasa Sebelum Operasi?
Karena pasien tidak bisa bergerak, tidak ada cara untuk membuat dokter anestesi mengetahui bahwa ia sudah sadar dan merasakan sakit. Hal yang paling menakutkan untuk pasien adalah perasaan terkucil dan putus asa karena tak bisa berbuat apa-apa.
Kebanyakan pasien yang terbangun saat menjalani operasi menyatakan, ia bisa mendengar suara dan percakapan di ruang operasi.
Namun, jika Anda terbangun saat operasi tengah berlangsung, tentunya akan terjadi perubahan pada tanda vital Anda seperti frekuensi detak jantung. Perubahan ini seharusnya bisa terbaca pada monitor tanda vital yang dipasang oleh dokter spesialis anestesi pada operasi tersebut.
Terkait dengan kejadian terbangun saat operasi berlangsung, para peneliti menyarankan digunakannya alat monitor gelombang otak, yakni electroencephalogram (EEG), yang lebih akurat.
Dalam penelitian yang dilakukan terhadap 2.463 pasien yang secara acak diberikan alat monitoring ini, diketahui risiko pulihnya kesadaran pasien operasi bisa ditekan hingga 82 persen.
Alat EEG ini akan memberikan analisis kondisi pasien yang disebut dengan BIS. Nilai BIS bervariasi antara 0 (total tidak sadar) dan 100 (sadar). Nilai BIS 40-60 dikategorikan sebagai peringatan bagi dokter anestesi untuk menambahkan dosis obat bius.
Artikel Lainnya: Ketahui Efek Samping dan Risiko Bius Umum
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terbangun saat Operasi?
Saat Anda terbangun saat berjalannya operasi dengan kondisi obat relaksasi otot masih bekerja, kemungkinan besar Anda tidak dapat memberi tanda pada dokter yang bekerja bahwa Anda dalam kondisi sadar. Ini dapat menimbulkan trauma mendalam, bahkan memicu timbulnya fobia bius di kemudian hari.
Hal tersebut memang merupakan sebuah risiko anestesi, terutama pada tindakan medis besar yang seharusnya sudah dijelaskan saat Anda menandatangani informed consent.
Yang terbaik yang bisa dilakukan adalah mendiskusikan hal tersebut dengan dokter penanggung jawab tindakan Anda. Tanyakan alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi sehingga hal itu bisa menjadi evaluasi untuk prosedur-prosedur berikutnya.
Jika dokter anestesi menyadari kembalinya kesadaran pasien saat operasi tengah berlangsung, baik dari monitor tanda vital maupun dari komunikasi pasien, dokter dapat memberikan dosis obat anestesi tambahan untuk kembali menidurkan pasien.
Dokter tentunya tidak akan membiarkan pasien berada dalam kondisi terbangun saat operasi tengah berlangsung jika memang mengetahuinya.
Meski terbangun saat operasi mungkin saja terjadi, anestesi umum adalah sebuah prosedur yang aman jika dilakukan oleh dokter spesialis yang kompeten di fasilitas kesehatan yang memadai.
Oleh sebab itu, jika tidak ingin mengalami kondisi terbangun saat operasi, penting untuk membaca seluruh dokumen yang Anda tandatangani dan bertanya hal-hal yang Anda ingin ketahui atau tidak dimengerti kepada dokter yang kompeten sebelum menjalani sebuah prosedur.
Informasi menarik lainnya seputar dunia kesehatan bisa Anda dapatkan hanya di aplikasi KlikDokter. Konsultasikan juga masalah kesehatan Anda lewat fitur Live Chat. Gratis!
[WA]