Kulit merupakan bagian tubuh yang paling luas dan berfungsi sebagai pelindung organ dalam dari bahaya luar. Melihat peran kulit yang besar, para peneliti di University of California San Francisco menyatakan bahwa peradangan kulit dapat terkait dengan berbagai penyakit kronis akibat penuaan. Untuk menghindari penyakit kronis tersebut, mereka percaya bahwa pelembap kulit yang baik dapat membantu Anda.
Studi kecil yang dilakukan oleh para peneliti di UC San Francisco telah dipublikasikan baru-baru ini di Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology.
Kulit dan penyakit kronis
Seiring bertambahnya usia, kulit akan menjadi lebih kering. Kurangnya kelembapan kulit ini memungkinkan retakan kecil muncul, yang kemudian memicu pelepasan sitokin ke dalam suplai darah.
Pada kulit yang lebih muda, sitokin dapat membantu memperbaiki keretakan pada kulit. Namun, kulit yang lebih tua akan lebih sulit untuk diperbaiki. Artinya, tubuh secara terus-menerus melepaskan sitokin, dan begitu mereka berada di dalam darah, mereka dapat melakukan perjalanan ke seluruh tubuh.
Theodora Maura, penulis utama studi, menjelaskan kepada Medical News Today, “Sampai saat ini, komunitas ilmiah tidak percaya bahwa kulit dapat berperan dalam peradangan dan penyakit sistemik. Tetapi dalam 5 tahun terakhir, studi mengenai psoriasis dan dermatitis telah menunjukkan bahwa peradangan kulit dari psoriasis dan dermatitis dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.”
Mauro juga menjelaskan bahwa, secara teoritis, mungkin ada efek kesehatan yang baik jika peradangan dikendalikan melalui perawatan kulit yang tepat. Dalam uji coba, 33 orang dewasa usia 58-95 tahun diberikan krim kulit yang diformulasikan untuk membantu mengembalikan kerusakan kulit akibat usia. Partisipan mengoleskan krim ke seluruh tubuh mereka dua kali sehari selama 30 hari.
Kemudian, para peneliti menemukan bahwa krim tersebut mengurangi kadar sitokin hingga hampir setara dengan orang yang berusia 30-an. Selain itu, krim juga meningkatkan hidrasi kulit dan menurunkan pH.
Berbekal hasil ini, para ilmuwan mengatakan mereka berencana untuk melakukan studi yang lebih lama dan lebih besar. Mereka ingin menguji apakah menurunkan kadar sitokin dengan krim dapat menunda atau mencegah penyakit peradangan terkait usia.
Kondisi kulit mencerminkan kesehatan Anda
Dijelaskan oleh dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter bahwa kondisi kulit yang kurang lembap atau kering memang mengindikasikan adanya ketidakberesan di dalam tubuh. Apalagi bila kondisi kering pada kulit tersebut hingga membuat kulit seperti mengelupas dan disertai ragam gejala lain yang cukup mengkhawatirkan.
Dua penyakit dalam yang berkaitan dengan kondisi kulit kering yang membutuhkan kelembapan ekstra dari pelembap, yaitu gagal ginjal dan diabetes. Gagal ginjal itu sendiri merupakan tingkatan akhir dari penyakit ginjal. Saat ginjal Anda dikatakan mengalami kegagalan, artinya ginjal sudah tidak dapat berfungsi dengan baik dan memerlukan penanganan khusus, seperti hemodialisis (cuci darah).
Cuci darah sebenarnya bukan bertujuan untuk menyembuhkan gagal ginjal, melainkan menggantikan fungsi ginjal yang telah rusak. Terapi ini berlangsung seumur hidup dan berfungsi untuk menyaring serta membuang limbah serta air dari dalam darah, layaknya fungsi normal ginjal. Bila orang dengan gagal ginjal tidak melakukan cuci darah secara rutin, maka bisa memengaruhi kondisi kulitnya.
“Saat pasien gagal ginjal terlambat atau lupa melakukan cuci darah, ureum di dalam tubuhnya akan menumpuk sehingga menyebabkan timbulnya kekeringan dan gatal-gatal pada kulit,” jelas dr. Devia.
Meski begitu, keringnya kulit dan gatal-gatal tidak sampai menyerupai alergi (tidak sampai menimbulkan bentol-bentol kemerahan). Dan jika pasien mengaplikasikan losion pelembap di kulitnya, maka gejala kering dan gatal bisa mereda.
Sementara itu, orang dengan diabetes juga cenderung memiliki kondisi kulit yang kering, terutama di bagian kakinya. “Karena itulah, biasanya dokter akan menyarankan pasien diabetes (yang sudah parah) untuk melindungi kulit kakinya dengan selalu memakai kaus kaki, alas kaki, dan selalu mengoleskan losion pelembap untuk menjaga kelembapan dan tak mudah tergores/tertusuk benda,” dr. Devia menekankan.
Dengan demikian, fungsi pelembap di sini adalah bukan untuk menurunkan beragam risiko penyakit, tetapi hanya untuk meredakan efek samping pada kulit atau gejala dari penyakit, seperti gagal ginjal dan diabetes. Untuk menurunkan beragam risiko penyakit, tentu dibutuhkan ketekunan dalam menerapkan pola hidup sehat selama bertahun-tahun dan rutin memeriksakan kesehatan ke dokter.
Jika Anda ingin tetap menjadikan pelembap kulit sebagai salah satu pendukung untuk mencegah penyakit, dr. Devia berpesan agar Anda rutin mengaplikasikannya sebanyak dua kali sehari sesudah mandi. Anda pun boleh mengoleskannya di luar waktu tersebut asalkan kulit Anda dalam keadaan bersih untuk mencegah penyumbatan pori, khususnya di bagian wajah.
[RS/ RVS]