Minum kopi sering dianggap sebagai cara yang ampuh untuk kembali membangkitkan energi dan menghilangkan rasa kantuk. Namun, pernahkah Anda merasakan badan lemas dan semakin mengantuk setelah minum kopi?
Menurut data dari Statista, total konsumsi kopi di Indonesia antara tahun 1990-2017 mencapai 4,6 juta tas kopi 60 kg. Baik untuk dihirup dan dinikmati di pagi hari sebagai penyemangat untuk beraktivitas, atau di siang hari saat rasa kantuk melanda atau energi terasa menurun, secangkir kopi adalah jawabannya.
Umumnya, kafein yang dikonsumsi akan mengirimkan sinyal pada berbagai hormon tubuh untuk meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Kondisi ini membawa banyak darah dan oksigen ke berbagai jaringan tubuh, membuat Anda merasa lebih waspada dan terjaga. Meski kafein dapat memengaruhi seseorang secara berbeda, tapi seharusnya tidak membuat badan lemas dan mengantuk. Paling tidak, selain merasa lebih waspada dan terjaga, yang Anda rasakan juga termasuk adanya perasaan cemas dan gelisah.
Menurut National Institute of Health, batas asupan kafein yang dianggap normal adalah 8 ons kopi tiga kali sehari, atau 250 mg per hari.
Ada pengaruh genetik?
Kata Kristik Kirkpatrick, R.D., ahli gizi dari Cleveland Clinic Manager of Wellness Nutrition Services kepada Men’s Fitness, ada variasi genetik tentang bagaimana beberapa individu memetabolisme kopi (metabolisme secara cepat atau lambat). Untuk mengetahui kondisi ini, Anda perlu melakukan tes nutragenomix, yang dapat memperlihatkan seberapa cepat atau lambat Anda memecah kafein berdasarkan varian gen tertentu (disebut sebagai gen CYP1A2), yang kemudian dapat menentukan apakah kafein bermanfaat atau justru berbahaya bagi tubuh Anda.
Sebelum Anda melakukan tes ini, pertimbangkan pula berbagai kemungkinan lain, misalnya adanya toleransi ringan terhadap kafein. Untuk membantu mengetahui hal ini, untuk sementara berhentilah minum kopi lalu kembali meminumnya.
Kopi adalah stimulan, sehingga secara teori, mengonsumsinya dapat meningkatkan tekanan darah, detak jantung, kewaspadaan, dan energi. Efek ini mungkin hanya dirasakan sementara waktu, dan ketika efeknya pudar, rasa lelah yang dirasakan bisa jadi lebih parah.
Adrenalin berlebih
Menurut studi yang diterbitkan di jurnal Psychosomatic Medicine tahun 2002, jika Anda minum kopi sepanjang hari, Anda mungkin dapat merasakan fluktuasi energi dan kewaspadaan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kelelahan adrenal kronik. Aktivitas neuron yang berlebihan dapat memicu produksi adrenalin, yaitu hormon yang disekresikan oleh kelenjar adrenal. Ketika adrenalin habis, energi pun turun. Ketika proses ini berulang sebanyak dua, tiga, atau empat kali, tubuh Anda berada dalam keadaan konstan dari apa yang disebut sebagai “caffeinism”. Gejala-gejalanya adalah badan lemas, cemas, mudah tersinggung, dan depresi. Proses ini juga bertanggung jawab terhadap terciptanya toleransi terhadap kopi. Inilah sebabnya bagi beberapa orang mereka bisa minum empat gelas kopi dan tidak merasa berenergi dibandingkan dengan orang lain yang hanya minum satu gelas.
Menurut dr. Kartika Mayasari, kandungan kafein pada kopi memang dapat meningkatkan produksi hormon adrenalin, sehingga kopi dapat membangkitkan semangat. Peningkatkan hormon adrenalin ini juga disertai dengan cepatnya detak jantung dan kenaikan tekanan darah.
Lanjut dr. Kartika, ada dampak yang tak banyak orang tahu. Kafein pada kopi memiliki efek diuretik yang dapat mengakibatkan kenaikan produksi dan ekskresi urine dalam tubuh. Efek diuretik inilah yang menyebabkan tubuh Anda kehilangan banyak cairan atau dalam keadaan dehidrasi. Jika dehidrasi, pastinya tubuh akan terasa lemas dan tak bertenaga. Hal ini bisa terjadi saat Anda mengonsumsi lebih dari empat gelas kopi dalam sehari.
Dapat mengatasi rasa kantuk, tapi ...
Ya, kopi memang dapat mengatasi rasa kantuk, yang akan berguna jika Anda membutuhkan konsentrasi lebih, atau ada meeting atau presentasi yang harus dihadiri. Meski demikian, jika efek kafein perlahan pudar, ada kemungkinan badan akan terasa lebih lemas dibandingkan dengan kondisi tubuh sebelum minum kopi. Ingat, kopi hanya bersifat menyembunyikan rasa kantuk, bukan menghilangkannya. Jika Anda justru merasa mengantuk dan lemas setelah minum kopi, bisa jadi ini lebih terkait pada kualitas tidur Anda yang buruk pada malam sebelumnya.
Jika kebiasaan ngopi Anda mengganggu siklus tidur harian Anda atau menyebabkan badan lemas, mungkin sudah waktunya untuk menguranginya. Karena menghentikan asupan kafein secara mendadak dapat memberikan efek samping seperti sakit kepala dan mudah marah, kurangi asupan kafein secara bertahap. Misalnya Anda dapat pelan-pelan mengurangi dosisnya atau beralih ke kopi tanpa kafein (decaf).
Minum kopi dalam jumlah yang cukup memang bisa membangkitkan semangat. Namun, ingat untuk tidak mengomsumsinya terlalu banyak dari dosis yang dianjurkan, sehingga Anda dapat terhidar dari badan lemas dan tak bertenaga karena dehidrasi. Saran dr. Kartika, jika badan lemas setelah minum kopi, segera konsumsi minuman yang mengandung elektrolit agar tubuh kembali bugar.
[RVS]