Sebelum memasuki masa menopause, wanita dapat mengalami masa perimenopause. Gejala perimenopause ini dapat disadari dan diamati berdasarkan perubahan yang terjadi saat wanita menstruasi.
Dengan mengetahui perubahan haid tersebut, wanita dapat menjadi lebih siap untuk memasuki masa menopause.
Mengenal Menstruasi di Masa Perimenopause
Dijelaskan oleh dr. Arina Heidyana, perimenopause merupakan tahap transisi dalam reproduksi wanita.
Biasanya, perimenopause dimulai pada pertengahan hingga akhir usia 40-an. Namun terkadang, perimenopause dapat dimulai lebih awal.
“Perubahan yang terjadi saat perimenopause biasanya dikaitkan dengan istilah hot flashes yang dapat menyebabkan gejala, seperti sakit kepala, nyeri payudara, hingga perubahan periode menstruasi,” ucap dr. Arina
Artikel Lainnya: 6 Gejala Anda Memasuki Masa Transisi Menopause
Melansir dari Healthline, gejala perimenopause dapat berlangsung selama 4 tahun sebelum menopause.
Kemudian, tubuh akan beralih dari masa perimenopause ke menopause setelah 12 bulan tanpa pendarahan atau bercak menstruasi.
Perimenopause bisa menyebabkan menstruasi Anda yang tadinya teratur menjadi tidak teratur.
Sebelum perimenopause, kadar hormon estrogen dan progesteron akan naik dan turun dalam pola yang konsisten.
Akan tetapi, saat masa perimenopause, kadar hormon tersebut berubah menjadi tidak menentu. Hal inilah yang menyebabkan pola perdarahan tidak teratur selama menstruasi.
Selama perimenopause, Anda dapat mengalami kondisi menstruasi seperti berikut ini:
-
Menstruasi tidak teratur
Umumnya siklus menstruasi terjadi setiap 28 hari hari sekali. Saat perimenopause, menstruasi Anda mungkin menjadi jarang atau lebih sering.
-
Tidak mengalami menstruasi
Beberapa bulan menjelang menopause, mungkin Anda tidak akan mengalami menstruasi sama sekali.
Beberapa wanita kerap mengira hal itu sudah menjadi tanda sudah memasuki menopause. Kendati begitu, tunggu sampai 12 bulan untuk memastikan bahwa Anda benar-benar mengalami menopause.
-
Menstruasi yang berat
Wanita mungkin mengalami perdarahan yang lebih banyak saat perimenopause.
Artikel Lainnya: Deretan Mitos Menopause yang Tak Perlu Anda Percaya
-
Menstruasi yang ringan
Perdarahan haid yang ringan dapat terjadi di masa perimenopause. Terkadang, bercak darah yang muncul samar-samar sehingga tidak terlihat seperti sedang menstruasi.
-
Lama menstruasi berubah
Anda mungkin mengalami perdarahan dalam waktu 1-2 hari atau bisa lebih dari seminggu.
Penyebab Perubahan Menstruasi di Masa Perimenopause
Menjelang menopause, ovarium Anda berhenti berovulasi secara teratur. Dampaknya, kadar hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh ovarium juga mulai menjadi menjadi naik dan turun.
Hormon estrogen dan progesteron bertanggung jawab untuk mengatur siklus menstruasi. Saat perubahan hormon terjadi, siklus menstruasi wanita pun jadi berantakan.
Selain kondisi haid yang berubah, wanita juga dapat mengalami beberapa hal ini:
- Payudara terasa lebih lembut.
- Berat badan bertambah.
- Sakit kepala.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Lebih sering lupa.
- Nyeri otot.
- Infeksi saluran kemih.
- Perubahan suasana hati.
- Penurunan gairah seks.
Sulit untuk memperkirakan berapa lama gejala-gejala di atas akan berlangsung. Biasanya, gejala-gejala tersebut akan berlanjut hingga wanita mengalami menopause.
Artikel Lainnya: Manfaat Terapi Sulih Hormon untuk Meminimalkan Gejala Menopause
Perlukah Khawatir?
Menurut dr. Arina, gejala perimenopause adalah hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan.
Namun, bila mengalami perdarahan menstruasi yang abnormal, hal itu bisa menandakan adanya masalah kesehatan tertentu.
Segera periksa ke dokter jika Anda mengalami hal berikut ini:
- Pendarahan hebat hingga harus mengganti pembalut atau tampon setiap satu jam.
- Menstruasi menjadi lebih sering terjadi. Contohnya, Anda menstruasi setiap tiga minggu sekali.
- Menstruasi Anda lebih lama dari biasanya
- Mengalami perdarahan saat berhubungan seks atau di antara periode menstruasi.
Dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mencari penyebab perdarahan perimenopause abnormal. Anda mungkin memerlukan beberapa tes berikut ini:
-
Ultrasonografi Panggul
Tes ini menggunakan perangkat ultrasound yang akan dimasukkan ke dalam vagina atau ditempatkan di atas perut bagian bawah.
Gelombang suara dari perangkat ultrasound dapat menunjukkan gambar di dalam rahim, leher rahim, dan organ panggul lainnya.
-
Biopsi Endometrium
Pemeriksaan ini menggunakan tabung kecil untuk mengambil sampel jaringan dari lapisan rahim.
Untuk mencari tahu gejala perimenopause abnormal, sampel akan dibawa dan diuji oleh petugas laboratorium.
Artikel Lainnya: Tips Awet Muda pada Usia Menopause
-
Histeroskopi
Pada pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan tabung tipis yang memiliki kamera di ujungnya. Alat ini dapat menunjukkan kondisi rahim dan melakukan biopsi jika diperlukan.
-
Sonohisterografi
Sonohisterografi adalah pemeriksaan dengan menyuntikkan cairan ke dalam rahim melalui tabung. Kemudian, dokter akan menggunakan USG untuk mencari masalah atau gangguan di rahim.
Itu dia penjelasan mengenai perubahan menstruasi pada masa perimenopause. Semoga Anda mudah memahaminya.
Apabila memiliki pertanyaan lain, silakan berkonsultasi langsung dengan dokter menggunakan aplikasi LiveChat di aplikasi Klikdokter.
(OVI/AYU)