Penyakit tipes (tifus) atau demam tifoid merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi bakteri Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A, B, atau C. Umumnya, penyakit ini bisa ditularkan lewat makanan dan minuman yang terinfeksi bakteri.
Untuk mendeteksi adanya bakteri tifoid, dokter mungkin akan melakukan sejumlah pemeriksaan, salah satunya tes widal. Lalu, bagaimana prosedur tes widal dilakukan? Mari ketahui serba-serbi pemeriksaan widal lewat ulasan berikut ini.
Apa Itu Tes Widal?
Disampaikan dr. Atika, tes widal adalah uji untuk menentukan kadar antibodi terhadap bakteri tifoid.
Bakteri tifoid, yakni Salmonella typhi (S. Typhi), merupakan penyebab demam tifoid atau penyakit tipes. Gejala yang muncul biasanya terdiri dari demam, lemas, sakit kepala, nyeri sendi, diare atau sulit buang air besar, mual dan muntah, dan batuk.
Untuk mendeteksi adanya bakteri ini, diperlukan uji widal. Ketika seseorang terinfeksi bakteri S. Typhi, bakteri ini akan masuk ke tubuh dalam bentuk antigen. Setelah mencapai sistem pencernaan, imunitas tubuh akan menciptakan antibodi terhadap antigen tersebut.
Pemeriksaan widal akan mendeteksi antibodi yang dibuat tubuh sebagai respons terhadap bakteri atau antigen penyebab tipes. Apabila menderita demam tifoid, serum atau darah akan memiliki antibodi yang bereaksi dan menunjukkan penggumpalan dalam hasil tes.
Biasanya, titer widal atau keberadaan dan jumlah antibodi dalam darah H (flagel atau alat gerak bakteri) dan O (tubuh bakteri) akan meningkat. Namun biasanya, titer H akan meningkat lebih awal dan lebih sering daripada titer O.
Sayangnya, jenis tes ini memiliki keterbatasan. Meski begitu, Centers for Disease Control and Prevention mengungkapkan bahwa pemeriksaan widal banyak digunakan di negara-negara berkembang karena biayanya yang terjangkau. Biasanya, tes widal dilakukan untuk mendiagnosis demam tifoid di daerah endemik.
Artikel Lainnya: Sakit Tifus, Haruskah Dirawat di Rumah Sakit?
Prosedur Tes Widal
Untuk melakukan prosedur pemeriksaan widal, biasanya dokter akan mengambil darah. Nantinya, sampel darah akan dikirim ke laboratorium.
Selama pemeriksaan, sampel darah akan ditetesi oleh antigen O dan antigen H. Bila ditemukan adanya antibodi terhadap bakteri penyebab tipes, maka tandanya kamu mengalami demam tifoid.
Hasil Tes Widal
Untuk membaca hasil tes widal, ini perlu dilakukan dengan memperhatikan nilai dari antibodi.
“Apabila diperoleh nilai antibodi yang tinggi, yang disesuaikan dengan standar yang bisa berbeda-beda setiap daerah, maka bisa menjadi petunjuk tambahan untuk mendiagnosis penyakit tifoid,” tutur dr. Atika.
Bila hasil titer di atas 100 pada O dan 200 pada H, ini artinya kamu positif mengalami demam tifoid.
Akan tetapi, tes widal sebenarnya kurang direkomendasikan untuk mendiagnosis penyakit tifoid. Menurut Dokter Atika, pemeriksaan ini bisa memberikan hasil positif meski tidak sedang terinfeksi tifoid.
Selain itu, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menemukan titer antibodi, sehingga mungkin sudah terlambat untuk mendapatkan pengobatan.
Karenanya, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan lain untuk mendiagnosis penyakit tipes.
Bila kamu mengalami gejala demam yang tak kunjung menurun dan disertai dengan sakit kepala, nyeri otot, serta nyeri sendi, segera hubungi dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan.
Yuk, #JagaSehatmu secara mudah dengan mengunduh aplikasi KlikDokter. Kamu juga bisa konsultasi lewat layanan Tanya Dokter atau booking pemeriksaan kesehatan lewat aplikasi KlikDokter.
(NM)
- National Library of Medicine. Diakses 2023. Diagnostic Value of the Widal Test.
- Tropical Infectious Disease: Principles Pathogens and Practice. Diakses 2023. Typhoid and Paratyphoid Fever.
- Centers for Disease Control and Prevention. Diakses 2023. Typhoid & Paratyphoid Fever.