Pengobatan alternatif akupunktur dan akupresur disebut mampu meredakan migrain alias sakit kepala sebelah. Kedua terapi alternatif tersebut diyakini sebagai metode yang lebih efektif ketimbang mengonsumsi obat. Selain itu keduanya juga memiliki efek samping yang juga lebih minim.
Menurut dr. Fiona Amelia dari KlikDokter, metode pengobatan alternatif akupunktur dan akupresur digunakan untuk mengatasi nyeri melalui stimulasi titik-titik yang disebut acupoint.
Akupunktur, pengobatan alternatif asal Cina
Dilansir dari WebMD, akupunktur merupakan pengobatan tradisional asal Cina dan telah ada selama ribuan tahun. Dalam prosedurnya, seorang praktisi menusukkan jarum tipis di titik-titik tertentu di kulit. Titik itulah yang disebut titik akupuntur.
Jarum-jarum akan menggentarkan saraf dan memicu pelepasan senyawa endorfin. Ini adalah senyawa yang memicu munculnya perasaan bahagia, seperti yang Anda rasakan setelah berolahraga. Selain itu, endorfin juga menurunkan respons tubuh terhadap rasa sakit.
Akupunktur juga dinilai dapat membantu mengatasi migrain. Dalam sebuah penelitian, akupunktur yang dilakukan secara rutin selama empat minggu mampu memperkecil risiko terjadinya sakit kepala selama lima bulan ke depan.
Akupresur, pijatan sehat pada titik tubuh
Akupresur dilakukan dengan cara memijat titik-titik tertentu pada tubuh untuk mengendurkan otot, menyeimbangkan aliran energi alami, menghilangkan stres, dan rasa sakit.
Mirip dengan akupunktur, akupresur turut menjadi bagian dari pengobatan alternatif asal Cina. Akupresur disebut telah lama dipraktikkan, yakni sejak 2.000 tahun silam.
Terkait manfaat akupresur, sebuah studi tahun 2010 menunjukkan bahwa metode ini baik untuk mengobati migrain. Khasiatnya pun mampu bertahan lama.
Mana yang terbaik?
Kedua metode di atas terlihat menjanjikan untuk mengobati migrain. Namun ternyata, berdasarkan penelitian, akupunktur dan akupresur memiliki efek yang sama untuk menghilangkan nyeri di kepala yang terjadi. Meski demikian, akupunktur disebut sedikit sedikit memiliki keunggulan daripada akupresur.
Berdasarkan pemaparan dr. Fiona, sebuah studi terbaru di Kanada membandingkan akupunktur dan akupresur untuk mencegah menstrual migraine (MM), yaitu migrain munculnya berhubungan dengan siklus haid.
Hasilnya penelitian menunjukkan bahwa akupunktur maupun akupresur sama-sama efektif mencegah nyeri yang terjadi akibat menstrual migraine. Hal yang sama juga berlaku untuk sakit kepala tipe primer selain migrain, seperti sakit kepala yang membuat otot tegang.
“Namun untuk mengobati sakit kepala, akupunktur tetap lebih efektif, karena beberapa titik di tubuh dapat distimulasi sekaligus dalam satu waktu. Ini membuat stimulasi lebih kuat dan aliran energi lebih baik,” ungkap dr. Fiona.
Walau demikian, dr. Fiona menjelaskan bahwa akupresur juga bisa dijadikan pilihan utama. Hal ini karena akupresur memiliki prosedur yang sangat aman serta dapat dilakukan sendiri, kapan saja dan di mana saja. Biayanya pun lebih murah, karena tidak memerlukan perlengkapan atau pelatihan tertentu yang formal.
Kesimpulannya, akupunktur maupun akupresur sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi, yang bisa menentukan mana terbaik di antara keduanya adalah Anda sendiri. Hal yang terpenting, migrain hilang dan aktivitas bisa kembali normal. Namun jika migrain yang Anda rasakan tidak juga hilang, segera periksa ke dokter agar dapat segera ditangani. Sebab, bisa jadi, migrain tersebut merupakan sinyal adanya gangguan kesehatan yang membahayakan kesehatan Anda.
[NB/ RVS]