Kesehatan Umum

Terapi Oksigen Hiperbarik, Manfaat dan Risikonya

dr. Alberta Jesslyn Gunardi. BMedSc Hons, 05 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Dalam dunia kesehatan, oksigen dapat digunakan untuk penyembuhan luka bahkan cedera otak. Pengobatan ini disebut dengan terapi oksigen hiperbarik.

Terapi Oksigen Hiperbarik, Manfaat dan Risikonya

Pernahkah Anda mendengar terapi oksigen hiperbarik? Terapi ini sempat ramai diperbincangkan di Indonesia akibat peristiwa kebakaran tahun 2016 di Rumah Sakit Mintoharjo pada unit terapi oksigen hiperbarik.

Empat orang pasien yang sedang menjalani terapi meninggal akibat peristiwa nahas tersebut. Lalu, banyak masyarakat yang bertanya-tanya, apa sebenarnya terapi oksigen hiperbarik itu?

Terapi oksigen hiperbarik pada awalnya digunakan sebagai penanganan gangguan dekompresi akibat scuba diving. Namun, karena sudah berkembang, terapi ini mulai diaplikasikan untuk penyakit lain, seperti infeksi, luka diabetes, atau cedera paparan radiasi.

1 dari 3

Mengenal Terapi Oksigen Hiperbarik

Terapi oksigen umumnya akan diberikan pada pasien berdasarkan petunjuk dari dokter. Terapi ini membantu pasien yang kesulitan untuk bernapas sehingga ia mendapatkan oksigen yang cukup.

Pada prosedur terapi oksigen hiperbarik, terdapat beberapa bentuk oksigen yang digunakan secara umum, yakni oksigen berbentuk cair, gas, dan konsentrat.

Artikel Lainnya: Apa Manfaat Terapi Oksigen Hiperbarik untuk Olahragawan?

Terapi oksigen hiperbarik adalah pemberian oksigen dengan kadar 100 persen dan tekanan di atas tekanan udara normal (2-2.5 kali tekanan udara normal). Sederhananya, terapi oksigen ini melibatkan pernapasan oksigen di dalam ruangan atau tabung bertekanan.

Dalam ruangan dengan tekanan yang lebih tinggi, paru-paru dapat mengumpulkan lebih banyak oksigen daripada menghirup oksigen di tekanan udara normal. Darah akan membawa oksigen ke seluruh tubuh dan membantu pelepasan zat yang akan mendorong proses penyembuhan.

Terapi hiperbarik biasanya adalah sebuah prosedur rawat jalan. Dokter akan menentukan jumlah sesi yang diperlukan tergantung dari kondisi pasien.

Contohnya pada kasus keracunan karbon monoksida, pasien hanya membutuhkan satu sesi. Sementara, pasien dengan penyakit kronis yang melibatkan kerusakan jaringan membutuhkan sekitar 8 sesi.

Pada prosedur terapi oksigen hiperbarik, ada dua jenis ruangan untuk melakukan terapi, yaitu ruangan yang hanya dapat ditempati oleh satu pasien dan ruangan yang dapat ditempati oleh beberapa pasien.

Pasien akan mengenakan gaun medis dan akan menerima oksigen bertekanan melalui sungkup atau tudung. Durasi terapi biasanya 90 hingga 120 menit.

Artikel Lainnya: Terapi Oksigen, Benarkah Efektif Bikin Awet Muda?

2 dari 3

Manfaat Terapi Oksigen Hiperbarik

Manfaat terapi oksigen hiperbarik bisa digunakan pada berbagai kondisi. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Membantu penyembuhan luka.
  • Cedera akibat kecelakaan tabrakan.
  • Cedera otak.
  • Sakit kepala.
  • Luka pada penyandang diabetes.
  • Luka bakar.
  • Infeksi tulang.
  • Dan lain-lain.

Artikel Lainnya: Benarkah Hirup Oksigen Murni Bisa Usir Sakit Kepala?

3 dari 3

Waspada Efek Sampingnya

Mengetahui manfaatnya, Anda tidak bisa langsung menyimpulkan bahwa terapi ini aman bagi semua orang.

Perlu Anda ketahui, terapi oksigen yang satu ini tidak dapat dilakukan jika Anda memiliki penyakit paru-paru, mengonsumsi obat-obatan tertentu, mempunyai gangguan pada sel darah merah, demam tinggi, hamil, kejang, dan beberapa kondisi lainnya.

Selain itu, sebagaimana terapi lainnya, terapi oksigen hiperbarik mempunyai manfaat dan risiko karena melibatkan oksigen dengan tekanan yang tinggi.

Efek samping ringan yang dapat terjadi, antara lain:

  • Kelelahan.
  • Mual.
  • Sakit kepala.
  • Rasa gelisah berada di ruangan tertutup.

Selain itu, terdapat beberapa dampak buruk terapi. Meski jarang, bahaya terapi oksigen hiperbarik yang dapat terjadi, misalnya:

  • Cedera barotrauma.
  • Gangguan sinus.
  • Gangguan penglihatan.
  • Keracunan oksigen.
  • Kejang akibat terlalu banyak jumlah oksigen dalam jaringan tubuh.
  • Edema paru atau kelebihan cairan pada paru.

Sebenarnya terapi oksigen hiperbarik aman, asalkan dilakukan sesuai dengan indikasi serta prosedur yang benar. Jadi, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum menjalani terapi oksigen ini. Sebab dosis oksigen yang diberikan kemungkinan berbeda, disesuaikan dengan kondisi Anda.

Pahami informasi mengenai terapi hiperbarik oksigen dan tanyakan kepada dokter jika ada yang belum jelas. Selain itu, pastikan Anda memahami tujuan dan efek samping dari terapi hiperbarik ini.

Artikel-artikel kesehatan lainnya dapat Anda baca di aplikasi KlikDokter. Konsultasikan juga masalah kesehatan Anda kepada dokter lewat fitur Live Chat. Unduh aplikasinya di Google Play dan App Store!

[WA]

Terapi Oksigen Hiperbarik