Kemampuan berbicara untuk mencurahkan isi hati atau pendapat Anda kepada orang lain adalah sesuatu yang berharga. Namun, bagaimana jika suatu waktu kata-kata yang ingin Anda sampaikan tertahan tak bisa keluar? Anda tiba-tiba merasa sulit bicara. Apakah kondisi ini normal?
Gangguan dalam berbicara ini dapat terjadi secara mendadak, dan bisa terjadi sementara waktu ataupun dalam jangka lama. Penyebabnya bisa sesuatu yang ringan akibat grogi, atau adanya kondisi kesehatan tertentu. Dilansir dari WebMD, berikut ini adalah berbagai penyebab tiba-tiba sulit berbicara.
-
Kelelahan atau Stres
Merasa capek atau lelah dapat membuat Anda sulit merangkai kata-kata. Ini bisa makin parah jika Anda termasuk tipe orang yang khawatir dihakimi orang lain atau merasa malu saat mengalami ini. Ansietas atau rasa cemas (anxiety), dapat menyebabkan mulut kering, terpeleset lidah, atau masalah lain yang bisa bikin Anda makin kesulitan menuturkan kata-kata.
Ketika Anda mengalami ini, ingatlah bahwa tidak apa-apa jika merasa gugup. Jangan terlalu khawatir untuk selalu tampil sempurna. Hilangkan berbagai tekanan yang Anda rasakan, dan perlahan kata-kata yang sudah Anda rangkai akan kembali mengalir.
-
Terlalu banyak minum minuman beralkohol
Alkohol secara luas dikenal dapat membuat Anda tak bisa berbicara jelas karena dampak alkohol dapat memperlambat bagaimana otak “berkomunikasi” dengan tubuh. Hati Anda hanya dapat memecah sedikit alkohol dalam satu waktu. Semakin banyak alkohol yang diminum, maka efeknya pada kemampuan Anda berbicara akan semakin intens.
Selanjutnya
-
Stroke
Kesulitan berbicara, wajah terasa kebas, tubuh terkulai, hingga merasa lemah di satu lengan, adalah tanda-tanda utama stroke. Ketika pasokan oksigen terputus ke otak karena adanya gumpalan darah, Anda akan kesulitan dalam berbicara, bahkan hingga tak bisa melakukannya sama sekali.
“Mintalah orang tersebut untuk berbicara atau mengulangi suatu kalimat. Anda bisa melihat, apakah bicaranya pelo, sulit bicara atau tidak bisa berbicara sama sekali, atau ia juga sulit memahami yang Anda katakan,” kata dr. Nadia Octavia dari KlikDokter. Cara itu bisa digunakan untuk memastikan apakah itu gejala stroke atau bukan.
Selain sulit bicara, gejala stroke juga mencakup:
- Pingsan
- Kehilangan kesadaran
- Kelumpuhan tiba-tiba wajah, tangan, atau kaki, terutama pada sisi sebelah tubuh
- Kesulitan melihat dengan salah satu atau kedua mata
- Kesulitan berjalan
- Gangguan koordinasi atau keseimbangan
Kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan bicara karena penyakit, cacat, atau cedera pada otak (disebut juga sebagai afasia), dapat terjadi akibat stroke. Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami gejala yang disebutkan di atas, segera cari pertolongan medis.
-
Migrain
Migrain yang parah juga dapat membuat Anda kesulitan berkata-kata. Kondisi ini dinamakan transient aphasia atau afasia sementara karena memang perlahan bisa hilang.
Migrain adalah gangguan kronis yang ditandai dengan terjadinya sakit kepala ringan hingga berat, yang sering kali berhubungan dengan gejala-gejala sistem saraf otonom. Sekitar sepertiga penderita migrain mengalami semacam gangguan visual, indra bicara, atau gerak yang menjadi pertanda bahwa sakit kepala tersebut akan segera muncul.
Pada migrain dengan aura, terdapat gangguan penglihatan seperti melihat garis yang bergelombang, cahaya terang, bintik gelap, atau tidak dapat melihat benda dengan jelas. Migrain dengan aura dapat menyebabkan penderita kesulitan berkata-kata.
“Sebagian penderita tidak dapat mengucapkan kata-kata dengan baik, merasa kebas di tangan, pundak atau wajah, ataupun merasa lemah pada satu sisi tubuhnya, bahkan merasa bingung. Penderita dapat mengalami hanya satu gejala saja atau beberapa macam gejala sekaligus secara bergantian. Suatu gejala aura biasanya menghilang saat nyeri kepala atau gejala aura yang lain timbul. Namun terkadang, gejala aura tetap bertahan pada permulaan sakit kepala,” tutur dr. Kartika Mayasari kepada KlikDokter.
Penyebab pasti migrain tidak sepenuhnya jelas, tetapi beberapa dapat dicegah dengan memperhatikan pola makan dan gaya hidup, menggunakan obat yang diresepkan, dan mengonsumsi vitamin tertentu. Perawatan untuk sakit kepala mungkin termasuk obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas, obat mual, atau obat-obatan lain yang diresepkan dokter.
Selanjutnya (2)
-
Kelainan saraf
Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit yang dapat mengubah bagaimana otak mengirim informasi antara sel-selnya dengan sel-sel di bagian tubuh lainnya. Penderita MS dengan lesi di daerah otak yang mengatur kemampuan berbicara dapat membuat penderitanya sulit berkata-kata dari yang berskala ringan hingga berat. Pola umum dalam MS adalah scanning speech, yaitu irama ketika berbicara memiliki jeda lama antara kata dan silabel. Kelemahan otot dan gangguan dalan koordinasi otot di mulut dan pipi juga bisa mejadikan penderita MS kesulitan dalam berbicara.
Selain MS, kanker otak juga bisa menyebabkan penderitanya kesulitan berbicara jika tumor terdapat pada bagian otak yang mengatur kemampuan bahasa. Gejala kanker otak lainnya adalah sakit kepala, kejang, perubahan kepribadian atau ingatan, mual, rasa kantuk yang tidak biasa, dan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Salah satu tipe kejang, ledakan aktivitas otak yang tiba-tiba dialami seseorang dengan epilepsi, memengaruhi otot-otot tertentu tergantung di bagian otak mana hal tersebut terjadi. Tipe lainnya dapat membuat seseorang tampak terjaga, tapi sebenarnya ia tidak menyadari apa yang terjadi di sekitarnya. Penderita juga bisa membuat suara-suara aneh atau memukul bibirnya sendiri tanpa ia sadari. Kejang juga bisa disebabkan oleh stroke atau tumor otak yang memengaruhi kemampuan bahasa.
-
Pengaruh obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat dan suplemen, mulai dari obat alergi, obat tekanan darah tinggi, hingga dosis vitamin C yang terlalu tinggi, dapat memengaruhi suara dengan cara mengeringkan lendir yang melindungi pita suara. Obat-obatan tersebut juga dapat mengencerkan darah, yang bisa membuat pita suara Anda lebih mudah cedera. Selain itu, obat-obatan ini juga bisa membuat tubuh menahan cairan, sehingga pita suara jadi membesar dan dapat membuat suara serak.
Beberapa jenis narkoba dan obat penenang dapat memperlambat atau membuat Anda kesulitan untuk mengendalikan otot-otot mulut.
Kesulitan dalam berbicara juga merupakan efek samping dari beberapa obat antidepresan seperti bupropion. Obat kejang seperti topiramate juga dapat menyebabkan gangguan bicara seperti kesulitan dalam menemukan kata-kata yang tepat.
Dengan membaca enam poin di atas, diharapkan Anda menjadi lebih tahu tentang penyebab tiba-tiba sulit bicara. Jika kelelahan, stres, atau sekadar gugup memang tak perlu terlalu dikhawatirkan. Namun, Anda harus waspada jika kesulitan dalam berbicara tak juga hilang dan disertai keluhan lain yang tidak biasa dan serius, lebih baik segera periksakan diri ke dokter.
[RN/ RVS]