Belum selesai dengan kasus talenan ikan salmon yang menyebabkan beberapa distrik di Beijing harus lockdown, kini giliran wilayah Anxin di Provinsi Hebei harus melakukan hal yang sama terhadap 400.000 jiwa di wilayah tersebut.
Sebanyak 400 Ribu Jiwa di Anxin Harus Rasakan Lockdown Lokal
Kabupaten Anxin yang berjarak sekitar 145 km dari Kota Beijing telah melakukan lockdown lokal.
Pemerintah setempat melarang setiap warganya untuk pergi ke luar rumah, menurut informasi yang dilansir dari The Guardian.
Jika ingin ke luar rumah, masyarakat hanya diizinkan sekali dalam sehari, itu pun hanya satu orang per keluarga yang boleh pergi.
Tidak hanya itu, saat ke luar rumah, mereka hanya diperkenankan untuk membeli keperluan rumah tangga. Misalnya, makanan, bahan pokok, obat-obatan, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Selain itu, masyarakat Anxin diminta untuk mendaftarkan kartu identitas mereka dan memeriksa suhu badan setiap kali mereka melewati pintu masuk desa.
Pihak berwenang meminta kepada 440.000 masyarakat di Anxin untuk saling mengawasi satu sama lain secara ketat, sembari mematuhi persyaratan yang sudah ditetapkan.
Bagi mereka yang tidak taat dengan peraturan, maka ada hukuman yang setimpal yang menunggu mereka.
Lockdown lokal ini ditempuh pemerintah setempat guna mencegah terjadinya gelombang kedua infeksi virus corona. Lockdown juga dilakukan karena pemerintah setempat melihat kasus positif virus corona yang semakin tinggi di dunia.
Berdasarkan peta persebaran virus corona dari Johns Hopkins, total kasus yang terinfeksi di seluruh dunia sudah mencapai angka 10,3 juta dengan lebih dari 500 ribu kematian.
Sementara itu, di seluruh wilayah Tiongkok sendiri, sudah ada 84.780 kasus infeksi dan total kematian menyentuh angka empat ribu lebih (30/6).
Artikel Lainnya: WHO: Virus Corona Mungkin Tak Akan Hilang dari Dunia
Kasus Anxin Masih Berhubungan dengan Penyebaran COVID-19 di Beijing
Diberlakukannya lockdown lokal di Anxin masih ada hubungannya dengan lonjakan kasus positif di Beijing kemarin.
Menurut Shanghai Jiefang Daily, sejak kasus di Beijing melonjak dua minggu lalu, muncul juga 13 kasus di Anxin.
Dalam penularan kasus baru di Anxin, di antaranya didapat dari 5 orang yang positif COVID-19 tanpa gejala atau disebut OTG.
Tim penanganan virus corona di Anxin mengatakan situasi sekarang sangat parah. Mereka juga menjelaskan bahwa pembatasan wilayah diperlukan untuk mencegah virus datang dari daerah lain ataupun sebaliknya.
Sebagai informasi, kasus di Beijing dilaporkan terjadi beberapa pekan lalu dan pusatnya berada di pasar Xinfandi.
Sedangkan sebagian besar kasus baru di Anxin, ditemukan masih berkaitan dengan pemasok ikan yang datang dari pasar Xinfadi di Beijing.
Penyebaran Virus Corona Dianggap Ahli Sudah Terkontrol
Meski ada lonjakan kasus yang cukup signifikan, tapi seorang Profesor Kesehatan Masyarakat di Capital Medical University, Cui Xiaobo mengatakan tidak perlu terlalu khawatir dengan kasus di Beijing dan lockdown di Anxin.
Mengutip South China Morning Post, Xiaobo berpendapat, “Saya pikir, situasi yang terjadi di daerah Anxin sebenarnya tidak perlu dibuat panik. Tempat-tempat seperti ini sebenarnya jarang penduduk. Selama orang-orang tidak hadir dalam sebuah pertemuan atau berkumpul dalam kerumunan, penyebaran ini tidak akan terjadi.”
Profesor Cui juga beranggapan, adanya lockdown seperti ini bisa berdampak besar pada perekonomian suatu negara.
“Setelah satu kota dikunci, maka ada proses ekonomi yang dihentikan, dan semakin sulit juga untuk memutar roda ekonomi itu lagi. Tapi, ya itu harus dilakukan. Karena bagaimanapun juga, pemulihan ekonomi dan sosial merupakan proses yang harus dijalani,” kata Cui.
Menanggapi hal ini, dr. Devia Irine Putri mengatakan kepada KlikDokter, bahwa tidak ada negara yang aman dari virus corona.
Meski sudah nol kasus, virus corona bisa datang dari mana saja, terlebih lagi jika negara itu sudah melonggarkan sistem lockdown.
Maka dari itu, tidak ada yang bisa menganggap remeh dan santai ketika menangani kasus virus corona.
Artikel Lainnya: Pengalaman Mengecek Virus Corona secara Pribadi
Walau Kasus Corona Sudah Belasan, Apakah Harus Lockdown?
Bagi dr. Devia, kebijakan lockdown sebenarnya balik lagi kepada aturan negara masing-masing.
Namun menurutnya, untuk saat seperti ini, di mana penularan virus corona masih rawan terjadi, akan ada lebih baik jika ada pembatasan orang untuk keluar masuk ke suatu kota atau wilayah.
“Kalau memang sudah belasan yang positif, ini contact tracking-nya masih cukup mudah dilakukan. Jadi, siapa pun yang pernah melakukan kontak fisik dengan belasan orang ini, harus segera dicari, dan dilakukan test virus corona. Jika hasilnya positif, harus segera di karantina agar tidak menyebar pada orang lain,”
“Tapi kalau terus bertambah kasusnya, maka lockdown memang jadi pilihan yang paling tepat,” tutupnya.
KlikDokter juga telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk menekan angka persebaran virus corona.
Apabila mau tahu lebih lanjut seputar COVID-19 gunakan fitur LiveChat untuk konsultasi langsung dengan dokter. Sedangkan untuk membantu menentukan gejala, Anda bisa mencoba tes coronavirus online di sini.
(OVI/AYU)