Luka di bibir bisa menurunkan rasa percaya diri. Nyeri pada area luka juga menimbulkan rasa tidak nyaman yang sangat mengganggu.
Nah, dalam kasus tertentu, luka di bibir tidak boleh disepelekan begitu saja. Soalnya, kondisi ini bisa jadi pertanda adanya penyakit tertentu.
Di bawah ini 6 penyakit penyebab bibir luka yang perlu kamu tahu.
1. Angular Cheilitis
Angular cheilitis adalah kondisi peradangan yang terjadi di salah satu atau kedua sudut bibir. Kondisi ini sering dialami penderita HIV, tetapi tidak menutup kemungkinan anak-anak dan orang dewasa juga bisa mengalami angular cheilitis.
Pada orang dewasa, angular cheilitis terjadi karena pemakaian gigi palsu dan behel. Sedangkan, pada anak-anak kondisi ini biasanya disebabkan penggunaan pacifiers atau empeng.
Tidak jarang, angular cheilitis juga menjadi pertanda seseorang mengalami defisiensi nutrisi vitamin B dan zat besi.
Artikel Lainnya: Penyebab Bibir Terasa Kebas dan Kesemutan
Selain muncul rasa nyeri pada sudut bibir, umumnya penderita angular cheilitis mengalami bibir kering disertai sensasi terbakar yang muncul sesekali. Karena menyebabkan luka terbuka, bakteri dan jamur juga bisa menginfeksi bibir penderita angular cheilitis.
Pengobatan untuk kondisi ini disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Apabila bersifat ringan, pemberian pelumas seperti petroleum jelly bisa dioleskan di sudut bibir. Pada kondisi berat, pemberian antibiotik dan steroid dapat dipertimbangkan.
2. Dermatitis Perioral
Awalnya, dermatitis perioral menyebabkan area sekitar mulut mengalami ruam kemerahan. Jika dibiarkan, ruam bisa membentuk papul (kulit menonjol) dan jerawat yang dapat berubah menjadi luka di bibir.
Meski umumnya terbatas menjangkiti area sekitar mulut, keadaan ini juga dapat menyebar ke bagian wajah lainnya, seperti hidung dan mata.
Umumnya, dermatitis perioral dialami wanita dan anak–anak. Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui. Namun, penggunaan produk kecantikan seperti krim yang mengandung parafin dan isopropyl myristate dapat meningkatkan risiko kamu mengalami dermatitis perioral.
Artikel Lainnya: Bibir Kering dan Pecah-pecah? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
3. Impetigo
Impetigo alias korengan adalah infeksi bakteri pada kulit yang sering dialami oleh anak–anak usia 2-5 tahun. Impetigo terbagi menjadi dua jenisnya, yaitu krustosa dan bulosa.
Impetigo krustosa biasanya menyebabkan luka di sekitar bibir disertai dengan koreng berwarna serupa madu kering. Sementara, impetigo bulosa menyebabkan lentingan besar berisi cairan berwarna kuning yang mudah pecah sewaktu-waktu.
Karena adanya campur tangan bakteri, tak jarang penderita impetigo mengalami gejala lain, seperti demam, gatal dan pembesaran kelenjar getah bening di sekitar leher.
Penyakit ini pada dasarnya dapat disembuhkan dengan mudah, yaitu dengan pemberian antibiotik. Luka akibat korengan juga dapat menghilang tanpa bekas.
4. Herpes Oral
Herpes simpleks adalah salah satu penyakit menular seksual yang banyak dialami masyarakat Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV).
HSV terbagi menjdi 2 macam, yaitu HSV tipe 1 yang menyebabkan herpes oral dan HSV tipe 2 yang menyebabkan herpes genital. Perlu diketahui, penyakit herpes dapat kambuh sewaktu-waktu karena virus dapat menetap di ganglion saraf.
Tidak menutup kemungkinan, penyakit ini bisa dialami orang yang daya tahan tubuhnya sedang menurun ataupun mengalami stres. Herpes simpleks juga bisa dialami pasien HIV/AIDS serta pengguna obat-obatan steroid dalam jangka panjang.
Nah, pada herpes oral, infeksi virus dapat ditularkan melalui kontak air liur penderita maupun kegiatan oral seks.
Gejala awal herpes oral menyebabkan rasa sakit atau gatal di sekitar bibir, disertai munculnya lentingan berisi cairan bening. Dalam kurun 72 jam, lentingan dapat berubah menjadi luka dalam yang bisa mengering dengan sendirinya.
Artikel Lainnya: Hati-hati, Bibir Kering Memicu Sariawan
5. Granuloma Piogenik
Penyebab bibir luka berikutnya, yaitu granuloma piogenik. Granuloma piogenik adalah salah satu tumor yang terbentuk dari pembuluh darah. Kondisi ini bisa menjangkiti siapa pun, terutama ibu hamil.
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab granuloma piogenik. Namun, ada dugaan granuloma piogenik terjadi karena adanya trauma minor seperti iritasi kronis di bibir maupun infeksi virus.
Tidak hanya terbatas pada bibir, granuloma piogenik juga bisa menjangkiti bagian tubuh lainnya, seperti daun telinga.
Kondisi ini ditandai dengan adanya benjolan berwarna merah terang dan tumbuh secara cepat dalam kurun 1-3 minggu. Benjolan tersebut mudah berdarah jika disentuh, serta memiliki lesi satelit (bintik-bintik merah) di sekitarnya.
Pengobatan untuk penyakit granuloma piogenik dapat dilakukan dengan teknik bedah beku, laser, maupun bedah eksisi (pengangkatan).
6. Dehidrasi
Bibir kering dan pecah-pecah bisa jadi tanda kamu mengalami dehidrasi alias kekurangan cairan. Ketika kering, bibir jadi lebih mudah terluka dan berdarah.
Dehidrasi sendiri dapat disebabkan oleh beragam faktor, salah satunya adalah kurangnya asupan cairan. Nah, kehilangan cairan juga bisa dipicu penyakit seperti diare.
Luka di bibir belum tentu disebabkan oleh trauma atau cedera. Infeksi bakteri, virus, tumor, ataupun defisiensi nutrisi bisa menjadi penyebab munculnya keluhan tersebut.
Jika bibir kamu terluka berulang kali, jangan pernah malu dan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk mencari tahu penyebabnya. Kamu juga bisa berkonsultasi melalui fitur tanya dokter online di KlikDokter.
Yuk, #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter untuk mengetahui informasi seputar kesehatan lainnya.
(ADT/JKT)