Kulit

7 Fakta tentang Cacar Air yang Anda Harus Tahu

dr. Nadia Octavia, 09 Apr 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Cacar air lebih dari sekadar munculnya bintik-bintik berisi cairan pada tubuh. Ketahui fakta-faktanya di sini.

7 Fakta tentang Cacar Air yang Anda Harus Tahu

Mendengar cacar air, tentu yang muncul di benak Anda adalah munculnya bintik-bintik (vesikel) berisi cairan jernih yang “menghiasi” seluruh kulit di tubuh. Penderita cacar air pun sering kali menjadi tidak percaya diri karena adanya lesi kulit tersebut. Meski cacar air kebanyakan tidak berbahaya, tapi penting untuk mengetahui beberapa faktanya seperti yang akan dijabarkan di bawah ini.

1. Cacar air sangat menular

Cacar air disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster dan dapat dengan mudah menular melalui kontak udara ketika seseorang batuk atau bersin. Kontak langsung dengan luka terbuka juga bisa menularkan virus ke orang lain.

2. Cacar air juga bisa dialami oleh orang dewasa 

Meski cacar air lebih sering dialami oleh anak di bawah usia 10 tahun, tapi orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air dan berkontak langsung dengan penderita juga bisa berisiko terinfeksi. Selain itu, orang dewasa yang belum pernah memperoleh vaksin cacar air, belum pernah terkena cacar air sebelumnya, dan memiliki kekebalan tubuh yang rendah juga akan mudah terinfeksi.

3. Cacar air hanya dialami sekali seumur hidup

Pada kebanyakan kasus, jika Anda sudah pernah terkena cacar air maka Anda tidak akan terkena cacar air berulang karena sudah terbentuk kekebalan tubuh seumur hidup. Namun, menurut jurnal Pediatrics and Child Health, meski jarang ditemui, cacar air bisa terjadi berulang. Setelah cacar air sembuh, virus akan “berdiam diri” (dorman) di jaringan saraf. Ketika daya tahan tubuh seseorang rendah, maka virus dapat aktif kembali dan terjadilah infeksi herpes zoster.

Artikel Lainnya: Cacar Air dan Cacar Api, Kenali Perbedaannya

4. Jumlah lesi kulit cacar air bisa berbeda-beda pada setiap individu

Gejala utama dari cacar air yang dapat terlihat adalah timbulnya lesi kulit berupa vesikel di kulit. Biasanya vesikel muncul pertama kali di kulit wajah, kulit kepala, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Seseorang yang sudah memperoleh vaksin cacar air biasanya akan mengalami gejala yang ringan, yaitu hanya timbul beberapa lesi di kulit. Namun, pada orang yang belum pernah mendapatkan vaksin yang diikuti dengan daya tahan tubuh yang rendah, lesi pada kulit bisa berjumlah hingga ratusan.

5. Cacar air dapat menyebabkan infeksi bakteri

Cacar air merupakan infeksi virus yang sebetulnya dapat hilang dengan sendirinya. Namun, sering kali terjadi pada anak-anak karena rasa gatal yang timbul, mereka cenderung akan menggaruk lesi sehingga menyebabkan terjadinya infeksi bakteri, yang biasanya akan dibutuhkan tambahan obat berupa antibiotik. Untuk itu, penting bagi para orang tua untuk mengedukasi anak supaya tidak menggaruk lesi cacar air. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memotong pendek kuku anak.

6. Cacar air dapat menyebabkan komplikasi serius

Meski cacar air kebanyakan tidak berbahaya dan bisa pulih sempurna, tapi pada beberapa orang cacar air bisa berbahaya dan menyebabkan komplikasi serius. Kondisi ini dapat dialami oleh bayi, orang dewasa, orang yang mengalami infeksi paru, atau orang yang memiliki kekebalan tubuh yang rendah.

Komplikasi yang dapat terjadi antara lain: sindrom Reye, pneumonia, encephalitis atau (peradangan pada otak), ataksia serebelar (gerakan involunter karena adanya kerusakan pada bagian serebelum otak, sumsum tulang, atau saraf perifer), transverse mielitis (peradangan pada tulang belakang yang menyerang lapisan mielin, yaitu selaput yang menyelubungi sel saraf), bahkan kematian.

7. Terkena cacar air saat hamil dapat berisiko pada janin

Meski risiko terkena cacar air saat hamil rendah, tapi jika Anda mengalaminya (terlebih jika Anda belum pernah mengalami cacar air atau belum pernah mendapatkan vaksin cacar air) maka dapat berdampak pada kesehatan bayi yang dikandung.

Jika Anda terkena cacar air pada usia kehamilan 8-20 minggu, maka bayi dalam kandungan dapat berisiko mengalami sindrom varicella kongenital yang ditandai dengan cacat bawaan pada lengan, kaki, mata, dan otak.

Cacar air dianggap umum terjadi dan kebanyakan tidak berbahaya. Meski demikian mengetahui tujuh fakta di atas dapat membantu Anda mengerti hal-hal seputar cacar air secara lebih mendalam.

Diharapkan, Anda bisa lebih tanggap dalam pencegahan dan penanganannya. Satu hal yang penting, jangan sepelekan cacar air jika terjadi pada bayi. Segera bawa si Kecil ke dokter untuk agar dapat ditangani secara tuntas dan menyeluruh.

[RN/RVS]

kulit
infeksi
bakteri
Varicella Zoster
Herpes Zoster
Cacar Air