Umum ditemukan di perut akibat kebersihan yang kurang, baru-baru ini ditemukan kasus cacing yang bersarang di dalam jerawat. Idih! Kok, bisa ini terjadi?
Dilansir dari laman Women’s Health, Sandra Lee, MD alias Dr. Pimple Popper ‘menyelamatkan’ pasiennya dari sesuatu yang mencurigakan di kulit kepalanya.
Pasien tersebut memiliki benjolan kecil yang menyerupai jerawat di kulit kepala. Setelah diperiksa dan dicermati, akhirnya Sandra pun melakukan tindakan untuk mengangkat benjolan tersebut. Dari situ, terangkatkan sebuah gumpalan berwarna putih.
Proses tindakan tersebut direkam dan diunggah di akun Instagram @drpimplepopper. Para warganet yang menyaksikan unggahan tersebut beramai-ramai berkomentar, dan tak sedikit yang mengatakan bahwa gumpalan putih tersebut terlihat bergerak.
Ada yang menganggapnya parasit, ada pula yang bertanyakan apakah gumpalan tersebut cacing atau bukan. Sayangnya, Sandra belum memberikan respons akan keingintahuan warganet tersebut.
Cacing parasit yang menimbulkan benjolan mirip jerawat!
Selain cerita di atas, ada pula kasus serupa. Dilansir dari berbagai sumber, seorang wanita asal Rusia dikonfirmasi memiliki cacing di dalam jerawatnya.
Awalnya, ia sama sekali tak menyangka bahwa jerawat di wajahnya tersebut dihuni oleh cacing. Hingga akhirnya, ia merasa ada yang janggal dengan jerawat di bagian bawah mata kirinya.
Ia mengatakan, jerawat tersebut bergerak, bahkan berpindah ke kelopak mata kirinya. Tak tanggung-tanggung, benjolan tersebut terus bergerak pindah ke bibirnya.
Ketika benjolan tersebut berada di bibir, ukurannya dikatakan semakin besar dan menimbulkan efek gatal dan sensasi terbakar. Setelah akhirnya diperiksakan ke dokter, ternyata di dalamnya terdapat cacing. Cacing tersebut diketahui disebarkan dan berhasil masuk ke kulit lewat gigitan nyamuk.
Setelah diusut, wanita tersebut bercerita bahwa ia sempat mengunjungi sebuah wilayah di Moskow. Di sana, ia mengaku kerap digigit nyamuk. Cacing parasit yang dibawa oleh nyamuk sebetulnya parasit alami yang sering menginfeksi hewan seperti anjing, kucing, rubah, dan mamalia lainnya.
Sebuah studi yang dilakukan oleh profesor kedokteran yang bernama Vladimir Kartashev melaporkan, ada 1.272 kasus masuknya cacing parasit ke kulit manusia antara Januari 1997 hingga Juni 2013.
Pada manusia, cacing parasit yang masuk ke kulit disebutkan dapat menyebabkan benjolan yang penampakannya mirip jerwat dan menciptakan sensasi bergerak.
Dua cerita di atas tadi cukup bikin bergidik, ya? Namun kabar baiknya, cacing parasit yang terjebak di dalam kulit manusia jarang menimbulkan bahaya. Penderitanya bisa sembuh setelah cacing tersebut diangkat dari kulitnya.
Cacing tambang yang menyerang kulit
Selain menimbulkan benjolan yang menyerupai jerawat, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari KlikDokter mengatakan bahwa cacing yang terperangkap dalam kulit juga dapat membentuk permukaan yang berkelok-kelok.
Kondisi ini dinamakan kelainan creeping eruption (cutaneus larva migrans). Penyebabnya adalah invasi larva cacing tambang yang berasal dari hewan.
Orang-orang yang mengalami kelainan tersebut biasanya secara rutin berkontak dengan tanah lembap atau berpasir, atau terkontaminasi feses hewan seperti anjing atau kucing.
Rasa gatal yang muncul akibat kelainan creeping eruption ini biasanya terjadi pada malam hari dan menyerang bagian kulit kaki, tangan, bokong, dan paha.
Kasus cacing dalam jerawat, yang sebetulnya adalah benjolan yang berisi cacing parasit, memang bikin ngeri. Namun kabar baiknya, kondisi tersebut bisa diatasi. Untuk mencegahnya, terapkan perilaku hidup bersih, sesederhana rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Jika tinggal di area bernyamuk, lindungi diri dengan pakaian tertutup dan/atau pakai losion nyamuk. Selain itu, jika melihat ada yang tak beres di kulit, sebaiknya periksakan diri.
(RN/ RH)