Ada banyak orang yang menggemari tato. Karya lukis dengan memasukkan tinta menggunakan jarum ke lapisan kulit ini kian populer dan umum, terutama di kalangan anak muda.
Meningkatnya popularitas tato mungkin meyakinkan kamu bahwa tato tidak terlalu berisiko bagi kesehatan. Padahal, cukup banyak orang yang terkena penyakit kulit akibat tato.
Risiko Infeksi Kulit Akibat Tato
Bahaya tato dapat menyebabkan infeksi kulit. Sumber infeksi bisa berasal dari tempat pembuatan, peralatan, ataupun tinta tato.
Meskipun tempat pembuatan tato bersih dan alat-alat yang digunakan steril, kuman penyebab infeksi bisa saja terdapat pada tintanya.
Artikel lainnya: Efek Tato Terasa Gatal, Kenapa, Ya?
Beberapa seniman tato mengencerkan tinta dengan mencampurkannya ke dalam air keran ataupun air suling. Air bisa saja mengandung mikroorganisme penyebab penyakit kulit.
Infeksi kulit karena tato bisa disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus. Infeksi mungkin pula dipicu oleh virus Herpes simplex dan Human papilloma virus.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan Journal of AIDS & Clinical Research, menemukan bahwa praktik tato yang tidak aman, seperti penggunaan jarum atau tinta yang tidak steril berisiko menularkan virus, seperti hepatitis B, hepatitis C, hingga Human immunodeficiency virus (HIV).
Nah, penyakit kulit akibat tato dapat muncul segera setelah memperoleh tato maupun beberapa hari setelahnya. Sering kali, tanda awal infeksi tato yang muncul adalah kemerahan dan bengkak pada kulit.
Infeksi kulit akibat tato bisa pula menyebabkan sederet gejala berikut:
- Gatal
- Nyeri
- Ruam kulit
- Kulit melepuh
- Kulit mengelupas
- Luka terbuka pada tato
- Nanah di tato
- Demam
- Menggigil
Jika kamu mengalami tanda-tanda penyakit kulit usai mendapatkan tato, segera konsultasikan dengan dokter agar memperoleh penanganan yang tepat.
Artikel lainnya: Bahaya Tato Mata untuk Kesehatan Indra Penglihatan Anda
Cara Mengobati Infeksi Pada Tato
Ada beragam cara mengobati infeksi akibat tato. Penyakit kulit akibat tato diobati berdasarkan penyebab dan tingkat keparahannya.
Dalam kebanyakan kasus, dokter mungkin meresepkan antibiotik untuk membantu menghentikan infeksi. Pada kasus ringan, dokter mungkin meresepkan salep antibiotik.
Jika infeksi meluas, antibiotik oral bisa jadi pilihan. Pemberian antibiotik bisa berlangsung dalam hitungan pekan hingga bulan.
Apabila penyakit kulit akibat tato cukup parah, mungkin kamu perlu dirawat di rumah sakit dan memperoleh antibiotik melalui infus.
Meski jarang terjadi, pembedahan bisa jadi pilihan untuk mengobati infeksi. Hal ini terutama jika ditemukan jaringan kulit yang telah mati (nekrosis) akibat infeksi.
Tingkat kesembuhan penderita infeksi kulit akibat tato cukup tinggi. Jika infeksi ditangani dengan tepat, kamu bisa sembuh total. Meski terkadang proses pengobatannya cukup lama.
Risiko penyakit kulit akibat tato bisa diminimalkan, asalkan kamu waspada dan cermat sebelum membuat tato.
Artikel lainnya: Tato pada Payudara, Amankah untuk Kesehatan?
#JagaSehatmu dengan memastikan tempat pembuatan tato memenuhi syarat kebersihan, seperti menggunakan jarum dan alat pelindung diri yang steril, serta memiliki informasi yang jelas dan lengkap mengenai produk tinta tato yang digunakan.
Pastikan juga seniman tato yang kamu pilih memiliki lisensi sehingga memenuhi persyaratan untuk menjaga keselamatan pelanggannya.
Apabila kamu mengalami gejala penyakit kulit akibat tato, segera hubungi dokter. Kamu bisa juga bertanya dengan dokter spesialis kulit kami pakai layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(ADT/JKT)
Referensi:
- American Academy of Dermatology Association. Diakses 2022. TATTOOS: 7 UNEXPECTED SKIN REACTIONS AND WHAT TO DO ABOUT THEM.
- Journal of AIDS & Clinical Research (Wittkopf, D. Hendricks, L.) Diakses 2022. HIV/AIDS and Tattoos: A Deadly Link.
- Deutsches Ärzteblatt International (Dieckmann, R., Boone, I., Brockmann, S. O., Hammerl, J. A., Kolb-Mäurer, A., Goebeler, M., Luch, A., & Al Dahouk, S.) Diakses 2022. The Risk of Bacterial Infection After Tattooing.