Belakangan ini mandi dengan menggunakan bath bomb tengah menjadi tren di berbagai kalangan. Selain dapat memberikan aroma yang menenangkan, warna yang ditimbulkan juga sangat menarik dan dapat menimbulkan sensasi yang baru saat mandi. Tapi, perlu diperhatikan efeknya pada kulit.
Perlu diketahui, beberapa kandungan dalam bath bomb harus diperhatikan karena dapat berbahaya bagi kesehatan kulit. Jadi, Anda pun harus berhati-hati.
Asal mula bath bomb
Bath bomb telah ditemukan sejak 30 tahun yang lalu, meskipun dengan tekstur yang berbeda dengan bath bomb yang ada di pasaran saat ini.
Mo Cantantine yang merupakan penemu bath bomb menciptakannya untuk membuat pengalaman yang berbeda ketika mandi, dengan sentuhan bunga, buah dan essential oils. Seiring dengan perkembangan zaman, bath bomb semakin bervariasi baik dari bentuk hingga busa berwarna yang dihasilkan.
Dampak bath bomb bagi kulit
Bath bomb yang kini sering dilarutkan ketika berendam di dalam air dapat memiliki dampak positif maupun negatif pada kulit.
Sensasi yang ingin dirasakan ketika menggunakan bath bomb adalah memiliki pengalaman berendam yang berbeda dari biasanya. Karena biasanya “sabun mandi” jenis ini diperkaya dengan essential oil, pewangi dan busa berwarna.
Kandungan minyak pada bath bomb sendiri dapat berdampak positif bagi kesehatan kulit, yakni membantu menjaga kelembapan kulit.
Sedangkan, pewangi maupun pewarna pada bath bomb cenderung memberi dampak negatif bagi kulit, khususnya bagi kulit yang sensitif terhadap zat tertentu. Kandungan tersebut dapat menimbulkan reaksi iritasi kulit.
Kandungan zat kimia dalam bath bomb
Untuk dapat menghasilkan bath bomb yang bisa larut dalam air dan menghasilkan busa berwarna dan wangi tertentu, terdapat berbagai zat kimia di dalamnya. Beberapa kandungan zat kimia dalam bath bomb berikut ini dapat berdampak negatif bagi kulit dan juga bagi tubuh secara keseluruhan.
-
Benzene
Berbagai jenis benzene atau benzena bersifat karsinogenik bagi manusia. Dengan kata lain zat ini berpotensi memicu kanker karena berkaitan dengan perubahan hormon dan proses reproduktif.
-
Aldehydes
Kandungan aldehydes atau aldehida pada bath bomb dapat memicu reaksi alergi pada beberapa orang yang sensitif terhadap zat ini. Selain itu, aldehydes juga dikaitkan dengan penyakit hati serta dianggap dapat menimbulkan reaksi toksisitas atau keracunan pada janin.
-
Phthalates
Zat ini dapat memengaruhi hormon dan kualitas sperma, serta dianggap berkaitan dengan obesitas dan beberapa bentuk kanker.
-
Talc
Berdasarkan beberapa penelitian ditemukan bahwa kandungan talc – atau talk – dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.
-
Paraben
Kandungan zat paraben diketahui dapat mengganggu sistem endokrin atau hormon dalam tubuh.
-
Pewarna tambahan
Zat pewarna dianggap memiliki kaitan dengan gangguan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada anak, serta dapat menyebabkan kerusakan sel saraf dan kanker otak.
Bahaya penggunaan bath bomb lainnya
Selain berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh zat kimia yang terdapat di dalam bath bomb, penggunaan secara rutin juga dianggap tidak baik bagi kesehatan organ kewanitaan, yaitu vagina.
Kandungan zat kimia pada bath bomb dapat mengganggu tingkat keasaman vagina dan memengaruhi bakteri baik di dalamnya.
Meskipun tidak semua wanita akan mengalami dampak yang sama, bagi yang sensitif atau rentan terkena infeksi sebaiknya menghindari penggunaan bath bomb. Terlebih lagi jika sudah memiliki tanda dan gejala berupa rasa gatal, kemerahan serta keputihan.
Tidak seluruh bath bomb memiliki komponen yang sama. Jadi sebaiknya, tetap batasi jika Anda ingin mandi dengan bath bomb agar terhindar dari berbagai bahaya bagi kulit dan tubuh. Jika Anda merasakan adanya gangguan kulit setelah mandi dengan bath bomb, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
[NP/ RVS]