Botox dan filler merupakan tindakan estetik yang populer dilakukan. Menurut data dari American Society of Plastic Surgeons di Amerika Serikat pada tahun 2015, terdapat lebih dari 9 juta tindakan botox dan filler yang dilakukan.
Tindakan ini pun kian populer dilakukan di Indonesia karena prosedurnya yang cepat, efek samping yang lebih minimal dibandingkan operasi, serta biaya yang lebih murah.
Namun, manakah yang lebih aman? Botox atau filler? Berikut penjelasan lengkapnya untuk Anda.
Manfaat dan Efek Samping Botox
Botox atau botulinum toxin A adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum. Racun tersebut sudah dimurnikan sehingga tidak memberikan risiko penyakit botulisme jika digunakan dengan benar.
Penyuntikan botox dilakukan pada otot (intramuskular) untuk menghilangkan kerutan, spasme otot, dan berbagai penyakit pada mata. Selain itu, botox juga dapat digunakan untuk mengatasi migrain dan disuntikkan pada otot di kepala serta leher.
Pada seseorang yang memiliki keringat berlebih atau hiperhidrosis, botox dapat disuntikkan di bawah kulit.
Setelah disuntikkan, efek dari botox biasanya dapat terlihat dalam waktu beberapa hari hingga 2 minggu dan bertahan 3-6 bulan. Dosis, jumlah, lokasi penyuntikan, dan seberapa sering Anda disuntik botox bergantung dari kondisi Anda.
Artikel lainnya: Fakta Tentang Botox yang Perlu Anda Tahu
Efek samping botox bergantung dari lokasi penyuntikannya. Beberapa efek samping yang sering muncul, yakni:
- Kemerahan, memar, infeksi, dan nyeri pada lokasi penyuntikan
- Pusing berputar
- Nyeri kepala
- Kesulitan menelan
- Infeksi saluran pernapasan seperti flu
- Mual dan muntah
- Kelemahan otot
- Pandangan kabur
- Kelopak mata turun atau bengkak
- Iritasi mata
- Mata kering
- Lebih sensitif terhadap cahaya
Apabila penyuntikan botox digunakan untuk mencegah migrain, dapat terjadi efek samping nyeri kepala, nyeri leher, dan kelopak mata turun.
Sedangkan jika penyuntikan botox dilakukan untuk mengatasi keringat berlebih, efek samping yang dapat terjadi yaitu infeksi saluran pernapasan seperti flu, nyeri kepala, demam, nyeri leher atau punggung, bahkan gangguan cemas.
Perlu diketahui bahwa botox juga dapat menyebabkan overdosis jika berlebihan. Gejala-gejalanya adalah:
- Pingsan
- Sesak napas akibat gangguan pernapasan
- Gangguan menelan
- Kelemahan otot
- Paralisis atau kelumpuhan
Manfaat dan Efek Samping Filler
Sebelum mengetahui lebih aman botox atau filler, Anda perlu tahu dulu mengenai filler.
Filler merupakan zat yang disuntikkan di bawah permukaan kulit untuk memberikan volume. Beberapa kandungan filler, antara lain:
- Kalsium hidroksiapatit, yaitu bahan seperti mineral yang terdapat pada tulang
- Asam hialuronat, merupakan bahan tersering yang digunakan, secara alami terdapat pada cairan dan jaringan di tubuh yang berperan untuk kekenyalan kulit
- Polyalkylimide, berbentuk seperti gel transparan
- Polylactic acid, menstimulasi kulit untuk membentuk kolagen
- Polymethyl-methacrylate microspheres, filler semi permanen
Filler dapat digunakan untuk mengatasi beberapa tanda penuaan dan dapat digunakan untuk:
- Menambah volume bibir
- Mengisi area cekung pada wajah
- Mengisi kerutan statis, terutama pada wajah bagian bawah
- Mengisi atau mengoreksi bekas luka
Artikel lainnya: Efek Samping Botox yang Perlu Anda Tahu
Sedangkan efek samping yang ditimbulkan dari filler, yaitu:
- Kemerahan atau memar
- Bengkak
- Nyeri
- Gatal, ruam
- Infeksi
- Sulit melakukan aktivitas (filler pada punggung tangan)
- Benjolan di bawah kulit
- Luka terbuka atau berair
- Alergi yang ringan sampai parah
- Gangguan penglihatan bahkan kebutaan
- Kerusakan pada kulit atau bibir
- Dan sebagainya
Lalu, Mana yang Lebih Aman?
Anda tentu bertanya-tanya, lebih aman botox atau filler? Ketahuilah bahwa botox maupun filler menggunakan zat yang berbeda untuk kegunaan yang berbeda pula, sehingga penyuntikannya dapat dilakukan pada satu waktu bersamaan.
Misal, botox digunakan untuk mengatasi kerutan pada sekitar mata dan filler disuntikkan untuk mengoreksi garis senyum.
Berdasarkan penelitian yang dilansir di Journal of American Medical Association Dermatology, prosedur botox dan filler sangat aman jika dilakukan oleh dokter spesialis kulit yang berpengalaman dan berkompeten.
Efek samping terjadi hanya kurang dari 1% dan umumnya efek samping minor.
Meski tindakan botox dan filler tidak terlalu invasif, keduanya sama-sama memiliki berbagai risiko. Bahkan ada yang berakibat fatal.
Jadi, jika Anda ingin melakukan penyuntikan botox dan/atau filler, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis kulit atau dokter spesialis bedah plastik yang berkompeten mengerjakannya.
Anda dapat membaca artikel lainnya mengenai kesehatan dan kecantikan kulit di aplikasi KlikDokter. Jika Anda ingin konsultasi secara daring dengan dokter, bisa melalui layanan Live Chat.
[RS]