Sudah pakai obat atau produk yang klaimnya ampuh usir jerawat, rutin cuci muka, atau sudah menjaga kebersihan kulit sebaik mungkin. Namun, jerawat masih saja bandel. Mungkin ini waktunya membuat janji temu dengan dokter spesialis kulit atau dermatolog.
Jerawat adalah gangguan pada kulit yang berkaitan dengan produksi minyak (sebum) berlebih. Dengan banyaknya produk jerawat yang dijual bebas, banyak yang lupa bahwa kadang jerawat lebih dari sekadar masalah estetika. Namun, bisa jadi kondisi yang butuh penanganan medis.
Faktor Penyebab Jerawat
Kemunculan jerawat dipengaruhi oleh bermacam faktor, di antaranya sebagai berikut ini.
- Kelenjar minyak yang terlalu aktif. Produksi minyak berlebih ini akan menyebabkan sumbatan dan peradangan pada pori-pori kulit.
- Faktor hormonal. Meningkatnya produksi hormon testosteron akan merangsang kelenjar minyak untuk memproduksi sebum lebih banyak. Misalnya, saat masa pubertas atau setelah menstruasi, wajah cenderung lebih berminyak dan berjerawat.
- Keturunan. Bila salah satu atau kedua orang tua punya masalah jerawat saat muda, sangat mungkin Anda pun demikian.
- Bakteri di pori-pori kulit. Bakteri penyebab jerawat, yaitu Cutibacterium acnes, bisa muncul akibat kurang menjaga kebersihan atau pemakaian kosmetik yang tidak sesuai.
- Stres, yang secara luas diketahui dapat memicu ketidakseimbangan hormon dan mood. Akibatnya, bisa terjadi perubahan pola makan dan hidup yang berujung pada masalah kulit, salah satunya adalah jerawat.
- Penggunaan kosmetik. Zat yang terkandung dalam kosmetik tak selalu cocok untuk kulit. Biasanya, produk yang mengandung minyak, pewarna, dan parfum lebih mungkin memicu jerawat.
Oleh karena itu, pencegahan atau pengobatan jerawat butuh kontrol ketat pada faktor-faktor tadi.
Artikel lainnya: 7 Kebiasaan Buruk yang Bisa Picu Munculnya Jerawat
Kondisi Jerawat yang Butuh Pengobatan oleh Dokter
Jerawat yang ringan umumnya bisa diobati sendiri di rumah dengan memperhatikan faktor-faktor di atas. Selain itu, produk perawatan wajah khusus kulit berminyak dan berjerawat juga bisa membantu.
Bahan aktif yang dapat digunakan untuk membantu menyembuhkan jerawat adalah asam salisilat, benzoil peroksida, asam alfa hidroksi (AHA), sulfur, dan asam glikolat. Umumnya, bahan-bahan tersebut tersedia dalam produk atau obat jerawat yang dijual di pasaran.
Meski demikian, ada beberapa kondisi jerawat yang sebaiknya diperiksa langsung oleh dokter spesialis kulit atau dermatolog, seperti berikut ini.
-
Sebelumnya Tidak Pernah Jerawatan
Bila tiba-tiba saja berjerawat di wajah, dada bagian atas, punggung, atau bagian tubuh lainnya, dan Anda semasa hidup tak pernah bermasalah dengan jerawat, sebaiknya cek ke dokter.
Pasalnya, beberapa kondisi seperti rosasea dan folikulitis penampakannya mirip dengan jerawat.
-
Sudah Pakai Obat Jerawat yang Dijual Bebas, tapi Jerawat Makin Parah
Kasus jerawat yang ringan umumnya bisa diobati dengan obat atau produk yang dijual bebas. Namun, banyak juga kasus jerawat yang tak “bergeming” pada bahan aktif obat atau produk tersebut.
Bila pemakaiannya sudah lebih dari tiga bulan, tetapi tak ada perubahan atau bahkan makin parah, lebih baik temui dokter.
Nantinya, Anda akan diresepkan pengobatan sesuai dengan jenis jerawat atau penyebabnya, sekaligus mendapat tips seputar perawatan jerawat di rumah.
-
Mengalami Jerawat yang Meradang, Jerawat Nodul, atau Jerawat Kistik dengan Tingkat Keparahan Ringan hingga Sedang
Bila tingkat keparahan jerawat ringan hingga sedang, atau sangat meradang, lebih baik hentikan pemakaian obat jerawat yang dijual bebas daripada buang waktu dan tenaga.
Jerawat nodul (berbentuk lebih besar dan terlihat jelas di bawah permukaan kulit) dan jerawat kistik (disebut juga jerawat batu, yang bentuknya kecil-kecil berwarna kemerahan, tumbuh dalam jumlah banyak, menumpuk pada area wajah tertentu, dan mengandung nanah) mesti dievaluasi oleh dokter.
Pasalnya, kedua jenis jerawat tersebut bisa dengan mudah menyebabkan jaringan parut, sehingga harus secepatnya diobati.
Artikel lainnya: 10 Cara Mudah Mengatasi Jerawat
-
Curiga Munculnya Jerawat akibat Obat-obatan Tertentu
Beberapa jenis obat-obatan seperti steroid dan pil KB dapat menyebabkan jerawat. Bila setelah mengonsumsinya Anda jerawat, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
-
Merasa Geram atau Depresi akibat Masalah Jerawat yang Dialami
Nyatanya, jerawat tak hanya dapat memengaruhi kulit, tetapi juga kualitas hidup seseorang.
Apakah jerawat sampai membuat Anda ngumpet dari situasi sosial? Merasa depresi? Jerawat yang membandel meruntuhkan tingkat kepercayaan diri? Bila ya, jangan lagi menunda janji dengan dokter.
Dokter tak hanya dapat membantu mengatasinya, tetapi juga mengusir rasa frustasi akibat masalah kulit tersebut.
Tips agar Wajah Bebas dari Jerawat
Selain bijak dalam memilih pengobatan jerawat, Anda juga bisa melakukan tips di bawah ini untuk mencegah jerawat bolak-balik datang mengganggu.
- Rajin cuci muka minimal dua kali sehari, maksimal empat kali sehari.
- Gunakan produk khusus untuk wajah berminyak dengan label noncomedogenic.
- Jangan memakai kosmetik saat berjerawat. Bila harus, gunakan seminimal mungkin dan pakai yang sifatnya ringan, misalnya bedak tabur.
- Gunakan produk perawatan kulit secukupnya dan yang sesuai dengan jenis kulit.
- Kelola stres dengan baik dan usahakan untuk istirahat cukup, 7-8 jam tiap hari.
- Olahraga rutin.
- Hindari konsumsi makanan atau minuman yang dapat memicu produksi minyak di kulit, seperti gorengan, makanan pedas, serta alkohol.
- Hindari makanan dan minuman yang manis.
- Diet rendah karbohidrat dan lemak.
- Hindari rokok dan asap rokok serta polusi udara lainnya.
- Jangan menusuk atau memencet jerawat.
- Sabar dan konsisten bila sedang menjalani pengobatan jerawat.
Jerawat butuh penanganan yang sesuai berdasarkan derajat keparahannya. Meski kebanyakan bisa diobati sendiri, mengalami satu atau beberapa dari lima kondisi di atas, sebaiknya jangan buang waktu, pikiran, dan tenaga segera berangkat ke dokter spesialis kulit agar masalah jerawat bisa tuntas!
(RN/AYU)