Penyakit kusta memang sudah dikenal sejak lama. Meski pengobatannya telah ditemukan, tapi tetap saja penyakit kulit ini belum juga musnah! Bahaya kusta yang tidak diobati dengan benar bahkan bisa berakibat pada komplikasi serius.
Di Indonesia, hingga kini lebih dari 10.000 orang setiap tahunnya mengalami kusta. Mengapa bisa terjadi? Salah satu penyebabnya adalah karena orang yang sudah terlanjur mengalami kusta tak mendapat pengobatan yang tepat, dan akhirnya menularkannya pada orang lain.
Penyebab dan Gejala Kusta
Penyebab kusta adalah infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Itu sebabnya, kusta dikenal juga dengan istilah lepra. Kuman lepra yang masuk ke dalam tubuh seseorang biasanya tak langsung menimbulkan gejala.
Kuman tersebut akan berdiam diri dan mulai berkembang biak perlahan-lahan. Gejala baru mulai muncul setidaknya lima tahun setelah kuman penyebabnya menginfeksi tubuh.
Artikel lainnya: Lepra dan Kusta, Adakah Perbedaannya?
Penyakit lepra umumnya menyerang kulit dan saraf. Pada sebagian besar penderita, gejala yang pertama kali muncul adalah timbulnya bercak putih di kulit seperti panu.
Ciri khas dari penyakit kusta adalah bercak putih tersebut mati rasa dan tidak dapat berkeringat. Kadang kala bercak yang ada tidak berwarna putih, melainkan berwarna kemerahan atau menjadi lebih gelap.
Selain itu, kerusakan saraf yang terjadi akibat infeksi bakteri M. leprae ini juga dapat menyebabkan mati rasa di lengan atau tungkai, serta otot yang melemah.
Komplikasi Akibat Kusta yang Tidak Diobati
Kusta umumnya tidak mengancam nyawa dan menyebabkan kematian. Namun, kualitas hidup penderitanya bisa sangat terganggu akibat berbagai komplikasi yang bisa terjadi.
Inilah beberapa komplikasi kusta yang perlu Anda ketahui:
1. Ulkus
Ulkus merupakan luka di kulit yang sangat dalam. Pada ulkus, luka yang terjadi bukan hanya merusak jaringan luar kulit, tapi juga sampai ke jaringan lemak di dalam kulit. Ulkus pada kusta umumnya terjadi di daerah kaki, terutama di telapaknya.
Artikel lainnya: Yuk, Kenali Bakteri Penyebab Kusta
Hal ini biasanya diawali dengan gangguan saraf di daerah kaki yang menyebabkan kaki menjadi mati rasa. Kondisi kaki yang mati rasa ini menyebabkan kaki menjadi mudah mengalami luka yang dalam.
2. Jari Membengkok
Jika kusta terjadi berkepanjangan dan tidak diobati dengan tepat, maka jari-jari tangan akan membengkok dan tak bisa diluruskan. Kalau kondisi ini terlanjur terjadi, bengkoknya jari tidak bisa dikembalikan ke keadaan normal. Jari-jari tersebut akhirnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Hidung Berbentuk Pelana (Saddle Nose)
Ini merupakan salah satu kecacatan permanen yang dapat terjadi pada penderita kusta. Penyakit kusta dapat menyerang tulang di daerah wajah, termasuk tulang-tulang rawan hidung. Kelengkungan hidung menjadi berubah dan bentuknya akan seperti pelana.
4. Kehilangan Jari
Banyak orang memercayai bahwa kehilangan jari pada penderita kusta terjadi akibat jari-jari yang lepas. Hal tersebut tidaklah tepat!
Memang, penderita kusta dapat kehilangan jarinya secara permanen. Namun, hal itu bukan karena jarinya lepas, melainkan karena dampak dari kerusakan saraf dan luka yang terjadi pada jari.
5. Gangguan Penglihatan hingga Kebutaan
Penyakit kusta dapat menyebabkan penderitanya tidak dapat menutup mata dengan rapat. Jika ini terjadi, maka kornea mata lama-kelamaan akan kering dan mengalami luka. Kerusakan kornea tersebut akan menimbulkan gangguan penglihatan yang bisa berujung pada kebutaan.
Bahaya kusta dapat menyebabkan komplikasi serius. Tapi jangan cemas, penyakit ini bisa sembuh dengan tuntas. Segera dapatkan pengobatan yang tepat dari dokter bila mengalami kusta. Kalau ingin berkonsultasi dengan dokter tanpa repot, Anda bisa pakai fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter!
(FR/RPA)