Kulit

Jerawat Tak Hilang, Hati-hati Kondisi Hiperandrogen!

FIRISA ARDIANTI, 07 Agu 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penyebab jerawat memang bermacam-macam, namun ada kondisi bernama hiperandrogen yang juga bisa jadi pemicu. Sudahkah Anda memahaminya?

Jerawat Tak Hilang, Hati-hati Kondisi Hiperandrogen!

Jerawat memang salah satu masalah kulit yang paling sering dikeluhkan banyak orang. Penyebabnya pun bisa bermacam-macam, tergantung pada kondisi setiap orang. Salah satu pemicu yang perlu Anda pahami adalah hiperandrogen.

Kondisi apakah ini dan bagaimana bisa memicu timbulnya jerawat? Ini dia penjelasannya secara medis.

Apa Itu Hiperandrogen?

Kondisi ini mungkin belum familiar di telinga banyak orang. Dokter Nabila Viera Yovita menjelaskan hiperandrogenisme adalah hormon testosteron yang kadarnya tinggi pada wanita. Kelebihan hormon ini akhirnya memiliki dampak-dampak tertentu.

Hormon testosteron sendiri ialah hormon yang banyak dimiliki pria dan kadarnya lebih tinggi. Umumnya, wanita tetap memiliki hormon testosteron namun dalam jumlah yang lebih sedikit.

“Hormon ini yang bikin pria berewok. Kadang, ada wanita yang punya rambut kumis lebih lebat. Hal itu disebabkan kadar testosteronnya lebih tinggi,” jelas dr. Nabila.

Menurutnya, kondisi hiperandrogen termasuk sesuatu yang tidak umum terjadi pada wanita sehingga bisa disebut sebuah kelainan.

Hiperandrogen dapat diketahui dari beberapa dampak fisik yang dimunculkannya, di antaranya:

  • Kulit lebih berminyak, sehingga rentan jerawatan.
  • Mudah alami kebotakan.
  • Menstruasi tidak teratur.
  • Penampilan tubuh lebih maskulin (massa otot bertambah, payudara mengecil).
  • Suara bisa terdengar lebih “dalam” seperti pria.
  • Ketidaksuburan (karena rentan mengalami PCOS).
  • Obesitas dan rentan terkena diabetes melitus tipe 2.
  • Hirsutisme (kondisi pertumbuhan rambut yang lebih gelap dan tebal pada wanita seperti pada wajah, dada, dan punggung).

Selain itu, dr. Nabila juga menjelaskan ada beberapa dampak atau gejala psikis dari kondisi hiperandrogen, seperti stres dan depresi.

“Menurut penelitian, gejala psikis bisa dipengaruhi oleh obesitas dan hirsutisme (tumbuhnya rambut pada wanita akibat kelebihan hormon pria). Akhirnya, wanita mungkin bisa merasa keatraktifan seksualnya kurang, terus lebih mudah stres secara emosional dan depresi,” jelasnya.

Artikel Lainnya: Lakukan 6 Langkah Ini agar Selalu Bebas dari Jerawat

1 dari 3

Apa Faktor Penyebab Hiperandrogen?

Kondisi hiperandrogen dapat disebabkan oleh berbagai hal. Menurut dr. Nabila, penyebabnya bisa karena PCOS, tumor di indung telur, ada penyakit di kelenjar adrenal atau tumor di sana, atau karena penyakit di kelenjar hipofisis.

“Selain itu, bisa juga akibat obesitas dan sindrom metabolik (akan semakin banyak testosteron yang diproduksi). Obat yang menyebabkan jerawatan dengan kandungan testosteron, steroid, dan human IGF-1 rekombinan pun bisa jadi penyebab,” sambungnya.

Bagaimana dengan faktor genetik, apakah berpengaruh? Dokter Nabila mengatakan, “Masih belum diketahui, sementara yang sudah jelas penyebabnya adalah yang tadi disebutkan. Belum dapat dipastikan apakah faktor genetik bisa jadi penyebab atau tidak.”

2 dari 3

Mengapa Hiperandrogen Bisa Picu Jerawat?

Dokter Nabila menjelaskan kadar testosteron yang tinggi pada wanita akan memengaruhi produksi minyak hingga menjadi berlebihan. Inilah yang membuat hiperandrogen mudah menyebabkan jerawat.

“Kadar testosteron yang tinggi akan menyebabkan hipersensitivitas pada kelenjar minyak, sehingga akan memproduksi minyak atau sebum lebih banyak dari seharusnya. Akhirnya, timbullah jerawat,” ungkapnya.

Menurut dr. Nabila, rentang usia yang biasanya paling parah mengalaminya adalah remaja, karena memang hormon reproduksi baru gencar-gencarnya timbul pada masa itu. 

“Namun, nantinya walau sudah dewasa dan ia memang benar mengidap hiperandrogenisme, pasti akan masih mudah jerawatan juga,” tambahnya.

Artikel Lainnya: 10 Cara Mudah Mengatasi Jerawat

3 dari 3

Bagaimana Atasi Jerawat Akibat Hiperandrogen?

Perlu diingat, tidak semua jerawat atau produksi minyak berlebih disebabkan oleh hiperandrogen. Jadi, Anda jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa jerawat yang dialami pasti karena kadar testosteron yang tinggi.

Perlu adanya diagnosis dari dokter lebih lanjut, apakah jerawat disebabkan oleh hiperandrogen atau bukan. Biasanya, masalah hiperandrogenisme juga dibarengi dengan gejala atau dampak lainnya yang dijelaskan di atas.

Namun, bila jerawat yang Anda keluhkan memang benar karena hiperandrogen, jangan khawatir. Ini  karena ada beberapa cara untuk mengatasinya.

“Biasanya selain obat jerawat topikal (oles) dan obat jerawat minum, juga mesti dibarengi terapi antiandrogen, misalnya pil KB. Ketika pil KB tidak mempan, harus menggunakan antiandrogen yang lebih poten, nanti urusannya sama dokter kulit,” jelas dr. Nabila.

Secara umum, ia juga berpesan untuk tetap lakukan perawatan kulit wajah dengan benar untuk mencegah jerawat. 

Bersihkan muka dengan facial wash dua kali sehari sesuai jenis kulit, pakai tabir surya sebelum ke luar rumah, dan tidak menunda menghapus makeup.

Itu dia penjelasan seputar hiperandrogen dan jerawat yang diakibatkannya. Agar tubuh tetap sehat dan tidak mudah jerawatan, imbangi perawatan kulit dengan pola hidup sehat dan makanan bergizi seimbang, ya.

Punya masalah jerawat membandel atau penyakit kulit lainnya? Konsultasi langsung dengan dokter lewat fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter!

(AYU/ARM)

Jerawat