Ketika warna kuku dan bibir tampak berbeda dari biasanya, Anda perlu curiga. Pasalnya, kondisi kedua bagian tubuh ini dapat menandakan beberapa kondisi medis.
Salah satu hal yang perlu dicurigai adalah berubahnya warna kuku dan bibir menjadi pucat. Bibir dan kuku jari yang pucat bahkan dikaitkan dengan gangguan paru.
Bagaimana hubungan antara warna kuku dan bibir yang pucat dengan gejala gangguan paru? Mari simak penjelasan dokter berikut.
Mengapa Pasien Gangguan Paru Bisa Alami Kuku dan Bibir Pucat?
Pada dasarnya, kuku pucat merupakan tanda umum penuaan. Dilansir dari OnHealth, survei pada beberapa pasien berusia 60 tahun menunjukkan hampir 3 dari 4 orang dari kelompok tersebut memiliki kuku pucat dan kusam.
Artikel lainnya: Kenali Perbedaan Paru-Paru Sehat dan Paru-Paru Perokok
Kuku pucat pun dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang lebih serius pada beberapa individu.
Dokter Devia Irine Putri menjelaskan, “Kuku dan bibir pucat bisa menunjukkan aliran darah yang kurang lancar. Ini bisa karena masalah anemia, kehilangan banyak darah (syok), ataupun kondisi sesak kekurangan oksigen yang berhubungan dengan paru dan jantung.”
“Tapi, tidak selalu kuku dan bibir pucat terkait dengan masalah paru-paru,” tambahnya.
Tim J. McMahon dan Ann C. Prybylowsky dalam buku mereka yang bertajuk “Management of Anemia”, membahas kaitan anemia dengan penyakit paru-paru kronis.
Anemia terjadi ketika darah kekurangan sel darah merah. Dalam kondisi normal , darah terdiri dari sekitar 40-45 persen sel darah merah.
Menurut Tim dan Ann, anemia umum terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronis seperti PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), khususnya jika terjadi hipoksia kronis (kadar oksigen rendah di dalam darah).
Artikel lainnya: Gejala Kanker Paru Stadium Empat dan Penanganannya
Pada orang sehat, kekurangan kadar oksigen akan menyebabkan peningkatan sel darah merah. Hal yang berbeda terjadi pada pasien PPOK.
Mereka justru akan mengalami penurunan jumlah sel darah merah. Kondisi tersebut menyebabkan anemia sulit dihindari.
Oleh karena itu, penting bagi pasien PPOK untuk mengenali gejala anemia, misalnya bibir dan kuku pucat. Sebab, anemia dapat memperburuk gejala sesak napas, membatasi kemampuan beraktivitas sehari-hari, dan menghambat kesembuhan.
Anemia dapat menyebabkan penderitanya mengalami sesak napas, pusing, sakit kepala, tangan dan kaki dingin, kulit pucat, nyeri dada, serta lemas.
Ketika seseorang menderita anemia, tubuhnya tidak memiliki cukup sel darah merah yang mengandung hemoglobin. Padahal protein tersebut punya peran penting mendistribusikan oksigen dari paru-paru ke seluruh organ tubuh.
Akibatnya, jantung harus bekerja keras memompa lebih banyak darah untuk memasok kebutuhan oksigen tubuh.
Pada orang dengan PPOK yang punya gangguan fungsi paru, anemia dapat memperparah gejala. “Karena, keduanya (PPOK dan anemia) dapat menyebabkan sesak napas,” ujar dr. Devia.
Mengatasi Anemia pada Kondisi Gangguan Paru
Menurut Pulmonary Education and Research Foundation, AS, anemia of chronic disease (ACD) atau anemia pada penyakit kronis merupakan jenis yang paling sering dijumpai pada pasien PPOK. Tetapi, anemia jenis lain juga dapat terjadi pada kelompok penderita PPOK.
Penting untuk mengetahui jenis anemia pada pasien penyakit paru kronis seperti emfisema, bronkitis kronis, fibrosis paru idiopatik, dan fibrosis kistik. Pasalnya, pengobatannya bisa berbeda tergantung jenis anemia.
Artikel lainnya: Bisakah Manusia Hidup dengan Sebelah Paru? Ini Faktanya
Mengatasi anemia secara efektif dapat membantu mendukung kesembuhan pasien penyakit paru secara keseluruhan.
Berdasarkan Cleveland Clinic, AS, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab anemia terlebih dahulu. Terapi pengobatan akan diberikan sesuai penyebab.
Jika anemia akibat kekurangan zat besi, maka yang dapat dilakukan antara lain:
- Minum suplemen zat besi.
- Konsumsi makanan tinggi zat besi, beserta asupan yang membantu penyerapan zat besi (misalnya makanan bervitamin C).
- Asupan zat besi melalui infus, terutama untuk pasien penyakit ginjal kronis.
- Transfusi sel darah merah.
Tipe anemia lainnya mungkin membutuhkan jenis pengobatan lain. Misalnya, anemia yang disebabkan kelainan genetik (seperti anemia sel sabit dan thalasemia beta) mungkin perlu transplantasi sumsum tulang belakang.
Itulah penjelasan mengapa kuku dan bibir pucat dapat terjadi pada pasien dengan gangguan paru. Hal ini bisa dikarenakan banyak faktor, salah satunya anemia yang dialami pasien.
Bila Anda mengidap penyakit paru dan menemukan gejala yang tidak biasa, jangan tunda memeriksakan diri ke dokter. Gunakan Live Chat dokter spesialis paru untuk konsultasi awal lebih cepat.
(FR/JKT)