Kalsium memang sangat berguna bagi tubuh terutama untuk kekokohan tulang. Namun, jika terlalu banyak kalsium di dalam tubuh, maka Anda dapat terkena kalsifilaksis.
Kalsifilaksis merupakan komplikasi ginjal yang jarang terjadi namun berbahaya. Kondisi ini menyebabkan kalsium menumpuk di dalam pembuluh darah lemak dan kulit. Kalsifilaksis cenderung dialami penderita penyakit ginjal kronis.
Pada kulit, kalsifilaksis dapat menimbulkan beragam dampak buruk. Apa saja gejala kalsifilaksis pada kulit?
Artikel Lainnya: Kenali Efek Samping Kelebihan Vitamin D
Masalah Kulit yang Bisa Diakibatkan oleh Kalsifilaksis
Melansir Healthline, penyakit kalsifilaksis memiliki gejala utama, seperti adanya lesi kulit yang terdapat pada tungkai bawah atau daerah yang memiliki banyak lemak misalnya di bokong, payudara, dan perut.
Lesi kulit ini akan berkembang dan menjadi borok atau nodul yang sangat menyakitkan. Lesi tersebut juga sangat sulit disembuhkan.
Selain itu, kalsifilaksis juga dapat ditandai dengan adanya pola seperti jaring ungu besar pada kulit. Terdapat pula benjolan dalam yang sangat menyakitkan dan akan mengeluarkan nanah.
Benjolan tersebut bisa menciptakan luka terbuka berbentuk kerak warna hitam dan cokelat yang tidak bisa sembuh.
Biasanya, benjolan ini ada di area kulit yang memiliki banyak lemak. Tapi, tidak menutup kemungkinan bisa juga muncul di bagian lain.
Ciri kalsifilaksis lainnya yaitu infeksi dari luka yang tidak kunjung sembuh.
Cara Mengobati Kalsifilaksis
Sebenarnya, belum ada pengobatan yang paling efektif untuk kalsifilaksis. Perawatannya saat ini hanya difokuskan pada perawatan lesi kulit, mencegah infeksi, dan memperbaiki konsentrasi kalsium dan fosfor di dalam darah.
Artikel Lainnya: Risiko Komplikasi Kesehatan Akibat Kelebihan Vitamin E
Dokter Astrid Wulan Kusumoastuti menjelaskan, “Ada berbagai approach treatment untuk kalsifilaksis. Secara teori, kondisinya reversibel (bisa dikembalikan ke kondisi semula) dengan treatment. Tapi, biasanya pasien ada berbagai komorbid, sehingga sulit untuk disembuhkan seperti sedia kala.”
Mengobati luka dan lesi bisa dilakukan dengan antibiotik sistemik, terapi oksifen hiperbarik, dan lain sebagainya. Selain itu, ada pula jenis obat tertentu yang dapat diresepkan dokter.
Seseorang yang memiliki penyakit ginjal akut sangat berisiko tinggi mengalami kalsifilaksis.
Selain itu, orang dalam kondisi obesitas, punya penyakit hati, dan mengidap diabetes juga berisiko.
Itulah beberapa gejala kalsifilaksis yang dapat menimbulkan kerusakan kulit serta pengobatannya. Bila ingin tanya lebih lanjut seputar infeksi atau masalah kulit, gunakan LiveChat dengan dokter kulit.
(FR/AYU)