Kulit kendur bisa dipicu oleh berbagai hal. Bahkan penyakit genetik seperti elastoderma juga bisa menyebabkan kulit kehilangan elastisitasnya.
Melansir Healthline, elastoderma merupakan kondisi kulit langka yang ditandai dengan keadaan kulit yang terus mengendur pada area tertentu di tubuh. Penyakit ini menyebabkan kulit menjadi berlipat-lipat karena tidak elastis.
Dokter Muhammad Iqbal Ramadhan mengatakan, “Elastoderma masih tergolong sebagai penyakit kulit yang langka. Penyakit ini masih sangat jarang ditemukan di Indonesia.”
Apa penyebab elastoderma? Simak di bawah ini.
Faktor Penyebab Elastoderma
Penyebab elastoderma belum diketahui pasti. Namun, dr. Iqbal berpendapat masalah kulit ini bisa disebabkan oleh faktor genetik.
Selain itu, kemungkinan penyebab lainnya diyakini merupakan hasil dari produksi elastin berlebihan. Elastin ialah protein yang memberikan dukungan struktural pada organ dan jaringan.
Artikel Lainnya: Penyebab Kulit Menjadi Sangat Elastis atau Hiperelastis
Menurut Genetic and Rare Diseases Information Center (GARD), Amerika Serikat, elastin memiliki peran penting pada jaringan di seluruh tubuh.
Contoh fungsi elastin antara lain memberikan kekuatan dan fleksibilitas pada jaringan ikat; mendukung organ dan jaringan seperti jantung, kulit, dan paru-paru; serta membantu kulit kembali ke bentuk semula saat tercubit.
Studi dalam jurnal Acta Dermato Venereologica tahun 2011 mencatat beberapa kasus terkait elastoderma:
- Terjadi pada wanita kulit putih berusia 33 tahun dengan riwayat kelemahan kulit (skin laxity) progresif selama dua tahun di atas siku kanannya.
- Pada tahun 1995, dilaporkan kasus serupa pada pria kulit putih berusia 27 tahun, dengan kulit kendur, dapat ditarik, dan berkerut dengan adanya penonjolan di sekitar leher.
- Di tahun 2005, ada kasus dari pria kulit putih berusia 16 tahun dengan kelemahan kulit progresif dan kerutan kulit di sekitar leher (setelah ada keluhan folikulitis).
Sampai saat ini belum jelas apa yang menyebabkan peningkatan kadar elastin pada orang yang terkena elastoderma.
Tanda Kulit Terkena Elastoderma
Orang yang terkena penyakit elastoderma akan memiliki kulit yang mengendur dan kehilangan elastisitas pada area tubuh tertentu.
Artikel Lainnya: Cara Mengencangkan Payudara yang Kendur Secara Alami
Menurut GARD, elastoderma bisa terjadi di bagian tubuh mana pun. Namun, bagian yang paling sering, antara lain sekitar leher, lengan, kaki, siku, atau lutut.
Selain itu, GARD mengungkapkan beberapa orang mungkin bisa mengalami gejala lain seperti berikut:
- 80-99 persen orang dengan elastoderma mengalami papula, kerutan dini, dan bintil kulit.
- 30-79 persen orang dengan elastoderma mengalami hyperesthesia (timbulnya sensasi tertentu pada kulit).
- 5-29 persen penderita elastoderma mengalami eksim dan erysipelas (infeksi bakteri).
“Untuk pengobatannya, memang belum ada. Karena, penyebabnya belum diketahui secara pasti juga,” ujar dr. Iqbal.
Operasi mungkin bisa dilakukan untuk mengangkat area kulit yang terkena. Namun, kulit yang kendur sering kali kembali lagi setelah operasi.
Bila punya masalah kulit, jangan ragu untuk konsultasi lewat LiveChat dokter spesialis kulit di aplikasi Klikdokter.
(FR/AYU)
Referensi:
Healthline. Diakses 2021. 11 Skin Conditions You’ve Probably Never Heard Of.
Genetic and Rare Diseases Information Center (GARD). Diakses 2021. Elastoderma.
Acta Dermato Venereologica. Diakses 2021. Elastoderma: An Uncommon Cause of Acquired Hyperextensible Skin. 2011.