Pada 1873, peneliti asal Norwegia bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen menemukan bakteri penyebab kusta, yakni Mycobacterium leprae. Karena itulah, penyakit kusta atau lepra juga disebut dengan Morbus Hansen atau Penyakit Hansen.
Tidak sedikit yang menganggap penyakit tersebut sangat mengerikan. Hal ini tak lepas dari peran serta mitos kusta yang berkembang di masyarakat. Bahkan, mitos yang banyak berkembang tentang penyakit ini kerap kali membuat kebingungan.
Tak jarang, mitos tentang kusta juga memicu stigma dan diskriminasi pada penderitanya. Upaya penanggulangan pun menjadi tidak optimal.
Artikel Lainnya: Yuk, Kenali Bakteri Penyebab Kusta
Nah, agar Anda tidak menjadi salah satu orang yang ikut tersesat, sebaiknya kenali beberapa fakta di balik kabar keliru soal penyakit kusta berikut ini:
1. Kusta Sangat Mudah Menular
Pernyataan kusta mudah menular hanyalah mitos belaka. Memang, penyakit ini dapat menular melalui paparan lendir atau tetesan cairan hidung yang keluar dari tubuh penderita saat batuk maupun bersin.
Meski begitu, penyakit akibat infeksi M. leprae ini tidak mudah menyebar begitu saja. Sebanyak 95 persen orang dewasa tidak dapat tertular kusta dengan mudah, karena mereka memiliki sistem kekebalan yang mampu melawan bakteri penyebab penyakit ini.
Dengan kata lain, selama Anda tidak mengalami gangguan pada sistem kekebalan tubuh, kusta tidak akan menular semudah yang dipikirkan.
2. Kusta Tidak Dapat Disembuhkan
Jika Anda pernah mendengar bahwa kusta tidak dapat disembuhkan, sebaiknya jangan langsung percaya begitu saja.
Faktanya, kusta dapat disembuhkan melalui pengobatan dengan antibiotik. Pengobatan ini dijalani selama 12–24 bulan melalui multidrug therapy, yakni terapi yang menggunakan 2 sampai 3 obat sekaligus.
3. Kusta Menyebabkan Jari Tangan, Kaki, dan Anggota Tubuh Lain Putus
Anda mungkin sudah tidak asing dengan kabar mengenai kusta yang konon dapat menyebabkan anggota tubuh ‘terputus’. Hal ini tentu saja hanya hoaks alias kabar bohong.
Faktanya, bakteri penyebab kusta menyerang saraf-saraf jari tangan dan kaki sehingga menyebabkan mati rasa. Akibatnya, apabila terdapat luka pada area yang mati rasa, penderita bisa tidak menyadarinya. Hal ini kemudian dapat memicu infeksi dan kerusakan permanen.
Selanjutnya, bagian tubuh yang telah rusak dapat memendek. Biasanya, ini terjadi pada stadium lanjut penyakit kusta yang tidak diobati.
4. Kusta Hanya Menyerang Orang yang Berusia Tua
Penyakit lepra dapat dialami siapa saja dan dari rentang usia berapa pun. Namun, masa inkubasinya yang lama membuat keluhan penyakit ini baru muncul di kemudian hari.
Faktanya, 10 persen kasus kusta dapat dialami oleh anak-anak.
5. Kusta Muncul Akibat Dosa atau Kutukan
Hal ini sangat tidak benar. Kusta disebabkan oleh infeksi bakteri yang tumbuh lambat. Hubungan bakteri ini dan penyakit kusta sudah didokumentasikan pada berbagai penelitian.
Jadi, jangan lagi mengaitkan kusta dengan dosa atau kutukan dan memandang negatif pada penyandang kusta, ya.
Artikel Lainnya: Lepra dan Kusta, Adakah Perbedaannya?
6. Anda Bisa Tertular Kusta Bila Duduk Bersebelahan dengan Penderita
Anda tidak akan terkena kusta melalui kontak biasa, seperti berjabat tangan, duduk bersebelahan, atau berbicara dengan penderita kusta.
Jadi, Anda sebaiknya jangan lagi takut untuk berada di sebelah untuk mendukung atau membantu pengobatan rekan yang menderita penyakit tersebut.
7. Penderita Kusta Tetap Menular Sampai Pengobatannya Selesai
Penderita kusta tak lagi menularkan penyakit dalam beberapa hari setelah memulai pengobatan dengan antibiotik.
Namun, pengobatannya harus diselesaikan sesuai dengan anjuran dokter agar infeksi tidak kembali terjadi.
8. Penyakit Kusta yang Dimaksud dalam Kitab Sama dengan yang Ada saat Ini
Istilah ‘kusta’ yang ditemukan dalam teks-teks sejarah dan kitab suci secara umum merujuk kepada kulit yang tidak halus dan bersih. Contohnya ruam kulit, gatal-gatal, infeksi jamur, hingga pembengkakan pada kulit. Penyakit tersebut dikatakan sangat menular.
Nyatanya, kusta atau lepra tidaklah demikian. Tanda-tanda khas dari penyakit ini yang sebenarnya, yaitu kerusakan anggota tubuh, kebutaan, dan mati rasa.
9. Penderita Kusta Harus Diisolasi
Sekalinya penderita kusta memulai pengobatan, penyakitnya tak lagi menular dalam beberapa hari. Oleh sebab itu, penderita tidak perlu diisolasi.
Penderita kusta yang sedang dalam pengobatan dapat hidup normal di antara keluarga dan teman-temannya. Mereka juga tetap bisa bekerja atau bersekolah.
Agar tak lagi terjebak mitos menyesatkan, Anda dapat menanyakan kebenaran dari rumor kesehatan yang menyebar di masyarakat dengan berkonsultasi langsung kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)