Skin tag merupakan benjolan bersifat jinak, tunggal, berukuran kecil, dan menyerupai balon lunak yang tergantung pada tangkai. Kondisi ini dialami oleh hampir setiap orang. Apakah Anda termasuk salah satunya?
Dalam medis, skin tag dikenal sebagai acrochordon. Istilah medis lain yang mungkin digunakan untuk menggambarkan kondisi tersebut adalah polip fibro-epitel, papiloma kutaneus, dan fibroma lunak.
Seluruh istilah tersebut menggambarkan skin tag, yakni pertumbuhan kulit yang bersifat jinak (bukan kanker) dan tidak nyeri.
Penyebab Skin Tag
Faktanya, orang dewasa usia pertengahan dan mereka yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas paling rentan mengalami skin tag.
Penyakit diabetes, dan peningkatan hormon seperti pada saat hamil juga dihubungkan dengan meningkatnya risiko skin tag.
Berbagai Area Tempat Kemunculan Skin Tag
Anda dapat memiliki skin tag di bagian tubuh mana saja. Namun, dua area yang paling sering “dihinggapi” oleh kondisi tersebut adalah leher dan ketiak.
Pada anak, skin tag mungkin lebih sering ditemui di area kelopak mata bagian atas. Kondisi ini berhubungan dengan kebiasaan anak mengucek-ngucek mata.
Selain area-area yang disebutkan tadi, skin tag juga sering ditemui di lokasi-lokasi berikut ini:
- Lipatan selangkangan
- Lipatan bokong
- Bagian bawah payudara
Kebanyakan skin tag berukuran kecil dengan diameter 2 hingga 5 milimeter. Pada beberapa kasus, ukuran ‘daging lebih’ tersebut dapat membesar seukuran buah anggur (diameter 1 centimeter) atau buah ara (diameter 5 centimeter).
Artikel Lainnya: 8 Cara Mudah dan Ampuh Mengatasi Kutil di Wajah
Cara Menghilangkan Skin Tag
Meski tidak berbahaya, kemunculan skin tag bisa sangat menjengkelkan. Bukan hanya soal penampilan, tetapi juga bisa menyebabkan rasa tidak nyaman jika tergesek pakaian, aksesoris, atau ketika mencukur.
Nah, bagi Anda yang terganggu dengan ‘daging lebih’ tersebut, beberapa cara menghilangkan skin tag yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
-
Kauterisasi
Skin tag dibakar menggunakan elektrolisis. Arus listrik akan melewati kawat yang menjadi panas, dan digunakan untuk membakar lapisan atas kulit.
-
Cryosurgery
Dokter akan mengusap dan menyemprotkan nitrogen cair superdingin pada skin tag. Kemudian, ‘daging lebih’ tersebut akan melepuh, hilang, dan sembuh dengan sendirinya.
-
Ligasi
Ligasi adalah teknik mengikat benang bedah di sekitar skin tag untuk mengurangi aliran darah. Lama-kelamaan, skin tag akan terlepas.
-
Eksisi
Eksisi adalah teknik untuk membuang jaringan dengan cara memotong menggunakan gunting operasi, cauter, maupun skalpel. Sebelum dilakukan pembedahan, pasien biasanya akan dibius.
Prosedur-prosedur di atas kadang tidak diperlukan, karena skin tag bisa lepas secara spontan tanpa rasa sakit atau tidak nyaman.
Kondisi seperti itu bisa terjadi setelah skin tag terputar dengan sendirinya pada dasar tangkai, lalu menyebabkan aliran darah di area tersebut terganggu.
Meski begitu, Anda tidak disarankan untuk untuk menghilangkan skin tag secara mandiri. Pasalnya, tindakan tersebut dapat meningkatkan risiko perdarahan dan infeksi.
Anda sudah cukup mengenal penyebab skin tag dan berbagai cara mengatasinya, bukan?
Skin tag tidak berbahaya dan umum terjadi. Namun, bila kemunculannya membuat Anda terganggu, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)