Asam urat adalah salah satu gangguan metabolik yang banyak ditemui di masyarakat. Meski sering dianggap sepele, jika tidak ditangani dengan benar, kondisi ini dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yang serius, bahkan berujung pada gagal ginjal yang memerlukan terapi cuci darah (hemodialisis).
Dalam kasus-kasus yang parah, komplikasi asam urat kronis dapat merusak ginjal dan menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara bertahap.
Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala awal, mekanisme mengapa asam urat dapat merusak ginjal, serta langkah-langkah pencegahan yang bisa diambil agar terhindar dari risiko cuci darah.
Artikel lainnya: 13 Makanan Terbaik untuk Penderita Asam Urat
Gejala Awal Asam Urat
Gejala asam urat seringkali diawali dengan nyeri sendi yang datang secara tiba-tiba. Kondisi ini umumnya menyerang sendi jempol kaki, meskipun bisa juga muncul di sendi lain seperti pergelangan kaki, lutut, atau pergelangan tangan. Berikut beberapa gejala awal asam urat yang perlu diwaspadai:
- Nyeri sendi mendadak: Serangan asam urat biasanya datang di malam hari dengan rasa nyeri yang intens pada satu atau lebih sendi.
- Kemerahan dan pembengkakan: Sendi yang terkena menjadi merah, bengkak, dan terasa panas saat disentuh.
- Kekakuan: Sendi bisa menjadi kaku dan sulit digerakkan, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Batu binjal: Dalam beberapa kasus, penderita asam urat juga mengalami pembentukan batu ginjal yang dapat menyebabkan nyeri di daerah pinggang hingga rasa ingin buang air kecil yang terus-menerus.
Gejala-gejala ini sering kali diabaikan oleh banyak orang karena dianggap hanya sebagai nyeri sendi biasa. Padahal, jika asam urat tidak dikelola dengan baik, kadar urat dalam darah yang terus meningkat bisa menyebabkan komplikasi serius.
Artikel lainnya: Asam Urat Tinggi, Apa Penyebabnya?
Mengapa Asam Urat Bisa Berujung Cuci Darah?
Untuk memahami bagaimana asam urat bisa berujung pada terapi cuci darah, kita perlu memahami mekanisme penyakit ini lebih dalam.
Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin, yang ditemukan dalam berbagai jenis makanan, seperti daging merah, jeroan, serta makanan laut.
Tubuh biasanya mengeluarkan asam urat melalui ginjal dan urin. Namun, ketika produksi asam urat meningkat atau ginjal tidak mampu mengeluarkannya dengan baik, kadar asam urat dalam darah akan naik, kondisi yang dikenal sebagai hiperurisemia.
Hiperurisemia yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pembentukan kristal asam urat di berbagai bagian tubuh, termasuk di dalam ginjal.
Berikut beberapa alasan mengapa asam urat bisa menyebabkan kerusakan ginjal dan akhirnya memerlukan cuci darah:
1. Pembentukan batu ginjal
Kristal asam urat dapat mengendap di ginjal dan membentuk batu ginjal. Jika tidak diobati, batu ginjal ini bisa menyebabkan obstruksi saluran kemih, mengganggu aliran urin, dan merusak jaringan ginjal.
2. Peradangan pada ginjal (Nefropati asam urat)
Kristal asam urat yang mengendap di ginjal dapat menyebabkan peradangan kronis pada ginjal, yang disebut nefropati asam urat. Peradangan ini bisa memicu kerusakan jaringan ginjal secara bertahap, mengurangi kemampuan ginjal untuk menyaring racun dari darah.
3. Gagal ginjal kronis
Jika nefropati asam urat tidak segera diatasi, ginjal akan semakin rusak. Penurunan fungsi ginjal yang terus-menerus ini lama kelamaan akan berkembang menjadi gagal ginjal kronis.
Pada tahap ini, ginjal tidak lagi mampu menjalankan fungsinya untuk menyaring darah, dan pasien akan membutuhkan terapi pengganti ginjal seperti cuci darah atau transplantasi ginjal.
4. Kerusakan pembuluh darah di ginjal
Hiperurisemia juga berhubungan dengan risiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dan aterosklerosis (penebalan dinding pembuluh darah). Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, yang pada akhirnya memperburuk kerusakan ginjal.
Artikel lainnya: Mengetahui Kadar Asam Urat Normal dan Cara Menjaganya
Cegah Asam Urat Agar Tidak Berujung Cuci Darah
Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan, terutama untuk mencegah komplikasi serius seperti gagal ginjal. Berikut adalah beberapa langkah penting yang bisa diambil untuk mencegah asam urat agar tidak berujung pada cuci darah:
1. Perubahan pola makan
Kurangi konsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan, makanan laut, dan alkohol. Perbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian yang rendah purin.
Tingkatkan konsumsi air putih minimal 2-3 liter sehari untuk membantu ginjal membuang asam urat.
2. Olahraga teratur
Berolahraga secara rutin dapat membantu menjaga berat badan ideal, mengurangi risiko obesitas yang berkaitan dengan hiperurisemia. Olahraga juga membantu memperbaiki sirkulasi darah dan fungsi ginjal.
3. Obat-obatan pengontrol asam urat
Bagi mereka yang sudah didiagnosis dengan asam urat, penting untuk mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter. Obat seperti allopurinol atau febuxostat dapat membantu menurunkan kadar asam urat dalam darah dan mencegah pembentukan kristal.
4. Pantau kadar asam urat secara rutin
Bagi mereka yang memiliki riwayat asam urat atau faktor risiko lainnya, disarankan untuk memeriksa kadar asam urat secara berkala, nilai normal asam urat pada laki-laki: 3.4-7.0 dan wanita: 2.4-6.0. Deteksi dini bisa mencegah kondisi ini berkembang menjadi lebih serius.
5. Hindari alkohol dan rokok
Alkohol dan rokok dapat memperburuk kondisi hiperurisemia dan menyebabkan gangguan metabolik yang lebih lanjut. Menghindari keduanya bisa mengurangi risiko terkena asam urat serta komplikasinya.
6. Kelola stres
Stres yang berlebihan dapat memicu peradangan dalam tubuh, termasuk meningkatkan risiko serangan asam urat. Teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga bisa membantu menjaga keseimbangan mental dan fisik.
Asam urat adalah kondisi yang tidak boleh dianggap sepele karena dapat memicu berbagai komplikasi serius, salah satunya adalah gagal ginjal yang memerlukan cuci darah.
Kondisi ini terjadi ketika kristal asam urat yang menumpuk di ginjal menyebabkan peradangan dan kerusakan fungsi ginjal.
Dengan mengenali gejala awal dan melakukan tindakan pencegahan seperti perubahan pola makan, olahraga, dan penggunaan obat-obatan, risiko komplikasi dapat diminimalkan.
Edukasi yang lebih luas mengenai dampak asam urat sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit ini.
Pantau kesehatan Kamu dengan lebih mudah! Download aplikasi KlikDokter di sini untuk akses informasi tentang asam urat dan banyak topik kesehatan lainnya. Cegah komplikasi sejak dini dengan KlikDokter! Jangan lupa untuk selalu #JagaSehatmu ya.
- Becker, M. A., & Jolly, M. (2006). Hyperuricemia and associated diseases. Rheumatic Disease Clinics of North America, 32(2), 275-293.
- Richette, P., & Bardin, T. (2010). Gout. The Lancet, 375(9711), 318-328.
- Feig, D. I., Kang, D. H., & Johnson, R. J. (2008). Uric acid and cardiovascular risk. New England Journal of Medicine, 359(17), 1811-1821.
- Dalbeth, N., Merriman, T. R., & Stamp, L. K. (2016). Gout. The Lancet, 388(10055), 2039-2052.
- Terkeltaub, R. (2010). Update on gout: new therapeutic strategies and options. Nature Reviews Rheumatology, 6(1), 30-38.