Mulai dari bayi hingga lansia, diare menjadi gangguan pencernaan yang paling sering menyerang. Meski acap kali dianggap remeh dan disebut keluhan “salah makan”, Padahal kondisi perubahan tekstur feses dan frekuensi BAB ini bisa menyebabkan kematian.
WHO sempat melaporkan hal itu beberapa tahun lalu. Setidaknya, 1,5 juta atau 2,7 persen kematian dunia disebabkan oleh diare.
Diare yang tak tertangani dengan baik dapat menimbulkan dehidrasi parah, lemas, dan hilangnya kesadaran.
Tubuh yang kekurangan cairan dampaknya memang tak main-main. Karena itulah, salah satu hal utama yang harus dilakukan saat terus buang air karena diare adalah hidrasi yang baik.
Namun, air putih yang dikonsumsi juga tak boleh sembarangan. Tak cuma akibat makanan, minuman pun bisa menimbulkan masalah di usus besar.
Air minum berkualitas rendah dan terkontaminasi juga menjadi penyebab diare bertambah parah.
Artikel Lainnya: 4 Alasan Mengapa Anda Sering Diare
Air Minum Tak Berkualitas Bisa Sebabkan Diare?
Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar air minum berkualitas? Apakah air yang jernih? Ya, ciri tersebut memang tak salah.
Kejernihan air memang menjadi salah satu indikasi air minum berkualitas. Sayangnya, faktor itu saja belum cukup untuk menentukan kebersihan air.
Dokter Dyah Novita Anggraini mengungkapkan, “Air yang jernih belum tentu bersih. Kondisi seperti itu hanya menandakan bahwa kualitas air tanah baik. Air yang jernih belum tentu aman diminum, ya.”
Atas dasar itulah, Anda sebaiknya tidak langsung tergiur dengan klaim air isi ulang bagus dan jernih, apalagi bila harganya terlampau murah. Air minum yang kurang berkualitas bisa saja terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit.
Adapun virus yang sering menginfeksi usus adalah rotavirus. Sementara, bakteri penyebab diare biasanya yaitu campylobacter, E. coli, dan Salmonella enterica.
Artikel Lainnya: Mengenal Ciri-ciri Air Minum yang Tak Layak Konsumsi
Bagaimana dengan parasit? Giardia intestinalis ternyata menjadi parasit yang berada di makanan dan minuman yang tak bersih.
Jika air tampak jernih dari awal, maka kemungkinan besar kontaminasi berawal dari peralatan pengolahan dan distribusi yang tidak higienis.
Proses pengolahan terutama pada DAM (Depot Air Minum) perlu lebih diperhatikan. Faktanya, berdasarkan update laporan capaian DAM per 29 Agustus 2020 oleh Ditjen Kesmas Kemenkes, total DAM mencapai 56.222.
Jumlah DAM bersertifikat hanya 898 (1,60 persen). Oleh karena itu, kebersihan air hasil depo isi ulang perlu lebih diperhatikan.
Ketika air yang terkontaminasi masuk ke tubuh, kuman akan menyerang saluran pencernaan. Fungsi usus nantinya menjadi terganggu.
Usus besar yang terganggu kuman tak bisa menyerap cairan dari segala sesuatu yang Anda konsumsi.
Alhasil, feses menjadi encer. Infeksi akibat kuman di sistem pencernaan turut membuat penderitanya merasakan kram dan nyeri perut, mual, dan sakit kepala.
Hal inilah yang kerap tak disadari masyarakat. Kita tidak mengetahui bahwa sumber permasalahannya berasal dari air minum yang dikonsumsi. Memang jernih, tapi ternyata air itu bisa mengandung kuman akibat terkontaminasi.
Bukan tak mungkin gejala diare yang dirasakan bertambah parah karena Anda menambah “asupan” kuman dari air minum berkualitas rendah.
Kalau sudah begini, satu-satunya cara untuk menghentikan masalah pencernaan yang mengganggu adalah berobat ke dokter.
Artikel Lainnya: 3 Kriteria Air Minum yang Sehat
Hindari Diare, Ini Syarat Air Minum Berkualitas
Menjadi konsumen air minum yang bijak juga menjadi salah satu cara ampuh untuk meminimalkan risiko diare.
Pilihlah sumber air minum yang baik dan terbukti kualitasnya. Karena, kalau air sudah terkontaminasi, direbus hingga mendidih pun tidak menjamin semua kontaminan akan hilang.
Untuk konsumsi sehari-hari, usahakan tidak memilih air keran. Menurut data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tahun 2018, 45 persen air tanah di beberapa wilayah Jakarta telah terkontaminasi bakteri E. coli.
Air dari kios isi ulang juga sebaiknya dihindari. Karena, kualitas airnya kurang terjamin (lebih dari 40 persen air minum isi ulang telah mengandung kontaminan).
Dokter Dyah Novita mengingatkan, ada beberapa hal yang menjadi standar air minum berkualitas, yakni:
- Jernih dan tidak berwarna sama sekali.
- Bebas kuman.
- Tidak memiliki rasa saat diminum.
- Tidak mengeluarkan bau apalagi yang menyengat.
- Tidak mengandung bahan kimia beracun.
Mengetahui ada atau tidaknya bakteri di dalam air minum mungkin sulit dilakukan di rumah.
Maka, ada baiknya sedari awal Anda memercayakan keselamatan dan kesehatan keluarga dengan memilih air dari sumber mata air yang jelas dan tidak mengandung kontaminasi bakteri atau zat beracun lainnya.
Selain itu, air minum harus diproses dengan bersih menggunakan standar yang berkualitas dan bereputasi baik.
Pemilihan air untuk konsumsi sehari-hari menjadi titik awal menjaga diri dan orang yang kita sayangi agar terhindar dari diare.
Kandungan mineral di dalam air yang bagus juga membantu memelihara kondisi tubuh. Manfaat ini khususnya untuk pembuluh darah, jantung, dan tulang.
Pastikan Anda dan anggota keluarga mengonsumsi air minum berkualitas agar terhindar dari diare atau masalah pencernaan lainnya. Konsultasikan pemilihan air minum kepada dokter lebih mudah lewat LiveChat Klikdokter!
(FR/AYU)