Salah satu gangguan kesehatan yang bisa dialami anak adalah sembelit. Jika ini terjadi pada anak Anda, tidak perlu panik. Ada beragam cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kondisi sembelit yang dialami oleh anak.
Sembelit, konstipasi, atau sulit buang air besar (BAB) umum terjadi pada anak di segala usia. Mulai dari bayi, balita, maupun usia anak sekolah. Saat mengalaminya, anak jadi cenderung rewel dan susah makan.
“Pada bayi, sembelit biasanya terjadi saat ia mulai diberikan makanan padat. Pada usia balita, sembelit terjadi saat memulai latihan toilet (toilet training). Sementara pada anak yang lebih besar, sembelit biasanya terjadi di masa awal masuk sekolah,” kata dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter.
Secara garis besar, penyebabnya beragam, mulai dari kekurangan cairan dan akibat pemberian susu formula, kelainan hormon tiroid, kelainan metabolik, atau kondisi medis lainnya.
Menurut dr. Sepriani, gejala sembelit pada anak bervariasi, tetapi umumnya yang terjadi adalah berkurangnya frekuensi BAB, konsistensi feses keras, dan kadang bercampur darah.
“Sebagai contoh, bayi biasanya buang air besar beberapa kali dalam sehari. Namun saat dirinya terkena sembelit, ia akan buang air besar hanya sekali sehari dengan konsistensi feses keras. Sementara pada balita atau anak usia sekolah, sembelit menyebabkan mereka hanya buang air besar satu kali dalam kurun waktu tiga atau empat hari. Selain itu, anak juga umumnya tampak tidak nyaman, rewel, dan harus mengejan dengan keras saat buang air besar,” katanya melanjutkan.
Cara mengatasi sembelit pada anak
Mengatasi sembelit pada anak bisa menjadi tantangan tersendiri, karena penangananya tak semudah orang dewasa. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya adalah:
-
Buat atau Ajak Anak untuk Banyak Bergerak
Dengan banyak bergerak, pergerakan usus anak akan terangsang, sehingga sembelit bisa segera teratasi.
“Kalau anak masih bayi, gerakkan kakinya seperti mengayuh sepeda. Bila anak baru belajar merangkak, ajak ia bermain agar lebih banyak merangkak. Jika anak sudah bisa diajak berjalan, ajak ia untuk berkeliling di sekitar lingkungan rumah,” kata dr. Sepriani memberi contoh.
-
Ajarkan Anak untuk Rutin BAB
“Regular toilet time” adalah cara mengajarkan anak waktu, di mana, dan kapan sebaiknya BAB. Misalnya pada pagi hari, setelah makan, dan lain-lain. Jika ini menjadi kebiasaan, maka keinginan untuk BAB akan muncul pada waktu yang sudah ditentukan, sehingga BAB-nya jadi lebih lancar.
-
Perbanyak Asupan Cairan
Menurut dr. Sepriani, air putih dapat membantu melancarkan pencernaan, karena bersifat seperti “pelumas”. Ajarilah anak kebiasaan minum air putih sebelum dan setelah makan.
-
Ganti Susu Formula
Konsultasi dengan dokter untuk mempertimbangkan penggantian susu formula jenis lain. Bayi dan anak yang mendapatkan ASI cenderung lebih jarang mengalami sembelit.
-
Memberikan Obat Pencahar
Dikatakan oleh dr. Sepriani, pemberian obat pencahar boleh dilakukan asal usia anak di atas 1 tahun. Pemilihan obat pencahar pun tidak boleh sembarangan dan harus dilakukan di bawah pengawasan dokter.
"Obat pencaharnya bukan untuk yang diminum, tetapi yang dimasukkan ke dalam lubang anus," kata dr. Sepriani.
Metode ini adalah senjata terakhir jika sembelit anak tak juga teratasi, misalnya kalau sudah lebih dari seminggu dan sudah berkonsultasi dengan dokter.
Beragam cara mengatasi sembelit pada anak umumnya bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun jika kiat-kiat tersebut sudah Anda lakukan tapi anak masih juga sembelit, sebaiknya periksakan diri ke dokter spesialis anak agar bisa segera mendapatkan solusi yang tepat.
(RN/ RVS)