Melimpahnya hidangan daging sejak Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada hari Minggu (11/8) kemarin, tentu membuat penggemar menu daging jadi kalap. Akibatnya kondisi sembelit akibat kebanyakan makan daging pun tidak bisa dihindari.
Kondisi ini sebenarnya umum terjadi jika Anda terlalu banyak mengonsumsi daging. Hal ini karena lemak dalam daging butuh waktu yang lebih lama untuk dicerna. Akibatnya laju pencernaan ikut melambat, sehingga meningkatkan risiko sembelit. Feses pun mengeras dan sulit dikeluarkan.
Ada sejumlah gejala yang menunjukkan apakah Anda memang terkena sembelit atau konstipasi tersebut. Beberapa gejala sembelit yang bisa Anda alami antara lain:
- Intensitas BAB kurang dari tiga kali seminggu.
- Tekstur BAB keras atau bergumpal-gumpal.
- Harus mengejan ketika BAB.
- Terasa seperti ada sumbatan pada anus yang menghambat pengeluaran tinja.
- Terasa seperti tidak bisa mengeluarkan tinja secara tuntas.
- Perlu bantuan untuk mengosongkan anus, seperti menggunakan tangan untuk menekan perut atau jari-jari untuk mengeluarkan tinja dari anus.
Jika gejala sembelit dirasakan selama tiga bulan terakhir, kemungkinan besar Anda mengalami sembelit kronis.
Perbanyak Serat dan Makan Serat dengan Cara yang Benar
Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi masalah sembelit adalah dengan memperbanyak asupan serat, seperti buah dan sayur. Jika sudah dilakukan tetapi masih susah BAB, tambah lagi asupan seratnya!
“Jika Anda sembelit akibat kebanyakan daging, maka cara pertama yang mesti dilakukan adalah memperbanyak makan sayur dan buah. Benar-benar memperbanyak, ya, bukan sekadar asal ada sayur dan buah saja. Dalam kondisi seperti ini, Anda wajib memenuhi 20-30 gram serat,” jelas dr. Sepriani.
Selain itu, dr. Sepriani juga menyarankan, buah dan sayuran yang dikonsumsi harus minim pengolahan. Jangan pilih sayuran yang dimasak dengan berbagai bumbu lewat beberapa tahapan pengolahan. Cukup ditumis, dibuat sup bening, atau dikukus saja.
Sedangkan untuk buah, lebih baik dimakan langsung, tidak dibuat jus. “Karena kalau sudah dibuat menjadi jus, serat alami yang berkhasiat untuk melancarkan BAB justru hancur,” tambah dr. Sepriani. Atau, Anda juga bisa mencampurkan buah dengan oatmeal.
Perbanyak sayur dan buah sampai frekuensi BAB dan tekstur feses sudah kembali seperti semula. Setelahnya, atur porsi buah dan sayur secukupnya. Tiap makan, usahakan selalu ada asupan serat agar kerja usus tetap terjaga.
Apabila Anda sudah pulih dari sembelit, dr. Sepriani menyarankan Anda untuk melakukan beberapa perubahan. Misalnya mengganti nasi putih dengan nasi merah, oatmeal, ataupun roti gandum. Ketiganya merupakan jenis karbohidrat kompleks yang kaya serat.
Selain itu, perbanyak asupan air putih dan aktivitas fisik. Banyaknya aktivitas yang dilakukan akan memengaruhi pergerakan usus, sehingga usus lebih mudah untuk mengeluarkan feses.
Minum Bercangkir-Cangkir Kopi Bukan Solusi
Saat mengalami sembelit, bukannya mengonsumsi makanan berserat tinggi, tetapi beberapa orang malah memilih untuk memperbanyak minum kopi.
Kata dr. Sepriani, memang benar bahwa kopi dapat memberikan rangsangan yang memengaruhi pergerakan usus. Namun sayangnya, meski bikin usus bergerak, tetapi kopi tak mampu mengubah konsistensi feses.
“Memang bisa merangsang pergerakan usus. Tapi ingat, kopi itu bersifat asam sehingga harus dikonsumsi dalam batas wajar. Jika diminum secara berlebihan justru bisa mengiritasi dinding lambung. Selain sembelit Anda bisa mengalami BAB berdarah,” katanya menegaskan.
Daripada sering-sering minum kopi, jauh lebih baik jika Anda memperbanyak asupan air putih. Minum kopi tidak dilarang, tetapi tetap harus dalam batas wajar. Untuk sementara waktu, hindari dulu konsumsi daging merah. Dapatkan protein dari kacang-kacangan atau telur saja selama masih susah BAB.
Jadi jangan kaget ya jika Anda mengalami sembelit akibat kebanyakan makan daging. Meski tak berbahaya, tetap saja rasanya tak nyaman. Atasi dengan memperbanyak konsumsi serat dan air putih. Jika sudah seminggu tetapi BAB masih tak lancar, sebaiknya periksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
(RN/ RVS)