Tak sedikit orang yang kurang peduli terhadap kebiasaan makan sehari-hari. Apakah Anda juga seperti ini? Jika ya, segera perbaiki! Ini karena kebiasaan makan yang salah dapat menyebabkan terjadinya GERD.
GERD atau gastroesophageal reflux disease merupakan gangguan pencernaan yang terjadi di bagian esofagus atau kerongongan dan lambung. Keadaan ini membuat makanan yang harusnya turun dari mulut menuju kerongkongan dan lambung malah berbalik dari lambung ke kerongkongan bersama asam lambung.
Saat terjadi, GERD memberikan gejala yang bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat. Beberapa gejala tersebut, antara lain:
- Rasa panas seperti terbakar pada dada (heartburn) yang biasanya dialami setelah makan dan memberat pada malam hari
- Kesulitan menelan
- Rasa asam atau pahit di mulut
- Sensasi seperti ada sumbatan di tenggorokan
- Batuk kronis tanpa sebab yang jelas
- Suara serak
- Gangguan tidur.
Kebiasaan Makan Penyebab GERD
GERD memiliki beragam faktor risiko, misalnya obesitas, hiatus hernia (masuknya bagian atas lambung ke atas diafragma), kehamilan, merokok, dan mengonsumsi obat seperti aspirin.
Tak hanya itu, kebiasaan makan yang salah juga turut berperan dalam mencetuskan terjadinya GERD. Para ahli menyebut, orang-orang yang mengonsumsi gorengan, makanan berlemak tinggi, minuman beralkohol dan kopi adalah yang lebih mudah terkena GERD. Mereka yang mengonsumsi makanan - terutama makan malam - dalam porsi terlalu besar atau langsung berbaring dalam waktu kurang dari 3 jam setelah makan juga lebih mungkin untuk terkena GERD.
Kiat mengatasi GERD
Cara terbaik untuk mengatasi GERD adalah dengan melakukan pemeriksaan ke dokter. Dengan demikian, dokter akan memberikan obat penekan produksi asam lambung, obat untuk memperbaiki gerakan kerongkongan, dan obat untuk memperkuat klep kerongkongan.
Akan tetapi, apabila belum sempat berobat ke dokter, Anda bisa mengonsumsi obat antasida untuk membantu menetralisir asam lambung yang berlebihan. Namun perlu diingat, antasida bukanlah obat yang ideal untuk mengatasi GERD.
Selain mengonsumsi obat secara rutin, perubahan gaya hidup juga sangat penting untuk dilakukan agar GERD tidak mudah kambuh. Perubahan gaya hidup yang dimaksud meliputi:
-
Menurunkan berat badan
Penderita GERD dianjurkan untuk menurunkan berat badan ke rentang ideal. Ini karena lemak berlebih di perut dapat mendorong lambung semakin dekat dengan kerongkongan.
-
Berhenti merokok
Berhenti merokok wajib dilakukan jika Anda tak ingin GERD kambuh. Sebab, rokok mengandung beragam zat berbahaya yang beberapa di antaranya dapat menurunkan kemampuan klep kerongkongan untuk berfungsi dengan optimal.
-
Hindari pakaian ketat
Penderita GERD dianjurkan untuk menghindari penggunaan pakaian ketat, terutama yang dapat menekan bagian perut.
-
Hindari makan sekaligus banyak
Makan dalam porsi yang besar sekaligus membuat risiko GERD makin tinggi. Karena itu, akan lebih baik bila Anda mencicil porsi makan dalam beberapa kesempatan, sehingga lambung pun tidak terlalu penuh.
-
Jangan langsung berbaring setelah makan
Tunggulah setidaknya 3 jam agar makanan yang baru saja dikonsumsi “turun” ke usus, sehingga tidak terjadi aliran balik dari lambung ke kerongkongan.
Jika memang Anda ingin merebahkan diri, tinggikan bagian kepala dengan cara menambah bantal. Ini dilakukan agar sudut antara kerongkongan dengan lambung tidak sejajar, yang memudahkan terjadinya aliran balik dari lambung.
-
Perhatikan cara makan
Makanlah dengan perlahan. Hindari tergesa-gesa ketika hendak menelan makanan. Hindari pula makanan dan minuman yang dapat mencetuskan terjadinya GERD, seperti makanan berlemak dan gorengan, saus tomat, mint, bawang putih, bawang merah, bawang bombay, kopi, dan minuman beralkohol.
Mengetahui fakta medis ini, diharapkan Anda bisa tergerak untuk segera mengubah kebiasaan makan dan gaya hidup menjadi lebih baik lagi. Dengan demikian, GERD dan penyakit lainnya tidak akan mengganggu aktivitas atau menurunkan kualitas hidup Anda.
[NB/RVS]