Diare merupakan masalah kesehatan yang dapat terjadi pada siapa saja. Keluhan yang terkesan sepele namun mematikan ini tentu dapat mengganggu aktivitas hingga menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Saat diare terjadi, tak sedikit penderitanya yang pilih-pilih dalam mengonsumsi makanan. Salah satu jenis makanan yang kerap dihindari penderita diare adalah yang mengandung serat. Ini karena makanan berserat dianggap dapat membuat diare semakin bertambah parah.
Mengenal serat
Ada dua jenis serat yang dikenal, yakni serat tidak larut (insoluble) dan serat larut (soluble).
-
Serat tidak larut (insoluble)
Serat yang tidak larut, tidak dapat dicerna oleh tubuh. Konsumsinya membuat feses menjadi lebih lembut, sehingga buang air besar menjadi lebih lancar. Oleh sebab itu, jenis serat ini cocok untuk Anda yang mengalami konstipasi alias sembelit. Sebaliknya, bila Anda diare, konsumsi serat tidak larut akan memperburuk keluhan.
Contoh sumber serat tidak larut, yaitu biji-bijian (gandum, beras, jali), roti gandum, roti panggang, serealia, dan kacang-kacangan.
-
Serat larut (soluble)
Serat larut dapat membantu menyerap kelebihan cairan di dalam usus, yang kerap terjadi kala diare. Dengan konsumsi serat jenis ini, feses menjadi lebih padat dan berbentuk. Karena itu, serat larut dapat membantu proses penyembuhan diare, juga membantu menurunkan kolesterol dan mengendalikan kadar gula darah.
Serat larut ada dalam bentuk pektin, beta-glukan, getah alami, dan inulin. Dari keempatnya, mungkin Anda paling akrab dengan pektin. Ini adalah jenis serat larut yang banyak ditemukan pada buah (apel, pisang, dan jeruk), sayur, dan polong-polongan.
Setiap sumber serat, misalnya buah, mengandung kedua jenis serat tidak larut dan serat larut. Hanya saja, komposisinya bisa berbeda dari satu buah ke buah lainnya.
Secara umum, bagian kulit buah, sayur, dan biji-bijian mengandung serat tidak larut. Anda bisa mengenali dari teksturnya yang kasar. Sedangkan bagian dalam, yang lebih lembut, mengandung serat larut.
Berikut adalah daftar lengkapnya:
- Sumber serat tidak larut: kulit buah-buahan, kulit kacang-kacangan, kulit kentang, biji gandum utuh, dedak gandum, produk serealia dari biji-bijian utuh, beras merah, brokoli, bayam, wortel, timun, seledri, selada, zukini, dan tomat.
- Sumber serat larut: oatmeal, kacang-kacangan, polong-polongan, ubi-ubian, apel, pir, pisang, alpukat, mangga, plum, buah beri, persik, kiwi, dan buah ara.
Konsumsi serat saat diare
Anda tentu boleh mengonsumsi serat saat diare, asalkan tahu jenis serat apa yang dikonsumsi dan berapa batasannya.
Untuk orang dengan usia di bawah 50 tahun, konsumsi serat dianjurkan sebanyak 25 gram per hari untuk wanita dan 38 gram per hari untuk pria. Sedangkan untuk orang dengan usia lebih dari 50 tahun, serat dapat dikonsumsi 21 gram per hari untuk wanita dan 30 gram per hari untuk pria.
Sebagai panduan sederhana, satu cangkir oatmeal atau satu buah pir berukuran sedang mengandung 4 gram serat. Satu buah apel besar mengandung 4,5 gram serat dan setengah cangkir bayam masak mengandung 7 gram serat.
Kesimpulannya, Anda tak perlu menghindari serat saat diare. Meski demikian, konsumsinya tetap harus dibatasi, paling tidak di hari pertama diare. Jangan lupa untuk mengombinasikan konsumsi makanan berserat dengan minum banyak air putih. Selain untuk mengganti cairan yang hilang saat diare, air juga akan membuat serat yang Anda konsumsi bekerja lebih maksimal untuk memadatkan feses.
[NB/ RVS]