Belum lama ini beredar video di media sosial yang menunjukkan kumpulan bola-bola hitam seperti boba menyangkut di salah satu organ pencernaan, entah usus atau kantung empedu. ‘Boba’ tersebut memang terlihat mirip dengan batu empedu. Mari ketahui apakah itu sebuah fakta atau hoax di sini!
Popularitas boba sedang meningkat dalam setahun terakhir. Boba adalah bola-bola tapioka yang sering dijadikan campuran minuman tertentu, biasanya untuk minuman manis.
Kalau digigit, boba punya tekstur yang kenyal. Akhirnya, banyak orang yang sekadar menggigitnya, kemudian langsung menelannya bersamaan dengan minuman.
Benarkah Boba Bisa Tersangkut di Empedu?
Video yang heboh itu sudah keburu dipercaya sebagai boba yang menyangkut di usus dan empedu. Bentuknya memang sangat mirip seperti boba, berwarna hitam pekat, dan bulat-bulat menempel.
Bentuk dan warna boba memang seperti deskripsi tersebut. Akan tetapi, bila merujuk pada kandungan utama boba, yaitu tapioka dan termasuk dalam jenis karbohidrat, tak seharusnya tertinggal di dalam kantung empedu.
Artikel lainnya: Gemar Minum Boba, Adakah Efeknya untuk Kesehatan?
Anda harus tahu, boba merupakan karbohidrat yang tidak akan berubah menjadi batu empedu. Batu empedu sendiri terjadi akibat kolesterol.
Dalam dunia medis, batu empedu disebut kolelitiasis. Ini merupakan gangguan kesehatan dimana terdapat batu dalam kantung atau saluran empedu. Dalam beberapa kasus, batu juga bisa muncul pada keduanya.
“Makanan berlemak merupakan salah satu penyebab batu empedu. Makanan yang terlalu berlemak akan menyebabkan penempelan plak pada dinding kolesterol, sehingga bisa menyebabkan penyumbatan yang disebut sebagai batu empedu,” jelas dr. Valda Gracia dari KlikDokter.
Orang dengan obesitas biasanya sangat berisiko terkena batu empedu. Ini terjadi karena adanya penumpukan lemak yang bisa berujung pada kolesterol. Pada akhirnya, saluran empedu menjadi tersumbat.
Selain itu, faktor risiko tertinggi batu empedu juga bisa terjadi pada ibu yang baru melahirkan. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan kadar kolesterol akibat perubahan hormon estrogen selama masa kehamilan.
Secara umum, batu empedu paling sering terjadi pada orang tua, wanita, dan orang yang memiliki berat badan berlebih. Akan tetapi, pada sebagian kasus, batu empedu tidak menunjukan gejala-gejala tertentu.
Artikel lainnya: Kembali Jadi Tren, Bolehkah Minuman Boba Dikonsumsi Pengidap Diabetes?
Namun, jika batu empedu yang dimiliki berukuran cukup besar, maka akan ada gejala yang timbul. Contohnya nyeri yang cenderung hebat dan menetap di saluran empedu.
Tidak hanya itu, batu empedu juga bisa menimbulkan sakit perut hebat yang bisa menjalar ke punggung dan bahu. Lalu, mual dan muntah juga mungkin dirasakan ketika nyeri ini datang.
Gejala lain yang bisa muncul adalah demam, nyeri di seluruh permukaan perut, dan perut terasa melilit juga kembung. Rasa nyeri yang hebat tersebut bisa berlangsung lebih dari 15 menit dan baru menghilang beberapa jam kemudian.
Alasan Mengapa Batu Empedu Dianggap Boba
Tidak bisa disalahkan juga kalau orang awam menyebut yang ada di video tersebut sebagai boba. Pasalnya, tipe batu empedu memang menyerupai bola-bola tapioka tersebut.
Melansir dari Mayo Clinic, tipe batu empedu yang mirip boba disebut dengan batu empedu pigmen. Batu empedu jenis ini berwarna hitam gelap dan terbentuk ketika empedu mengandung terlalu banyak bilirubin.
Jadi, ada alasan kuat dibalik orang yang menduga bahwa itu adalah boba. Karena memang ada batu empedu yang mirip seperti hal tersebut.
Satu lagi jenis batu empedu yang paling awam, yakni batu empedu kolesterol. Jenis ini batunya berwarna kuning dan sebagian besar terdiri dari kolesterol yang tidak larut, tetapi mungkin ada komponen lain.
Video yang beredar masih belum bisa dipastikan keabsahannya. Akan tetapi, hampir bisa dipastikan bahwa itu hoax. Ingat, boba memang mirip batu empedu, tapi tidak mungkin tertinggal di kantung empedu. Ingin tahu info kesehatan anti-hoax? Download aplikasi KlikDokter yang punya artikel kesehatan tepercaya!
(FR/RPA)