Untuk menjaga kecukupan nutrisi, kita tentu perlu menjaga asupan makanan yang baik. Namun, seseorang yang mengalami gangguan menelan lebih rentan untuk mengalami gangguan nutrisi. Disfagia adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kondisi tersebut.
Disfagia membuat makanan dan minuman lebih sulit untuk berjalan dari mulut hingga mencapai lambung. Masalah kesehatan yang satu ini juga sering dihubungkan dengan nyeri saat menelan.
Dalam beberapa kasus, penderita bahkan tidak dapat menelan sama sekali. Waspada, jika dibiarkan terus-menerus, ini nantinya dapat jadi penyebab malnutrisi, penurunan berat badan yang tidak diinginkan, dehidrasi, dan gangguan pernapasan.
Apa Saja Jenis Disfagia?
Gangguan menelan ini dapat menyerang semua jenis usia, tapi paling sering terjadi pada orang yang lebih tua.
Kondisi ini sering kali tidak disadari penderitanya. Jika dibiarkan, akan timbul risiko kesehatan, seperti malnutrisi dan penurunan berat badan, yang sudah disebutkan di atas.
Artikel Lainnya: Sulit Menelan, Benarkah Tanda Penyakit Achalasia?
Hal ini diakibatkan karena proses menelan yang tidak efektif sehingga tidak semua makanan yang dikonsumsi dapat dicerna. Ada tiga jenis disfagia secara umum, yaitu: disfagia oral, disfagia faring, dan disfagia esofagus. Berikut adalah penjelasannya:
-
Disfagia Oral
Pada disfagia oral, keluhan disebabkan oleh kelemahan pada lidah (misalnya pasca-stroke), kesulitan mengunyah makanan, atau kesulitan memindahkan makanan dari mulut.
-
Disfagia Faring
Pada disfagia faring, sumber masalahnya sering kali terletak pada sistem saraf. Misalnya karena stroke, penyakit Parkinson, dan lain sebagainya.
-
Disfagia Esofagus
Disfagia esofagus biasanya disebabkan oleh sumbatan atau iritasi pada esofagus. Jenis disfagia ini pada umumnya tidak menimbulkan masalah saat menelan makanan. Akan tetapi, pasien akan mengeluhkan sensasi makanan yang terganjal saat menelan
Artikel Lainnya: Malnutrisi pada Lansia, Apa Gejalanya?
Selain kesulitan menelan, inilah gejala disfagia lainnya yang dapat dialami dan dikeluhkan oleh pada penderita:
- Merasa tercekik saat makan.
- Rasa nyeri saat menelan.
- Batuk atau tersedak saat menelan.
- Meneteskan air liur.
- Makanan atau asam lambung naik kembali ke kerongkongan.
- Suara parau.
- Merasa makanan tersangkut.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Kesulitan mengontrol makanan.
- Kesulitan mengawali proses menelan.
- Pneumonia berulang.
- Mengalami sensasi hangat dan terbakar yang tidak nyaman di dada (heartburn).
Artikel Lainnya: Badan Lemas karena Lelah atau Malnutrisi, Apa Bedanya?
Kapan Harus ke Dokter?
Keluhan gangguan menelan lebih baik segera diperiksakan ke dokter sehingga penyebab keluhan ini dapat segera diketahui.
Jika gejala masih ringan, dokter dapat menunjukkan cara untuk menguatkan otot-otot di dalam tenggorokan, serta memberi saran terkait teknik menelan. Hal-hal tersebut dapat menolong Anda untuk menelan makanan tanpa tersedak.
Bila gangguan menelan sudah menetap, masalah malnutrisi dan dehidrasi--terutama pada orang yang sangat muda ataupun lansia—dapat terjadi. Oleh karena itu jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter untuk dilakukan terapi secepat mungkin.
Dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan adanya gangguan menelan, antara lain:
- Pemeriksaan menelan (untuk melihat kemampuan Anda dalam menelan makanan dan minuman dengan berbagai konsistensi, dari padat hingga cair).
- Pemeriksaan telan Barium (pemeriksaan dengan sinar-X setelah menelan larutan Barium).
- Endoskopi.
- Manometri (menilai perubahan tekanan saat otot di esofagus bekerja).
Bila Anda memiliki keluhan dan gejala disfagia seperti yang sudah disampaikan di atas, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Penanganan yang cepat dan tepat akan menghindarkan Anda dari komplikasi kesehatan lebih lanjut.
Masih ingin berkonsultasi terkait gangguan menelan ini? Yuk, tanyakan langsung ke dokter kami melalui fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter.
(HNS/AYU)