Anda yang sedang berupaya menurunkan berat badan mungkin sudah tidak asing dengan istilah diet intermittent fasting. Metode diet ini terbukti efektif apabila dilakukan dengan cara yang tepat.
Di balik efektivitasnya, diet puasa intermiten juga bisa menyebabkan efek samping pada fungsi saluran pencernaan. Efek samping ini memang cenderung bersifat ringan. Namun, Anda tetap harus waspada dan tidak mengabaikannya begitu saja.
Pasalnya, efek samping diet intermittent fasting pada fungsi pencernaan bisa mengganggu aktivitas Anda sehari-hari. Bukan tidak mungkin, kualitas hidup Anda juga bisa menurun karenanya.
Lantas, apa saja yang termasuk efek samping diet puasa intermiten pada saluran cerna? Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Sembelit
Intermittent fasting dapat mengubah laju pergerakan usus. Hal ini membuat Anda berisiko mengalami gangguan pencernaan, salah satunya sembelit.
Artikel Lainnya: Jenis-Jenis Diet untuk Dapatkan Berat Badan Ideal
Pada dasarnya, sembelit cukup sering terjadi pada orang-orang yang berdiet. Kondisi ini akibat kurangnya makanan atau zat lain yang masuk ke saluran pencernaan, sehingga pengeluaran dalam bentuk tinja juga bisa terhambat.
Asupan serat yang cenderung terbatas saat diet juga dapat meningkatkan risiko sembelit. Pasalnya, serat berfungsi menambah massa dan membuat tekstur tinja tidak keras sehingga lebih mudah dikeluarkan.
2. Diare
Efek umum yang sering ditemui saat diet intermittent fasting adalah diare. Menurut dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, diare dapat muncul karena proses absorbsi yang tidak baik.
Diare juga dapat muncul selama diet, karena sekresi air dan garam berlebih di saluran pencernaan. Sekresi air dan garam itu sendiri dapat dipicu oleh konsumsi minuman dengan kadar kafein tinggi.
Diare umumnya tidak berbahaya. Akan tetapi, apabila keluhan terjadi beberapa hari dan dibarengi dengan demam, tinja berdarah, atau sensasi nyeri perut yang tidak tertahankan, Anda sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Artikel Lainnya: Kiat Memilih Diet yang Cocok untuk Anda
Untuk memperkecil risiko efek samping intermittent fasting pada saluran pencernaan, Anda harus berkonsultasi kepada dokter atau ahli gizi terkait rencana diet yang hendak dilakukan.
Pada dasarnya, intermittent fasting tidak disarankan untuk dilakukan oleh sebagian orang. Apabila dipaksakan, hasilnya mungkin akan bertolak belakang dengan keinginan Anda.
Sebagian orang yang tidak disarankan untuk melakukan intermittent fasting, antara lain:
- Berusia di bawah 18 tahun.
- Sedang hamil atau menyusui.
- Mengalami diabetes atau masalah gula darah.
- Memiliki riwayat gangguan makan.
Intermittent fasting terbukti dapat membawa manfaat sehat asalkan dilakukan oleh orang yang tepat dan dengan cara benar. Apabila dilakukan sembarangan, Anda berisiko mengalami gangguan pencernaan sebagai efek samping intermittent fasting.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai metode diet puasa intermiten? Punya pertanyaan tentang metode menurunkan berat badan lainnya? Anda bisa berkonsultasi langsung dengan dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)
Live Strong. Diakses 2021. How Intermittent Fasting Can Change Your Bathroom Habits
Healthline. Diakses 2021. Intermittent Fasting 101 — The Ultimate Beginner’s Guide
Health. Diakses 2021. 2015-2020 Dietary Guidelines
Johns Hopkins Medicine. DIakses 2021. Intermittent Fasting: What is it, and how does it work?