Pernahkah Anda merasa sesak yang disertai dengan sensasi panas di bagian dada? Jika ya, bukan berarti Anda sedang disantet atau diguna-guna. Faktanya, keluhan sesak yang disertai sensasi terbakar di dada dikenal dengan sebutan heartburn.
Heartburn adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika Anda mengalami nyeri di bagian dada tengah akibat akibat asam lambung yang naik ke tenggorokan. Dijelaskan oleh dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, kondisi ini dikenal medis dengan sebutan refluks dan bisa terjadi ketika sebagian isi lambung terdorong ke kerongkongan.
“Ketika mengalami refluks, penderitanya akan mengeluhkan rasa sakit di bagian dada maupun tenggorokan. Jika hal ini terus terjadi, bukan tidak mungkin tenggorokan Anda juga akan mengalami iritasi karena ada asam dan gas yang terus terpapar ke tenggorokan,” ujar dr. Karin Wiradarma.
Fakta tentang heartburn
Agar tidak salah kaprah, berikut adalah beberapa fakta seputar heartburn yang mungkin jarang Anda dengar:
1. Bisa terpicu akibat menghirup asap rokok
Tidak hanya perokok aktif, heartburn juga bisa terjadi pada perokok pasif. Ini karena menghirup asap yang berasal dari rokok bisa melemahkan sfingter esofagus bagian bawah sehingga asam lambung akan naik ke arah kerongkongan dan menyebabkan heartburn. Kondisi ini bisa terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak.
2. Dipengaruhi gaya tidur
Heartburn bisa terjadi akibat gaya tidur yang salah. Menurut dr. Karin, tidur dengan posisi datar atau tanpa ada bantalan di kepala bisa memicu aliran asam lambung ke arah kerongkongan sehingga menyebabkan terjadinya heartburn. Risiko ini makin tinggi jika Anda melakukan posisi tidur tersebut setelah makan.
“Untuk menghindari heartburn, Anda bisa meninggikan posisi kepala saat tidur dengan menggunakan bantal setinggi 6 hingga 8 inci. Selain itu, Anda juga perlu menghindari langsung tidur setelah makan. Usai makan, Anda baru diperbolehkan tiduran paling tidak setelah 3 jam,” tutur dr. Karin.
3. Akibat efek samping obat
Obat asma, obat penenang, obat tekanan darah tinggi (hipertensi) dan obat untuk disfungsi ereksi bisa menimbulkan efek samping berupa heartburn. Apabila Anda harus ‘bergantung’ pada obat-obatan tersebut, sebaiknya konsultasikan pada dokter untuk mengurangi risiko terjadinya heartburn.
4. Pakaian ketat yang menyekat
Apa pun yang membuat bagian perut tertekan dapat memaksa asam lambung untuk naik ke kerongkongan. Ini artinya, ikat pinggang, pakaian atau hal-hal lain yang memicu penekanan di perut bisa meningkatkan risiko terjadinya heartburn.
Heartburn bukanlah kondisi yang sepele. Pasalnya, kondisi ini sangat mirip dengan keluhan yang terjadi akibat penyakit jantung. Oleh karena itu, jika Anda mengalami heartburn yang disertai dengan sensasi nyeri pada dada kiri atau kanan, terasa sangat mual dan ingin muntah, berkeringat dingin dan sulit bernapas, segera ke dokter atau rumah sakit terdekat.
“Anda juga sebaiknya segera mencari bantuan medis apabila mengalami gejala heartburn yang disertai dengan keluhan nyeri atau seperti diremas-remas di dada kiri, sensasi nyeri di dada kiri hingga tembus ke bahu, lengan, atau punggung,” pungkas dr. Karin.
Waspadai terjadinya heartburn, apalagi bila sebelumnya Anda telah mengalami penyakit mag atau GERD. Segera ubah gaya hidup menjadi lebih sehat dengan menghindari makanan yang pedas dan asam, menjauhi rokok dan asapnya, serta tidak minum alkohol atau soda. Jangan lupa olahraga secara teratur, cukup tidur dan kelola stres dengan baik. Jika perlu, berkonsultasilah lebih lanjut pada dokter agar bisa mendapatkan pengobatan untuk mengendalikan gejala heartburn agar tidak melulu kambuh.
(NB/RPA)