Pencernaan

Fungsi Kolostomi dan Prosedurnya

Siti Nurmayani Putri, 30 Agu 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kolostomi adalah proses pembuatan lubang di dinding perut untuk mengeluarkan kotoran. Ketahui prosedur lengkapnya di sini.

Fungsi Kolostomi dan Prosedurnya

Jika seseorang kesulitan untuk buang air besar melalui anus, dokter dapat menganjurkan prosedur kolostomi. Kolostomi adalah prosedur pembuatan lubang atau stoma di dinding perut untuk mengeluarkan kotoran dari usus besar.

Untuk mengetahui lebih lanjut apa itu kolostomi, prosedur, dan persiapan yang harus dilakukan, baca ulasan lengkapnya berikut ini, ya!

Tujuan Operasi Kolostomi

Pembedahan colostomy dilakukan ketika pasien tidak bisa mengeluarkan kotorannya dari anus. Dengan demikian, ia perlu memiliki jalur baru untuk membuang air besar. Pemasangan kantung BAB di perut diperlukan.

Artikel Lainnya: Mengejan Terlalu Kuat Saat BAB, Ini Akibatnya!

Penyebab pasien butuh kolostomi bisa diakibatkan karena adanya cedera, penyakit, atau masalah pada sistem pencernaan, contohnya:

Kolostomi dapat dilakukan sementara ataupun permanen, tergantung kondisi usus besar pasien. Kolostomi sementara biasanya dilakukan pada infeksi yang memerlukan usus untuk beristirahat sementara.

Sedangkan, kolostomi permanen akan diperlukan ketika terjadi masalah serius atau kondisi usus tidak bisa disembuhkan, seperti kanker yang memerlukan pengangkatan rektum.

Artikel Lainnya: Mengenal Tenesmus, Keinginan Palsu untuk Buang Air Besar

Prosedur Kolostomi

Sebelum memasang kantung BAB di perut, ada persiapan yang perlu dilakukan oleh pasien, seperti pengambilan sampel darah, pemeriksaan fisik, dan menginformasikan riwayat medis.

Biasanya dokter akan meminta pasien untuk berpuasa setidaknya dua belas jam sebelum operasi. Mungkin pasien juga akan diberikan obat pencahar untuk membantu membersihkan usus.

Operasi colostomy akan dilakukan pada 1 dari 4 bagian usus besar, yakni asendens, transversal, desenden, atau sigmoid.

1. Kolostomi Transversal

Pembedahan jenis kolostomi transversal dilakukan di bagian tengah usus besar. Stoma akan dibuat pada bagian perut atas.

Stoma mungkin akan memiliki satu atau dua lubang. Stoma pertama berfungsi sebagai jalur pengeluaran tinja. Lalu, stoma kedua berfungsi untuk pengeluaran lendir yang diproduksi oleh usus besar yang sedang beristirahat.  

Jenis operasi kolostomi ini hanya bersifat sementara yang dilakukan untuk mengatasi kondisi divertikulitis, penyakit radang usus, penyumbatan di usus besar, atau cedera.

2. Kolostomi Asendens

Pembedahan ini dilakukan di sisi kanan perut dan hanya menyisakan sebagian kecil dari usus besar yang aktif. Nantinya, tinja yang keluar akan berbentuk cair dan mengandung enzim pencernaan.

Umumnya pembuatan lubang atau stoma pada kolostomi asendens hanya dilakukan ketika terjadi penyumbatan pada usus besar.

Artikel Lainnya: Ini Sebabnya Anda Buang Air Besar Setelah Makan

3. Kolostomi Desenden dan Sigmoid

Kolostomi desenden akan dilakukan di sisi kiri bawah perut. Sementara, kolostomi sigmoid biasanya terletak beberapa inci lebih rendah dari kolostomi desenden.

Biasanya tinja yang keluar akan lebih padat dan dapat diatur, karena ada lebih banyak bagian usus besar yang berfungsi.

Setelah dokter menemukan bagian yang ideal dari usus besar untuk dilakukan pembuatan lubang, prosedur akan dilanjutkan dengan pemotongan usus di area yang sesuai dan menempelkannya ke dinding perut.

Kemudian, dokter akan menanamkan cincin ke dinding perut yang bertujuan untuk menahan ujung usus besar agar tetap berada di tempatnya. Cincin ini mungkin dapat bersifat permanen atau sementara.

Langkah terakhir, dokter akan menutup luka dengan jahitan dan pasien akan dipindahkan ke ruang pemulihan.

Artikel Lainnya: Rutin Buang Air Besar Bisa Turunkan Berat Badan, Fakta atau Hoax?

Perawatan Setelah Operasi Kolostomi

Umumnya pasien harus menjalani rawat inap selama 3-7 hari setelah operasi. Apabila bersifat darurat atau mengalami komplikasi kolostomi, mungkin pasien harus tinggal lebih lama di rumah sakit.

Setelah proses operasi, pasien bisa mengisap es batu untuk menghilangkan rasa haus. Kemudian, sehari setelahnya baru bisa meminum cairan. Seiring berjalannya waktu, pasien bisa mengonsumsi cairan yang lebih kental dan makanan lunak.

Selain itu, pasien juga akan diajari cara menggunakan kantung kolostomi dan menjaga kebersihan stoma.

Penyembuhan operasi kolostomi mungkin membutuhkan waktu setidaknya enam minggu sebelum bisa beraktivitas normal kembali. 

Namun, waktu pemulihan ini bisa bergantung pada beberapa hal, misalnya apakah pasien menerima tindakan laparoskopi atau operasi terbuka.

Risiko Efek Samping Kolostomi

Hampir semua prosedur yang melibatkan pembedahan dan anestesi memiliki kemungkinan efek samping. Berikut risiko yang mungkin terjadi setelah operasi kolostomi:

  • Kerusakan pada organ perut di sekitarnya
  • Pembentukan jaringan parut di perut yang menyebabkan penyumbatan
  • Hernia parastomal
  • Penyumbatan stoma karena penumpukan makanan
  • Iritasi kulit di sekitar stoma
  • Stoma fistula atau lubang kecil yang berkembang di sebelah stoma
  • Kebocoran di sekitar kantung kolostomi

Kalau kamu ingin tanya lebih lanjut seputar kolostomi, gunakan aplikasi KlikDokter untuk tanya dokter lebih cepat dan mudah. Kamu juga bisa buat janji dokter dan booking rumah sakit dengan praktis.

(FR/JKT)

Referensi:

  • American Cancer Society. Diakses 2022. Types of Colostomies and Pouching Systems.
  • Johns Hopkins Medicine. Diakses 2022. Colostomy.
  • NHS UK. Diakses 2022. Colostomy.
  • Cleveland Clinic Amerika Serikat. Diakses 2022. Colostomy

Dokter terkait: dokter spesialis pencernaan 

Usus Besar