Gejala Abses Anus yang Perlu Anda Tahu

Pernahkah bagian bokong terutama daerah dekat anus terasa nyeri sekali? Sampai-sampai Anda merasa nyaman ketika harus duduk lama-lama dan juga berbaring. Jangan-jangan, Anda terkena abses anus. Jadi khawatir, sebaiknya harus mengecek gejala-gejalanya dulu.

Apa Itu Abses Anus?

Abses anus atau abses anal adalah suatu penyakit yang menimbulkan nyeri di area anus. Penyebabnya adalah infeksi pada kelenjar-kelenjar kecil di dinding anus yang kemudian membentuk seperti bisul.

Abses anus ditandai dengan adanya kumpulan nanah pada bagian anus atau di sekitarnya. Biasanya, infeksi dimulai dari kelenjar minyak atau rambut di daerah sekitar anus, yang kemudian membesar.

Dalam kasus tertentu, terkadang bisul bisa hilang dengan sendirinya, tetapi tak jarang juga membutuhkan perlakuan khusus seperti penggunaan antibiotik, atau operasi kecil untuk membersihkan dan membuang nanah yang terkumpul.

Abses anus yang tidak sembuh dengan sempurna dapat menimbulkan masalah lain, yaitu terbentuknya fistula. Fistula adalah sambungan seperti terowongan yang muncul akibat kumpulan nanah yang tersisa pada bisul. Pada kasus abses anus, terowongan atau fistula ini terbentuk menuju keluar kulit atau kedalam anus.

Bila komplikasi tersebut terjadi, penyembuhannya akan menjadi lebih rumit karena fistula tersebut dapat muncul berulang. Kondisi ini tentunya akan berdampak buruk bagi penderitanya.

Artikel lainya: Keremian Bisa Bikin Anus Gatal?

Mengetahui gejala-gejala abses anus sangat penting agar bisa ditangani sedini mungkin. Gejala yang perlu Anda cermati antara lain sebagai berikut ini.

1. Nyeri di Sekitar Anus

Gejala awal yang biasanya dirasakan oleh pasien adalah timbulnya rasa nyeri di sekitar anus. Nyeri yang dirasakan terkadang tajam, terutama saat sedang duduk atau buang air besar.

Biasanya, nyeri akan semakin terasa seiring dengan bertambah besarnya benjolan abses.

2. Terdapat Benjolan di Sekitar Anus

Gejala lainnya yang harus diperhatikan adalah adanya benjolan di sekitar anus. Benjolan ini biasanya baru diketahui setelah timbul rasa nyeri, tak sengaja ditemukan saat sedang buang air kecil, atau saat sedang mandi.

Benjolan yang terdapat di sekitar anus harus benar-benar dicermati apakah ukurannya membesar atau tidak. Benjolan yang semakin besar dan disertai nyeri yang intensitasnya makin bertambah merupakan indikasi abses anus.

Bila terlihat, benjolan tersebut biasanya berwarna kemerahan dengan adanya titik berwarna putih pada puncaknya. Warna putih tersebut menandakan adanya nanah di dalam benjolan.

Artikel lainya: 7 Hal Ini Bisa Bikin Anus Gatal

3. Badan Lemas dan Demam

Demam dan lemas bukan merupakan gejala pasti adanya abses anus, melainkan suatu gejala tambahan. Apabila terdapat rasa nyeri di sekitar anus, teraba adanya benjolan yang semakin membesar, lalu ditambah dengan keluhan demam dan lemas, ada kemungkinan abses tersebut makin meluas.

Ya, demam tinggi dan badan lemas merupakan gejala yang bisa muncul apabila infeksi meluas.

4. Gejala Lainnya

Gejala lain yang juga bisa muncul adalah sulit buang air besar dan sulit buang air kecil, hingga perdarahan atau keluarnya cairan dari anus.

Apabila abses anus terjadi sampai di lapisan lebih dalam dari rektum, dapat terjadi nyeri dan ketidaknyamanan di perut. Kondisi ini bisa terjadi pada penderita inflammatory bowel syndrome (IBS) atau kolitis.

Pada balita, gejala abses anus umumnya hanya berupa nyeri dan ketidaknyamanan yang menjadikanya rewel. Bisa juga ditemukan pembengkakan atau benjolan di sekitar area anus si Kecil.

Pemeriksaan fisik secara langsung oleh dokter sangat penting untuk menegakkan diagnosis abses anus. Apabila Anda mengalami setidaknya dua gejala dari yang disebutkan di atas tadi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan itu abses anus atau bukan.

Bila sudah mengalami gejala abses anus tetapi tidak segera diatasi, abses anus bisa makin meluas dan menimbulkan komplikasi berupa terbentuknya fistula. Bila itu sampai terjadi, maka penanganannya akan menjadi lebih kompleks. Bisa jadi butuh operasi dan perawatan luka serta dan mengonsumsi antibiotik dalam jangka waktu lebih lama.

(RN/AYU)